Kaskus

Female

Pengaturan

Mode Malambeta
Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

londo.046Avatar border
TS
londo.046
Mengisi Liburan Anak
Mengisi Liburan Anak

Libur telah tiba! Libur tlah tiba! Ada yang membaca sambil nyanyi? Seharusnya anda sudah punya anak, minimal satu hehe. Yah, liburan bagi anak-anak sudah tiba. Setelah libur puasa dan lebaran, anak-anak sekolah masuk liburan akhir semester. Anak saya libur sampai pertengahan Juli kayaknya. Liburan yang begitu panjang, tentu harus diisi dengan sesuatu yang bermanfaat.

Harus ada perencanaan yang jelas, apa saja kegiatan yang dilakukannya untuk mengisi waktu di luar jam sekolah. Jika tidak, saya khawatir dia akan terjebak dengan kegiatan-kegiatan yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Tahu sendiri kan zaman now, banyak sekali godaan yang kurang baik bagi perkembangan anak. Dan salah satunya adalah gadget.

Mengisi Liburan Anak

Saya bersyukur anak saya bukanlah seorang maniac gadget. Mungkin karena sedari kecil, saya sudah menjauhkannya dari pisau bermata dua itu. Iya, pengetahuan yang didapat dari gadget memang luar biasa. Namun dampak buruk dari alat itu juga tidak kalah mengerikan. Nah, anak sekecil itu kontrol terhadap hal baik dan buruk masih lemah. Jika sedari awal dia sudah merasakan nikmatnya bermain gadget, maka dia akan lupa melakukan hal lainnya.

Padahal dalam usia pertumbuhan 5-10 tahun, yang namanya bergerak, berlari, dan aktivitas lain yang berbau fisik itu penting. Pembatasan yang saya lakukan dalam penggunaan gadget, juga didukung oleh lingkungan yang juga tidak ramah terhadap penggunaan gadget. Yah, salah satu alasan saya menolak untuk tinggal di kota besar ya ini. Ingin anak tumbuh dan berkembang dengan sehat.

Mengisi Liburan Anak

Bermain bola, lari-larian, mandi di sungai, angon kambing, sampai mengejar kadal adalah kegiatan yang tidak akan bisa dia lakukan jika saya tinggal di kota. Padahal, dari kegiatan itu, semua sensor dalam tubuhnya akan dimanfatkan, dilatih dan didaya gunakan dengan maksimal. Otot-otonya akan dipaksa untuk bekerja sebagai mana mestinya. Pun dengan mentalnya, bermain dengan manusia, akan menjadikannya manusia yang sebenarnya.

Empati, simpati, kerja sama, gotong royong, saling menghormati, tidak baperan ketika diejek, mudah menyesuaikan diri, tanggung jawab, adalah out put ketika manusia berkumpul dengan manusia lainnya. Sesuatu yang tidak akan didapatkan oleh anak yang sehari-hari hanya ada di depan monitor 5" atau lebih besar. Boleh saja dia jago main mobil lejen, tapi bagaimana dengan kondisi fisik dan psikisnya? Apakah sehat?

Mengisi Liburan Anak

Boleh saja anak yang sering memantengi channel video jadi lebih pandai bagaimana cara menangkap kadal, tapi apakah dia bisa mengimplementasikannya dalam praktek? Boleh saja dia paham thropy apa saja yang sudah dimenangkan oleh CR7, tapi apakah dia kuat berlari di lapangan seperti Ronaldo? Belajar menggunakan gadget dan mencari pengetahuan dari dalamnya itu mudah, sangat mudah. Orang berusia 50 tahunan pun bisa!

Namun membentuk otot, empati, dan mental anak itu tidak bisa dimulai dari umur 50 tahun! Itulah kuncinya! Saya tidak khawatir anak saya akan ketinggalan info. Toh, info apa sih yang dibutuhkan oleh anak usia 7 tahun? Blackpink? atau Cerainya artis anu? Kan tidak. Saya yakin, ada saatnya nanti dia akan bisa menggunakan gadget.dengan benar. Kenapa? Karena dia sudah punya landasan mental yang kuat. Tidak akan mudah terpengaruh dengan konten dari gadget. Karena dia sudah tahu, kehidupan itu seperti apa.

Mengisi Liburan Anak

So, untuk liburan kali ini saya benar-benar memforsir anak-anak saya untuk beraktivitas yang full fisik. Proyek besarnya adalah penggemukan kambing yang nanti akan dia pakai untuk qurban. Jadi pagi-pagi dia harus bangun, menemani Kang Karman "ngarit" atau mencri rumput. Setelah itu dia harus membantu memberi makan kambing, dia tidak boleh pulang jika Kang Karman belum selseai bersihkan kandang kambing. Dia membantu membersihkan? Tidak! Hanya melihat saja, toh baru dua hari, dia sudah mau membantu sebisanya, hehe. Ini kan memancing, dia punya empati tidak dengan sesama yang sedang butuh bantuan.

Setelah sarapan, haram hukumnya main di rumah. Dia harus keluar rumah. Terserah mau main apa sama temannya. Ke sawah ambil singkong? Silahkan! Ngejar-ngejar layangan? Itu bagus, biar dia bisa berlari kencang dan fokus. Nonton tv di tempat tetangga? Boleh! Paling tidak dia jadi kenal dengan manusia di luar keluarganya. Siang, silahkan pulang. Makan dan istirahat. Ini yang kadang terlewat. Saking asiknya bermain. Untuk mensiasatinya gampang, terapkan saja hadiah-hukuman yang rigid dan tidak bisa dinegosiasikan. Telat pulang atau tidak pulang sama sekali, siap-siap saja kena hukuman.

Mengisi Liburan Anak

Sore mau main bola? Main PS di rentalan? Sah! Meski di rumah ada PS, balik lagi ini soal sosialisasi kok. Toh kalau duitnya habis, mereka juga akan kembali ke lapangan dan nendangin bola plastik hehe. Lepas Magrib, wajib hukumnya belajar agama sama Mbah Yai. Bukan anak saya saja, tapi nyaris semua anak kampung. Pulang ngaji, makan, baru deh kita tunjukkan kasih sayang kita. Suruh anak bercerita soal satu hari ini. Dengarkan deh, pasti lucu meski ada ngeri-ngerinya juga.

Saat momen ini, jangan pernah ragu untuk memberikan hadiah jika memang anak melakukan sesuatu yang hebat. Tanya aja apa maunya, kabulkan. Besok, pasti akan keluar lagi sesuatu yang hebat dari dirinya. Bagaimana kalau salah, atau kita mendengar dari orang anak kita salah? Tetap namanya hukuman itu ada, dan wajib hukumnya untuk dilaksanakan. Lihat, jika anak mengakui kesalahannya, mau berkata jujur, buat hukuman seringan mungkin. Dia hebat karena berani jujur.

Kalau dia mbulet, apalagi menyalahkan orang lain. Tidak ada ampun lagi, berikan dia hukuman paling berat dan tunjukkan di depan matanya, apa kesalah dia. Kejam? Tidak! Justru inilah wujud kasih sayang kita pada anak. Membiarkan anak yang salah adalah kekejaman yang sebenarnya.

Well, sadis ya cara saya mendidik anak? Silahkan menilai seperti itu. Tapi saya meyakini, inilah metode paling bagus untuk menjadikan anak seorang yang kuat di masa depan. Ya kuat mentalnya, ya kuat sikap kepribadiannya, ya kuat fisiknya. Ingat dunia itu keras, kalau kita tidak lebih keras, jadi abu kita. Salam Damai.



Merdeka!


Sumber Gambar : sini, sini, sini, sini, sini
liee
anggita.bayu
tata604
tata604 dan 10 lainnya memberi reputasi
9
3.9K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Kids & Parenting
Kids & Parenting
KASKUS Official
4.2KThread5.5KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.