Hai, kenalkan. Nama saya Aan. Aan Nursiandi Panahan. Peranakan Padang dan Betawi. Kalian bisa tebak lah bagaimana rupa saya ini. Tidak tampan, banyak kekurangan. Berkulit putih, bermata coklat, berambut hitam. Tapi dengan sedikit kebaikan Allah, saya masih diberi kelebihan. Masih diberi kesempatan bernafas untuk menjajal pelbagai hal yang ada di dunia ini. Bapak saya hanya seorang pedagang. Pedagang roti keliling yang untungnya tidak seberapa. Ibu saya kemarin bekerja. Menjabat sebagai Pekerja Harian Lepas di perusahaan kue kering khas yang identik dengan Hari Raya Lebaran. Tapi sebab penyakit Radang Otot yang dia derita, menjadi alasan kenapa sekarang beliau diberhentikan dan memilih untuk menjalani perannya sebagai Ibu Rumah Tangga saja. Mengurus pekerjaan rumah tangga. Serta mengurus anak-anaknya. Mengurus 2 anak perempuan dan 2 anak laki yang salah satunya adalah saya.

Di rumah yang begitu ramai tersebut saya selalu merasa sendiri. Kalian pernah merasa sendiri? Atau terpuruk? Mungkin sebagian besar pernah merasakan tingkat kebosanan yang sedemikian rupa. Tapi tidak tau dengan bagaimana cara kalian untuk terhibur. Kalau pelarian saya hanya kepada game online. Lagi berkumpul, game online. Lagi buang air, game online. Lagi makan, ya afk dulu. Heran. Terkadang saya merasa kesepian. Di umur yang seharusnya sudah mulai memikirkan pernikahan, saya masih juga tidak punya pasangan. Realita, terlintas benak saya juga butuh kehangatan dan perhatian. Suatu perhatian yang bukan berasal dari orang tua. Dan kehangatan yang bisa mengisi hati. Ada hasrat ingin memulai pacaran, tapi entah. Ada satu alasan pula yang tidak bisa dijelaskan. Menghancurkan keinginan tersebut, lalu memilih untuk menyendiri lagi. Tapi memang, kita tidak tau bagaimana nanti. Allah selalu punya cara untuk mempertemukan orang dengan orang dengan cara yang tidak masuk akal. Lalu memisahkan kembali mereka sabagai hal dari masa lalu. Ya, perasaan saat ini yang kira-kira mungkin mudah dijabarkannya seperti itu.