Suasana Jakarta menjelang perayaan Idul Fitri 2019 kali ini terasa nyaman dan memanjakan penduduknya. Jalan-jalan ibukota yang biasanya terasa sesak, padat dan macet dimana-mana, kini tak nampak lagi. Akhirnya kota Jakarta mampu menjadi kota yang layak huni dan terasa manusiawi. Permasalahan kemacetan transportasi yang selama ini menjadi permasalahan yang selalu menghantui, tiba-tiba seperti teratasi secara tuntas dan paripurna. Semua jalan-jalan terasa nyaman dilalui oleh bermacam jenis kendaraan yang dimiliki oleh masyarakat DKI dan orang-orang yang berkunjung.

Seperti yang dilansir detikcom (02/06/2019), atau H-2 Lebaran, sejumlah ruas jalan di Jakarta terpantau sepi. Padahal biasanya jalan tersebut padat oleh lalu lalang kendaraan yang sangat padat.

Pada malam lebaran, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan nampao terus bekerja. Ia berkeliling Jakarta meninjau jalannya malam takbiran di Ibu Kota. Menggunakan mobil Dishub, ia pun menyapa warganya.

Di sepanjang jalan itu pula tampak warga yang meluber hingga ke jalan ikut merayakan acara malam takbiran.

Tidak seperti gubernur sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengizinkan kegiatan takbir keliling di Ibu Kota. Anies bahkan ikut melakukan takbir keliling di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dengan mengendarai mobil pikap milik Dinas Perhubungan DKI. Anies berdiri di bak mobil tersebut. Mobil yang ditumpangi Anies kemudian berjalan perlahan.

Banyak warga yang tampak sangat antusias hadir bertakbiran untuk bersalaman dengan Gubernur DKI Jakarta itu.

Menjawab alasan mengapa ia mengijinkan takbir keliling tersebut, Anies kemudian mengungkapkan alasan mengapa takbir keliling diizinkan. Eks Mendikbud itu menyebut takbir keliling diizinkan agar warga merasa berada di rumah sendiri serta bisa menjalankan tradisi.

Lalu lintas yang lengang, suasana yang tenang menjadikan Jakarta mampu menjadi kota yang nyaman dan manusiawi.

Yang jelas suasana Jakarta sejak beberapa hari menjelang idul fitri ini terasa nyaman dan tentram. Apakah suasana ini merupakan buah dari kerja keras yang telah dilakukan Anis? Atau hanya merupakan dampak dari banyaknya warga DKI yang mudik ke kampung halaman?

Tantangannya adalah jika Anis mampu memperahankan suasana DKI Jakarta tetap nyaman hingga setelah lebaran Idul Fitri nanti, boleh jadi suasana inj bisa diklaim sebagai hasil kerja beliau.

Jika ternyata beberapa hari setelah Idul Fitri nanti suasana kembali carut-marut, berarti situasi sekarang bukanlah hasil kerja Anis.

sumur