Kepolisian menyebut mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen berperan dalam rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional dan seorang pimpinan lembaga survei.
"Peran tersangka KZ adalah memberikan TO (target operasi) yang akan dieksekusi, yaitu empat tokoh nasional dan satu orang pimpinan lembaga survei," kata Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP, Ade Ary Syam Indradi, dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Selasa (11/6).
Keempat tokoh nasional yang dimaksud meliputi adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto; Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan; Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, serta Staf Khusus Presiden Bidang Intelijen dan Keamanan Gories Mere.
Adapun pimpinan lembaga survei yang dijadikan target adalah Yunarto Wijaya.
Dalam kasus rencana pembunuhan terhadap empat tokoh nasional, kepolisian sebelumnya telah menangkap enam tersangka berinisial HK, AZ, TJ, AD, IF dan AF.
AKBP Ade Ary Syam Indradi menuturkan, Kivlan Zen memberi perintah kepada tersangka HK alias I dan AZ untuk mencari eksekutor pembunuhan.
Kivlan juga disebut memberikan uang Rp150 juta kepada HK alias I untuk membeli beberapa pucuk senjata api.
Dalam rekaman video yang ditayangkan dalam jumpa pers, HK dan TJ menuturkan peran Kivlan.
"Saya dapat perintah dari Kivlan Zen untuk menjadi eksekutor penembakan Wiranto, Luhut, Budi Gunawan, dan Goris Mere. Senjata api saya dapat dari Iwan (HR)," kata TJ.
Adapun HK alias Iwan, yang diamankan polisi pada 21 Mei lalu, menuturkan dirinya dihubungi Kivlan untuk datang ke Kelapa Gading, Jakarta Utara.
"Saya diberi uang Rp150 juta untuk beli senjata laras pendek dua pucuk dan laras pendek. Uang dalam bentuk dolar Singapura," ujar HK.
Menurut HK, kelompoknya diberi uang operasional untuk melakukan survei ke alamat yang disertai foto target operasi.
"Pak Kivlan menunjukkan alamat dan foto. Coba kamu cek alamat ini. Beliau bilang saya kasih uang operasional lima juta," tutur HK.