Tak Larang Takbir Keliling, Anies: Jangan Sampai Warga seakan di Tanah Asing

Beranda

...

Berita dan Politik
Tak Larang Takbir Keliling, Anies: Jangan Sampai Warga seakan di Tanah Asing

awanbiru308

06-06-2019 04:00

Tak Larang Takbir Keliling, Anies: Jangan Sampai Warga seakan di Tanah Asing

Selasa, 04 Juni 2019 - 23:33 WIB

JAKARTA, iNews.id, – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisi malam Lebaran 1440 Hijriah dengan mengunjungi Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) KS Tubun, Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (4/6/2019). Bersama penghuni dan warga sekitar, Anies bersemangat mengikuti kegiatan takbiran.

Mengenakan busana muslim warna abu-abu dan peci hitam, Anies dalam kesempatan itu menuturkan alasannya tidak melarang kegiatan takbir keliling bagi warga Jakarta. Menurut dia, takbir keliling merupakan tradisi rakyat Indonesia.

"Takbiran, bertakbir sepanjang malam itu sudah disunnahkan. Kita di Indonesia punya kebiasaan untuk mengadakan takbir keliling, ini sebuah tradisi yang dulunya kita menggunakan obor keliling kampung karena waktu itu belum ada lampu. Ini merayakan malam kemenangan," kata Anies.

Dia berharap Jakarta bisa menjadi rumah bagi setiap warga yang tinggal di dalamnya. Karena itu, Pemprov DKI tidak melarang kegiatan takbir keliling. Mereka yang melaksanakan hanya diminta memastikan keamanan Ibu Kota tetap terjaga.

"Kita mengizinkan kegiatan takbiran agar warga merasakan ini tanah mereka sendiri, ini rumah mereka sendiri. Jangan mereka seakan berada di tanah asing di mana mereka tidak boleh melaksanakan kebiasaannya selama ratusan tahun. Izinkan warga Jakarta menjadi tuan rumah di tanahnya sendiri dan inilah yang sekarang kita kembalikan di Jakarta," kata Anies.

Dalam kunjungan kali ini mantan Mendikbud itu didampingi oleh Wali Kota Jakarta Barat Rustam Effendi dan Wakil Wali Kota Muhammad Zen. Dari Palmerah, Anies merayakan malam takbiran Kantor Wali Kota Jakarta Timur, Jakarta Utara, dan Jakarta Selatan sekaligus menyapa warga di malam takbiran.
https://www.inews.id/news/megapolita...-asing/562741

Itulah bedanya antara seorang pemimpin yang mengerti tentang tradisi penduduk lokal dengan pemimpin yang notabene cuma seorang "jongos aseng"