Menjalani ramadan pertama setelah bersuami, tentu rasanya sangat berbeda dengan saat masih menjadi single. Ada susah, ada pula senangnya. Namun, semua itu merupakan nikmat dari Allah karena TS begitu merasakan berkahnya.


Bangun Sahur Lebih Bersemangat

Setuju gak nih, Sis, yang sudah bersuami di ramadan tahun ini, kalau saat bangun sahur, kita jadi lebih semangat buat bangun sahur?

TS sangat bersemangat meskipun mata masih mengantuk, TS paksain buat bangun supaya bisa menyiapkan menu sahur buat suami tercinta, haseekk... hehe.


Hubungan Semakin Erat dan Hangat

Bagaimana tidak, di bulan ramadan, setiap pasangan suami istri jadi semakin sering menghabiskan waktu bersama, seperti melaksanakan salat berjamaah, makan sahur dan berbuka bersama.


Ngabuburit Menjadi Aktivitas yang Menyenangkan

Sewaktu masih berpacaran, waktu untuk bertemu jadi sangat jarang. Alasannya, untuk menghindari hal-hal yang bisa mengurangi pahala berpuasa. Namun, setelah menikah, semua itu tidak berlaku lagi, Gaes karena kita sudah saaahh ... wkwk.

Ngabuburit, berkeliling mencari makanan untuk berbuka dengan naik motor sambil memeluk pinggang suami dengan erat, bercerita dan bersenda gurau adalah hal yang sangat menyenangkan.


Berbelanja Jadi Ajang Hiburan

Berbelanja di sini, bukan dalam artian beli baju, tas atau sepatu cantik ya, Sis tapi belanja yang dimaksud adalah belanja kebutuhan dapur atau sehari-hari.

Dalam seminggu, TS dan suami bisa 1 sampai 2 kali berbelanja, baik itu di pasar tradisional, minimarket atau di supermarket. TS sangat suka berbelanja karena belanja sudah seperti ajang hiburan bagi TS.

Saat sedang berbelanja, ada suami yang dengan setia menemani TS berkeliling, melihat-lihat aneka sayuran, buah-buahan, ikan, makanan beku bahkan camilan, seperti roti tawar, aneka kue, spageti, mie, dll.

Entah kenapa, setelah menikah, TS jadi suka berbelanja, apalagi jika sedang di supermarket, bisa berjam-jam kelilingnya. Padahal, sebelum menikah TS paling malas melakukannya, wkwk.


Ikut Sahur Meski Sedang Haid

Sewaktu belum menikah, TS melewatkan sahur ketika sedang haid. TS hanya membantu menyiapkan menu sahur setelahnya kembali tidur. Namun, beda halnya setelah menikah.

Demi menemani suami tercinta, TS ikut sahur karena sejak menikah, kami sudah biasa makan bersama. Jadi, saat makan sendirian, rasanya kurang berselera, wkwk.


Ekstra Lelah tapi Berkah

Tak TS pungkiri untuk yang satu ini. Sewaktu single, TS tinggal bersama keluarga sehingga tugas untuk memasak menu sahur, berbuka dan mengurus rumah dibagi-bagi. Lelahnya tak begitu terasa.

Namun, setelah menikah, berhubung TS dan suami memilih hidup mandiri sehingga hanya berdua di rumah, semua pekerjaan tersebut TS lakukan seorang diri. Benar-benar ekstra lelahnya.

Alhamdulillahnya, suami bersedia membantu pekerjaan rumah, misalnya mencuci piring dan membuat camilan di malam hari setelah salat tarawih selesai.

Meskipun begitu, TS merasakan nikmatnya menjadi seorang istri yang mengurus suami. Itulah berkahnya.