Kata orang sih, zaman kita ini zamannya kaum millenial. Sering banget istilah-istilah penyebutan kaum millenial digaungkan di tv seperti "emak-emak millenial" yang konon katanya lebih kritis, apalagi kalau harga cabe naik, ga bisa nyambel deh. Ada juga yang bilang emak-emak millenial itu kepo akut, he he he. Kepo dengan hal-hal sosial di sekitarnya.



Tapi, apa sih kaum milenial itu? Sering dengar kan di tv? Ngerti ga artinya? Ya udah, demi mempersingkat waktu, dalam bahasa sederhananya kaum millennial adalah kaum yang dkit-dikit gadget atau gawai. Contohnya, mau makan aja kayanya tangan gatel kalo ga ambil gadget lalu pesen melalui go food.

Mau jalan-jalan tanpa repot nyetir? Ya ambil gawai/gadget lalu order gojeg atau enggak gocar. Jangankan itu, mau bangun buat sahur aja harus pasang alarm jam 3 subuh walau banyak juga faktanya tetap bangun kesiangan dan pada akhirnya puasa ramadhan tanpa sahur….lemezzzz deh.


Nah, apa saja sih yang menjadi ciri dasar kaum millennial? Coba cek, siapa tahu diantaranya ada pada diri ane dan agan sista semesta alam. Yuk check it out…

Pertama, sharing

Kalau kata pepatah barat, sharing is caring. Bener ga sih sharing is caring? Ga semua sharing is caring ya, kadang-kadang sharing is iseng or sharing is new habbit in this new world. Coba, kita flash back ke masa dahulu, zaman ketika nenek moyang, dimana saat itu belum ada yang namanya gadget. Sebelum makan pasti berdoa terlebih dahulu. Zaman millennial sekarang ini, sebelum makan poto dulu makanannya lalu sharing deh di medsos. Iya enggak? Setelah di sharing, dimakan enggak tuh makanannya? Bisa dimakan bisa enggak.

Berbicara soal sharing, apa sih tujuan kaum millenial dikit-dikit posting dan sharing. Bête dikit posting lalu sharing, ada masalah posting lalu sharing, happy dikit posting lalu sharing. Ah pokoknya, apapun itu peristiwanya, senang, sedih, biasa aja, pasti deh posting lalu sharing. Nih, bagi kaum millennial sharing itu tujuannya:

1• Ngiklan. Pernah dengar istilah soft selling? Ya itu, ngiklan tapi berasa lagi curhat, curcol,lagi cerita biar pembaca millennial tidak bosan dan pada akhirnya closing duehhh… banjir orderan.

2• Membutuhkan pengakuan. Pernah ga sih buka fb lalu muka dia lagi, dia lagi yang mejeng di fb kita. Udah gitu ft close up gede banget dan berbagai pose. Tiap hari pula. Cantik sih, ganteng sih, tapi lama-lama jadi bosen juga karena pemandang di fb kita ga ganti-ganti. Apakah orang-orang seperti ini ingin dipuji kecantikannya, ketampanannya, kekayaannya, dll?

3• No! Menurut ilmu psikologi orang-orang seperti ini membutuhkan pengakuan. Lagi, menurut pakarnya dalam beberapa riset, orang-orang yang aktif dalam medsos seperti ini pada kenyataannya “biasanya” pendiam. Ada lagi nih,menurut penelitian lagi, bahwa seseorang yang over confidence merasa sangat rupawan, super tampan, super keren, dll dan secara lisan mengakuinya, dari dasar lubuk hatinya dia meresa depresi. Jadi, istilahnya kompensasi dari depresi yang terpendam itu dia menjadi super duper confidence, merasa sangat cantik, sangat tampan, sangat keren dan sangat-sangat yang lainnya.

4• Narsistik. Ini nih yang bahaya. Narsistik adalah obsesi yang berlebihan pada diri sendiri. Selfi bisa saja menjadi salah satu dari perilaku narsistik. Narsis diambil dari nama seorang Yunani bernama Narcissus yang terobsesi dengan dirinya sendiri, mengangumi dirinya sendiri secara berlebihan dan senantiasa bercermin dan terkagum-kagum pada bayangan dirinya sendiri di air. Ia meninggal dunia karena jatuh tercebur dalam air. Tuh makanya kalo ngaca di kamar pake cermin, jangan di tepi danau.

5• Eksistensi. Seperti yang agan sista tahu sendiri, Indonesia, Negara tercinta kita sedang musim hujan. Banjir air udah menjadi hal lumrah di dunia nyata, apalagi musim hujan. Nah, kalau di dunia maya, ga ada yang namanya banjir air karena adanya banjir like. He he he… demi eksistensi, sering lupa waktu saking sibuknya memikirkan angel poto yang bikin muka kita jadi “cling kinclong” , baju keren yang lagi in, sampai lupa makan malah. Demi apa sih semua itu? Ga jarang juga, demi banjir like.

Iseng. Yah, ada juga ya orang-orang yang iseng posting di medsos. Namun demikian, orang-orang seperti ini biasanya ga akan berlarut-larut memikirkan angel poto atau apapun. Pokoknya, apapun yang diposting ya apa adanya dan tidak sesering orang yang memang punya tujuan lain dalam memposting. Mau muka jelek, mau baru bangun tidur posting aja tanpa filter.

Ada kalanya seseorang yang posting foto di medsos adalah kalangan orang-orang yang lagi refreshing. Nyoba-nyoba membunuh rasa lelah, bosan dan butuh hiburan dengan posting foto di medsos yang tujuannya just for refreshing. Ini bisa juga disebut iseng ya…

Kedua, caring

Kenapa caring? Karena rasa perduli adalah bagian dari sifat social manusia. Masih ingat pelajaran PMP bacanya pe em pe, bahwa manusia adalah makhluk social. Kalau agan sista sering lihat postingan di medsos tentang anak hilang, orang yang membutuhkan dana buat oprasi, kasus penculikan dan lainnya, itu ditujukan sebagai rasa perduli alias caring. Demi rasa kemanusian, maka banyak juga para kaum millennial sharing hal-hal yang berbau social karena terketuk hati nuraninya. This is what is called sharing is caring.

Ketiga, multitasking

Nah , ini nih yang paling sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Siapa yang penah nyoba masak sambil balas pesan whatsap? Hati-hati salah masukin garam. Niatnya masukin garam ke dalam masakan, malah masukin hape. Aktivitas yang tinggi membuat kaum millennial terbiasa melakukan segalanya dalam waktu yang sama. Apalagi emak-emak millennial, mahir banget nidurin bayi sambil jualan online. Nyetir motor aja bisa sambil nelpon. Tapi jangan coba-coba ngobrol sama orang sambil sibuk sama gadget/gawai karena akan terkesan tidak menghargai dan menyinggung perasaan orang yang mengajak kita berbincang.