Assalamualaikum Agan-Sista semuanya. Ane mau ngucapin Taqoballallahu Minna Wa Minkum. Taqobbal Yaa Kariim. Minal Aidzin Wal Faidzin, mohon maaf lahir dan batin.

Kalau ane buat salah, setulus hati mohon dimaafkan. Kita kosong-kosong terus selamanya, ya, Gan. Yihaaa.

Kalau mendengar atau membaca kata mudik, jujur aja ane jadi iri hati.

Anak rantau pada pulang ke kampung halaman masing-masing, membawa kebahagiaan berupa cerita setahun di tanah rantau dan sedikit oleh-oleh buat orang tua yang sudah menanti.

Alhamdulillah, jodoh ane orang kota Surabaya. Sementara ane sendiri juga tinggalnya di Surabaya. Kami beda kecamatan doang. Ane di Rungkut, sementara Habibi di Pagesangan.

Jadi saban hari raya, ane bersama pasukan akan mengunjungi Ibu mertua di Pagesangan. Setelah menjalankan sholat Idul Fitri di Masjid Al-Muslimun Rungkut.



Alhamdulillah kedua orang tua ane masih lengkap. Emak dan Bapak sehat bahagia di usia mereka yang menjelang senja. Emak cuma punya dua orang anak saja, ane dan adik laki-laki seorang. Jadi kedua anak Emak nggak boleh kemana-mana. Dikekepin erat sama Emak, disuruh menemani sampai ajal menjemput.



Ane dan adik sepakat merawat mereka, Gan-Sis. Emak dan Bapak, merekalah harta kami yang paling berharga dan nggak bisa ditukar dengan apapun.

Kami bersama menuju masjid untuk beribadah. Sangat bersyukur karena masih diberi umur untuk merayakan hari kemenangan.

Setelah itu kami saling bermaafan, sungkem kepada orang tua, memohon ridho mereka, meminta doa mereka dan berpelukan dengan derai air mata.

Moment lebaran memang selalu menyisakan tangis bahagia.

Setelah selesai acara keluarga, kami keliling kampung silaturahim ke rumah tetangga dan tetua kampung saling bersalaman, mengikhlaskan semua kesalahan dan berbagi amplop lebaran.

Sebelum berkunjung, narsis dulu, dong. Hahaha.




Setelah selesai keliling kampung, semua penghuni rumah belakang Apartemen Menara Rungkut berangkat bareng ke Pagesangan. Mau sungkem-sungkem ke rumah mertua sekalian nagih THR buat anak-anak.

Plak! Menantu nakal! Bukannya kasi subsidi bumer malah bawa trio krucil buat malakin. Mantap dah per anak dapat angpao biru.

Ntar Paksu bagian tombokin, dia wajib kasi amplop tebel ke Emaknya. Hahaha.

Setibanya di rumah Bumer, anak-anak langsung menyerbu jajannya. Senang sekali melihat mereka ceria bersama para neneknya.

Jam sebelas siang kami pulang, karena Ibu Mertua ada acara bersama sepupunya. Meskipun sudah sepuh, Ibu Mertua sangat sehat dan lincah.



Ane beserta keluarga dan Emak Bapak pamit pulang mau kembali ke Rungkut.

Waktu nyampe di Soto Ayam Lamongan Pak Idhoh dekatnya SD Al-Hikmah mampirlah kita buat makan siang. Pake amplopnya adek Agha buat bayar. Hahaha.

Alhamdulillah anak-anak seneng banget. Mereka makan dengan lahab.

Emak beraksi sok kenal sok dekat sama penjual sotonya.

"Sotone enak, Pak. Rasanya hampir mirip sama soto Pak Slamet yang jualan di terminal Rungkut." Jurus rayuan Emak keluar.

"Leres to, Buk? Apa pean kenal Pak Slamet?" Si Bapak menjawab, wajahnya berbinar.

"Kenal, Pak. Soto langganan kulo niku paling enak se-Rungkut. Kulo jualan nasi jagung di pasar pinggir kali."

"Pak Slamet itu adikku nomor tujuh, Buk."

"E ... Jabang bayik!"

Dan terjadilah percakapan si Bapak curhat tentang keluarganya. Emak menanggapi dengan antusias kek teman lama. Mereka ngecebret seru sampai hidangan anak-anak ludes tak tersisa.

Haha hihi gitu.

Hasilnya apa?

Emak dibawain oleh-oleh soto ayam dua bungkus! Pas dimasukin panci wuah penuh banget.



Wuaaa rezeki Emak Soliha.

Tau aja tadi cuman masak tumis sawi doang.

Emak emang keren kemana-mana.

Peluk Emak sayang.

Lebaran ini begitu menawan. Kenangan indah yang nggak akan pernah terlupakan.

Emak, Bapak, selalu bahagia, nggih. Doa tulus selalu menyertai setiap tarikan napas.