Bagi GanSis yang hidup di era 80-an, tentu tak asing lagi dengan Nasida Ria Grup, yaitu sebuah band kasidah modern, yang awalnya terdiri dari 9 personel wanita-wanita cantik berhijab, dari Semarang ini.

Lagu-lagunya hampir semuanya menjadi hits pada masanya, sehingga anak-anak kecil pun suka menyanyikannya dan hafal lirik-liriknya.

Di antara judul lagu mereka, sebut saja Perdamaian, Jilbab Putih, Kota Santri, dan Tahun 2000, semuanya booming pada masanya.

Nah, dari lagu-lagu tersebut, kali ini Ane mau ngebahas tentang lirik-lirik dari lagu tersebut yang kini jadi kenyataan, khususnya dari lagu ‘Tahun 2000’.

Lagu ‘Tahun 2000’ diciptakan pada tahun 80-an, oleh Kyai Ahmad Bukchari Masruri, yang lebih dikenal dengan nama Abu Ali Haidar. Artinya, lagu ini berisi ‘prediksi’ apa yang akan terjadi 20-an tahun ke depan, atau tahun 2000-an ke atas. Dan kenyataannya, semua isi dari lirik lagu ini sekarang sudah jadi kenyataan.

Mari kita cermati dulu isi lirik-lirik lagu ‘Tahun 2000’ ini:





Dari lirik di atas jelas terlihat lirik-lirik yang bersifat futuristik, yakni prediksi apa yang akan terjadi di tahun 2000-an, yang saat itu masih dianggap aneh bahkan mustahil. Tapi kenyataannya, sekarang semuanya sudah terjadi.

Bait pertama: “berjalan berlari menggunakan mesin, manusia tidur berkawan mesin, makan dan minum dilayani mesin.”

Kenyataan sekarang, ke mana-mana manusia selalu naik motor/mobil, walau jarak yang ditempuh hanya beberapa meter. Bahkan andai ke toilet bisa naik motor, pasti orang sekarang akan melakukannya.

“Manusia tidur berkawan mesin,” mungkin maksudnya sekarang manusia tak bisa lepas dari atau jauh dari Smartphone, sehingga tidurpun bersama HP. Bangun tidur langsung melihat layar HP. Bisa juga maksudnya kamar tidur sudah dilengkapi berbagai peralatan elektronik, seperti AC, dll.

“Makan dan minum dilayani mesin.” Buktinya, urusan dapur tinggal colok listrik, makanan pun matang, tidak ribet. Atau tinggal pesan online, semua kebutuhan mudah terpenuhi.

Tapi akibatnya: “Sawah ladang menyempit, mencari nafkah semakin sulit. tenaga manusia banyak diganti mesin, pengangguran merajalela. sawah ditanami gedung dan gudang, hutan ditebang jadi pemukiman, langit suram udara panas akibat pencemaran.” Tentu kita semua sudah bisa merasakan dan menyaksikan hal ini dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini.

Sebagai solusinya, maka: “Sambutlah tahun 2000 penuh semangat, dengan bekal keterampilan, serta ilmu dan iman.” Dengan tetap optimis, gigih dan terampil, disertai ilmu dan amal, maka tahun 2000 adalah tahun harapan.(*) Ref