Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

royani1975Avatar border
TS
royani1975
ALASAN AKU BERPOLIGAMI
Kumpulan Cerpen Bulan Juni 2019

ALASAN AKU BERPOLIGAMI

ALASAN AKU BERPOLIGAMI

BY : ROYYANI ERLANGGA

Sejenak, tolong dengarkan kisahku wahai wanita di seluruh dunia. Ketika sebuah kata yang bagi kalian begitu amat menakutkan di hati, pernahkah sedikit saja untuk berpikir. Mengenai alasan mendasar mengapa peristiwa itu terjadi pada kehidupan Anda?

Ya, apalagi jika bukan tentang ‘’POLIGAMI’’. Di mana di mata kalian, kami para lelaki adalah orang-orang kejam tak punya perasaan dan tak bertanggung jawab. Mau menang sendiri juga egois!

Tapi apakah kalian bersedia meluangkan waktu sebentar membaca kisahku ini? Tolong, bacalah dengan tuntas cerita yang kubagikan ini. Jangan menghakimi dulu. Cobalah pahami permasalahannya. Apa sikapmu jika peristiwa tersebut benar-benar kalian alami?

Beberapa tahun yang lalu, aku tergila-gila dengan dirinya. Bukan saja soal kecantikan dan pesona ragawi yang dimiliki. Kelembutan dan kesantunan juga paham agama yang dimilikilah, yang menjadikanku begitu sangat terpesona. Selain itu dia juga ternyata bukan gadis sembarangan.

Dia anak seorang konglomerat kaya dan juga berpendidikan tinggi. Dan justru yang membuat aku semakin kagum padanya adalah ternyata kedua orang tuanya merestui hubungan kami berdua. Hingga terjadilah pernikahan indah itu.

Kalian mungkin berpikir aku pria paling beruntung di dunia. Memiliki istri yang tidak hanya cantik dan rupawan, tapi sekaligus juga sangat kaya raya dengan kekayaan berlimpah. Hidup terasa benar-benar berada di surga.

Memang benar kenyataannya. Apalah artinya diriku saat itu. Hanya pegawai rendahan yang sering disindir semua teman kantor. Cuma bermodal tampang tampan, menggaet gadis kaya.

Ucapan mereka tentu saja menggerogoti harga diriku sebagai lelaki. Mereka pikir aku sama seperti pemuda lain. Yang suka malas-malasan dalam berkerja, hanya mengandalkan keindahan fisik?

Realitanya aku bukan pria demikian. Harus kuakui aku bukan terlahir dari keluarga kaya. Namun meski demikian, melalui jerih kerja kerasnya kedua orang tua berhasil menguliahkanku hingga bisa sampai di kantor ini. Dan itu bukan perjuangan biasa yang bisa diremehkan oleh siapapun sampai kapanpun juga.

Meski aku sering dicibir oleh sesama rekanku di sana, pada kenyataannya merekapun harus mengakui kemampuan yang kumiliki. Berkat kedua orang tuaku, aku sukses seperti sekarang. Mempunyai pekerjaan prestisius sekaligus mengagumkan.

Sejak saat itu aku berkerja dengan sungguh-sungguh. Mendedikasikan seluruh ilmu yang aku miliki pada saat masih kuliah dulu. Hingga nasib berkata lain.

Pada sebuah kesempatan, aku berjumpa dengan dirinya yang ternyata anak bosku sendiri. Kami saling tertarik dan jatuh cinta. Hingga pada akhirnya menikah.

Lalu kisah pilu datang menjelang usia pernikahanku yang menginjak angka 5. Tepat pada saat ia mengandung putri kami yang kedua yang sekarang sudah berusia remaja.

Awalnya aku menganggapnya biasa saja. Pengaruh ibu hamil yang kadang suka berbuat aneh. Akupun menanggapinya dengan wajar saat itu.

Suatu pagi, aku sangat terkejut sekali dengan perubahan yang ditunjukkan. Ya, aku memang punya tanggung jawab sangat besar, sejak perusahaan papanya dilimpahkan kepadaku untuk kukelola. Sementara dia sendiri memilih melepaskan pendidikannya di luar negeri, demi mengabdi dan melayaniku sebagai istri dan juga ibu bagi anak-anakku.

Maka sejak itu secara otomatis kebersamaanku dengan dia dan anak-anak di rumah semakin berkurang. Kuakui dia wanita soleha. Aku sangat berterima kasih atas segala pengabdiannya tersebut.

Tapi memang hidup tidak akan pernah sempurna sebelum melewati ujian di dalamnya. Seberapa hebat kita, akan tetap diuji oleh masalah yang menerpa. Seperti juga dengan aku saat itu.

Bulan tinggal separuh di atas langit hitam. Jalanan juga sudah mulai sepi. Meeting yang kulakukan dengan seorang klien berakhir sukses dengan bantuan Nina, asistenku di kantor. Hingga larut malam kesepakatan kontrak kerjasama dengan perusahaan asing itu baru selesai.

Aku sangat senang dan bergembira sekali. Membayangkan perusahaan yang aku pimpin akan semakin maju dan terkenal di kancah Internasional. Dan memang benar saja, perusahaan orang tuanya sukses melanglang buwana melalui ide-ide brillianku.

Sekadar kalian tahu, perusahaan itu pada saat dilimpahkan kepadaku sedang mengalami krisis berat. Tersandung banyak masalah karena saudara iparku. Kakak kandung istriku berbuat curang. Cita-citanya yang ingin menguasai perusahaan papanya, gagal total.
Diam-diam tanpa sepengetahuan mertuaku, dia menjalankan strategi licik. Merayu oran tua itu hingga mau menuruti kemauannya. Tidak tahu bisnis, tapi ceroboh mengikat kontrak dengan orang asing.

Akibatnya, perusahaan merugi. Beruntungnya dengan kemampuan yang kumiliki aku berhasil mengatasinya. Papanya sangat syok saat itu, sebab perusahaan sudah hampir saja dinyatakan pailit oleh pihak bank dan akan disita seluruh asset yang mereka miliki.

Di tanganku, perusahaan tersebut selamat. Tapi meski demikian, kerja kerasku tetap tidak dihargai oleh iparku. Bisa kalian bayangkan, sejak saat itu antara aku dan dia bersitegang tak pernah akur. Di setiap kesempatan, dirinya selalu berusaha menjatuhkan harga diriku. Menghina di sembarang tempat.

Terkadang sampai harus membuatku malu. Ingin kukatakan pada istriku, tapi aku tak pernah punya keberanian saat itu. Akhirnya aku menelan mentah-mentah dalam hati semua cacian sampah yang ditujukan padaku.

***

‘’Baru pulang, Pa?’’ selidik istriku dengan perut yang sudah mulai membuncit.

‘’Iya, Ma. Kesepakatan itu baru selesai tadi dan papa langsung pulang.’’ Aku menjawabnya setengah malas karena badanku sangat lelah dan mengantuk. Tubuhku langsung kujatuhkan di kasur dan tak ingat lagi apa yang dilakukan.

Esok paginya kudapati dia diam di meja makan. Wajahnya muram tak sepatah katapun dia keluarkan. Iseng kutanya ada masalah apa. Dia tak menjawab melainkan langsung pergi ke dalam kamar tampak mengambil sesuatu.

Sekembalinya dia menyodorkan jas yang kukenakan semalam.

‘’Ada yang aneh dengan baju ini?’’ tanyaku sembari membolak-balik baju berwarna biru dongker tersebut.

‘’Cari sendiri dan setelah itu jelaskan ke Mama secara jujur.’’ Ujarnya sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. Sikapnya dingin dengan muka datar.

Sesaat kuperhatikan setiap inchi dari kain itu. Sampai mataku tertumbuk pada bagian lengan atas sebelah kiri. Ada noda lipstik dan semburat parfum milik Nina.

Ya, Tuhan! Dadaku langsung berubah berdegub kencang. Teringat peristiwa semalam. Tapi bagaimana mungkin dia akan percaya bila kujelaskan semua ini?

Namun demi mereda kesalahpahaman, kucoba menjelaskan yang terjadi. Bahwa sebelum keluar ruangan meeting, tubuh Nina terpeleset akan jatuh dan langsung menubrukku. Di mana belakangan kuketahui itu salah satu trik liciknya untuk mendekatiku.

‘’Bisa kupercaya kata-kata Papa?’’ matanya menatap tajam ke arahku.

Aku mengangguk, mencoba meraih tangannya dan menggenggam erat. Aku tahu hatinya masih memuat curiga. Tapi sumpah demi Tuhan, aku tak melakukan apapun seperti yang dia pikirkan saat itu.

Namun Tuhan mungkin ingin mengujiku. Rupanya insiden itu terulang kembali dengan bawahanku yang lain. Ya, kamu harus tahu bahwa dalam hidup kadang-kadang orang dungu tapi jujur seringkali menjadi korban ketidak-adilan hidup. Begitupun yang terjadi denganku.

Jujur harus kuakui, sebab kesempurnaan fisikku tak jarang kaum Hawa yang kutemui banyak yang tergila-gila padaku. Tidak para pegawai perempuanku seperti Nina tadi, ataupun wanita-wanita yang menjadi relasi bisnis perusahaan mertuaku.

Tapi tak satupun kutanggapi. Bagiku, dia wanita sempurna yang Tuhan berikan untukku dan aku sangat mencintainya. Meski bila bicara kekurangan dia juga punya, sama seperti yang lain termasuk aku.

Akan tetapi walau demikian tak sedetikpun terlintas di pikiran untuk pergi meninggalkan demi wanita lain. Apalagi sampai menceraikannya gegara perempuan baru.

Tapi rupanya seperti yang sudah kukatakan, kesempurnaan iman manusia tak akan pernah didapat sebelum melewati rintangan dan ujian hidup. Asal kalian tahu, semenjak peristiwa dengan Nina dulu, istriku mulai berubah perangai.

Dia yang dulu sangat santun lembut dan santun, kini berubah kasar dan egois. Sikapnya curiga dan mulai memupuk sifat cemburu di hati secara membabi buta. Apa dan siapa saja yang dia temui sekiranya mengganggu pikirannya, dengan cekatan ia berusaha mengenyahkannya dari pandangan matanya.

Kegiatan apapun yang kulakukan, baik saat di kantor ataupun olahraga tennis kesukaanku di klub olahraga pada saat hari libur, selalu dia pantau. Semua para pegawai wanitaku di kantor, termasuk bakal klien wanitaku, taka da yang luput ia selidiki.

Aku merasa benar-benar sudah tidak bebas lagi. Bila kuajukan protes, selalu yang dia ungkit tentang perusahaan papanya yang telah kupimpin. Dia melupakan sesuatu pada saat mengungkit-ungkit kebaikan orang tuanya.

Dia lupa bagaimana awal perusahaan yang kupimpin tadi mengalami kolab, akibat ulah licik kakak kandung lelakinya. Dia lupa bahwa memimpin perusahaan sebesar yang pernah dimiliki keluarganya tak semudah membalik telapak tangan. Dan dia juga lupa, bahwa aku di sana tidak hanya bermodal dengkul saja. Kemampuan dan kepandaianku semasa kuliah yang kudapat dari jerih payah orang tua yang menyekolahkanku, juga turut pula kukerahkan semuanya. Demi tetap eksis perusahaan orang tuanya itu.

Tapi dasar sikap amarah telah meracuni hatinya. Saat kukemukakan semua itu di hadapannya, dia juga masih saja pintar berkilah tak mau mengakui usaha orang tuaku. Bahkan dengan congkaknya ia berani menghina keadaan orang tuaku yang miskin, udik yang tinggal di kampung.

Ya, aku benar-benar merasa sudah tidak dihargai lagi sebagai seorang suami dan lelaki. Sudah tak terhitung lagi aku dibuat malu di depan semua pegawaiku dan juga pada klien wanitaku atas ulahnya. Di depan mereka, dia berani merendahkan harga diriku. Apakah ini adil menurut kalian? Perjuangan yang kuberikan untuk perusahaan itu tidak dihargainya sama sekali.

Dan itulah awal bencana selanjutnya. Pertengkaran demi pertengkaran yang terjadi, pemicu alasan ketidak-percayaannya kepadaku. Pelan-pelan menjauhkan rasa cintaku padanya. Sekarang jelaskan kepadaku, cinta yang bagaimanakah yang bisa membuatmu bertahan dalam hidup menghadapi ujian, jika dirimu tidak pernah bisa mendapat kepercayaan orang yang kau cintai?

Salahkah dengan ketampanan ini, juga kepintaran yang Tuhan berikan ini untuk mengelola perusahaan sebesar itu? Berdosakah aku menjalin kerjasama bisnis dengan banyak wanita pintar yang menjadi kolega perusahaan papanya, bila pada kenyataannya perusahaan orang tuanya maju karena jalinan kerjasama itu?

Bukannya aku tidak berusaha mengatasi masalah ini. Kala itu aku sudah berusaha mati-matian mempertahankan pernikahanku dengannya. Alasannya cuma satu. Yakni dua putriku yang masih kecil dan sangat membutuhkan kehadiran kedua orang tuanya.

Tapi memang takdir perjodohanku dengannya harus berkata lain. Tepat di hitungan ke-13 perkimpoianku, semua harus kuserahkan di meja pengadilan. Ya, aku berpisah dengan dia, wanita yang kuharapkan bisa menemaniku di hari tua terpaksa harus sampai di sini perjodohanku dengannya.

Bisa kau bayangkan betapa hancurnya hatiku saat itu. Jangan pernah berpikir bahwa imbas sebuah perceraian hanya dialami oleh pihak perempuan saja. Aku sebagai lelaki merasakan semuanya.

Dan demi kedua putri kecil kami, apa-apa yang pernah kuperjuangkan dulu kutinggalkan semua. Aku pergi dari rumah tanpa secuil barang apapun di tangan. Hanya beberapa baju ganti saja yang kubawa, sementara yang lain kutinggalkan. Untuknya dan juga anak-anak, sebab hak asuh jatuh ke tangannya.

Meski demikian, tak sekalipun kulupakan tanggung jawabku sebagai seorang ayah. Setiap bulan, rutin kusisihkan pendapatanku mereka. Tetap kupastikan, perpisahan kedua orang tuanya tidak mempengaruhi hubungan kami.

Lima tahun berselang, setelah berusaha berkerja keras mengembalikan harga diriku yang sempat terkoyak. Sesudah kudapati kemapanan kehidupan finansialku, tiba-tiba Tuhan mempertemukan aku pada seorang gadis yang sekarang menjadi istriku. Adakah yang salah dengan semua ini?

Dan kami berdua tengah menanti kehadiran seorang anak, yang menurut prediksi dokter besar kemunginan berjenis kelamin perempuan. Tinggal menunggu hari, datangnya hari indah itu sampai suatu momen yang tak pernah kuduga sebelumnya terjadi.

Di suatu senja yang eksotis di tepi pantai, tempat dulu aku menghabiskan kebersamaan dengan seluruh dua putri kecilku dan dia, sesuatu tengah ditulis Tuhan. Dengan mata basah memerah, dia bersujud memintaku menikahinya kembali, demi permintaan dua malaikatku yang ingin terus bersamaku

Dia tidak peduli, meski ia tahu aku sekarang sudah menikah dan tengah menantikan seorang bayi. Terang-terangan ia bersedia kupoligami. Demi dua putrinya, ia sudah tidak mementingkan lagi perasaannya.

Menurut pengakuannya, semenjak kepergianku saat itu ia merasa sangat menyesal. Dia berkata bahwa aku satu-satunya lelaki paling baik di seluruh dunia yang pernah ia temui. Sejak berpisah, dia belum menikah lagi.

Alasannya banyak. Di mana salah satu di antaranya mengenai keberadaan dua anak putriku yang sudah meremaja, juga harta warisan yang ditinggalkan orang tuanya yang dulu aku kelola. Takut bertemu lelaki tak baik-- memanfaatkan dirinya, hartanya juga kedua anak gadis kami.

Dia tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk menimpa mereka. Seperti kisah yang kerapkali terjadi, di mana ada seorang ayah tiri berbuat tidak senonoh pada anak gadis bawaan istri, saat sudah menikahi ibunya.

Sontak aku bingung mendengar permintaannya. Terlebih juga jawaban yang kudengar dari istriku yang sekarang, bahwa ternyata ia juga rela kupoligami.

Mungkin kalian pikir aku laki-laki egois. Tapi bisakah kalian memahami perasaan istriku yang sekarang? Meski kunikahi secara sah, keberadaan anak sampai kapanpun tidak akan pernah bisa memutus jalinan silaturahhim kedua orang tuanya, sekalipun telah lama berpisah.

Bisa jadi itu alasan istriku yang sekarang yang merelakanku, menikahi istriku terdahulu. Bahwa sekuat apapun dia menolak, keberadaannya tak bisa kuhilangkan dalam kehidupanku. Jadi dirinya memilih mengalah, merelakan berbagi suami.

Kini dalam kebersamaanku dengan mereka, aku berharap mudah-mudahan kelak semua nasib anak gadisku tidak akan pernah mengalami kasus cinta sepelik ini. Ya, semoga!

JEPARA, MEDIO JUNI 2019
Diubah oleh royani1975 18-06-2019 04:44
alizazet
hvzalf
Khadafi05
Khadafi05 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
2.9K
15
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43.1KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.