DI Aceh rupanya “cambuk pantat” tak semenakutkan di “people power” (baca: digeruduk massa). Buktinya, janda Zakiah, 47, langsung ngaku habis mesum bersama Haris, 53, ketimbang diancam mau dipeople power penduduk. Maka setelah keduanya dimandikan, baru diserahkan ke Wilayatul Hisbah.

Meski sudah ada Qanun Jinayat di Provinsi Aceh, tapi praktisi selingkuh di kalangan penduduknya masih ada juga di sana-sini. Yang ketangkep dibawa ke Wilayatul Hisbah, kemudian diadili dan ceplak ceplak….., pantat kedunya dicambuki. Mestinya, hal itu menjadi peringatan bagi penduduk lainnya. Yang belum jangan coba-coba, yang sudah harus segera bertaubat dan kembali ke jalan benar.

Tapi rupanya bagi Haris, warga Nurusalam, Aceh Timur, sanksi cambuk pantat itu tak membuatnya ngeri. Itu sama dengan oknum DPR dan Kepala Daerah yang korupsi . Bedanya adalah, Haris korupsi cinta, para Kepala Daerah korupsi uang negara. Enak ngkali ya korupsi itu? Buktinya, meski sudah banyak yang kena OTT KPK, masih juga pada getol plintat-plintut dalam urusan uang negara.

Haris ini rupanya memang suka jadi pengamat janda. Meski di rumah sudah ada istri yang cukup cantik, setiap melihat janda tetangga yang bernama Zakiah, ukuran celananya mendadak sontak berubah. Wajah si janda memang tidak terlalu cantik, tapi bodinya meck, benar-benar sekel nan cemekel. Asal melihat janda Zakiah belanja di warung sebelah, otak Haris langsung ngeres, membayangkan yang mboten-mboten.

Setan yang kebetulan nganggur karena tak diajak kampanye kecebong dan kampret, segera tahu gejolak jiwa yang ada pada Haris. Langsung saja dia mendekati, siap bantu-bantu jadi timsesnya. Bahkan dia berjanji, akan melobi Zakiah untuk menjadi satu frekuensi, sehingga sinyal-sinyal asmara Haris dengan mudah bisa diterima.

Benar saja, ketika Haris lebih intensif mendekati Zakiah, tanpa banyak proses keduanya langsung satu selera dan nafsu. Maka ketika koalisi itu harus dilanjutkan dengan eksekusi, Zakiah bisanya hanya bertekuk lutut dan berbuka paha. Yang aneh, tepatnya bukan di hotel atau penginapan, tapi cukup di rumah kosong di desa yang sama.

“Aku sudah lama tak beginian lho, Bang.” Kata Zakiah jujur, pada kencan perdananya. Karena itulah, lain hari asal ada peluang aksi mesum itu dipersering. Seperti yang terjadi beberapa hari lalu misalnya, saat istrinya sudah tidur pukul 22.00 Haris segera SMS Zakiah untuk merapat ke rumah kosong. Begitu membaca SMS itu sicjanda langsung merapat ke TKP. Ibarat acara tinju di TV, tanpa pakai iklan segala Haris-Zakiah langsung menyelesaikan 5 ronde sekaligus, jebret jebret….theng! Dan selesailah aksi mesum itu.

Saat Haris keluar dari rumah kosong, rupanya terpergok sejumlah pemuda. Tapi ditanya tidak menjawab, terus jalan ngunclug saja. Mereka jadi curiga, dan masuklah ke dalam rumah kosong. Lho kok ada Ma Wa (bibi) Zakiah? Awalnya tak mau mengaku apa keperluannya di situ bersama Haris. “Apa mau di-people power?” ancam warga.

Zakiah langsung ingat ancaman Amien Rais ke KPU. Walaupun hanya tingkat kampung, di-people power itu lebih mengerikan ketimbang power suply maupun power window. Tapi people power juga lebih mengerikan ketimbang “cambuk pantat”. “Ya, ya saya tadi berbuat mesum sama Haris, untuk ketiga kalinya.” Kata Zakiah ketakutan.

Karena sudah mengaku, Haris pun segera dijemput dan keduanya diserahkan ke tetua desa untuk disidangkan. Keputusannya, keduanya langsung dimandikan bersama, sebagai sanksi adat. Habis itu batu diserahkan ke Waliyatul Hisbah untuk proses qanun jinayat.

Ya, kena juga. Habis dimandikan, nantinya bakal dicambuk juga.



SUMBER