TEHERAN, KOMPAS.com - Penggerebekan dilakukan oleh otoritas Iran terhadap sebuah kelas yoga di kota kawasan timur laut setelah menerima iklan pemberitahuan dari Instagram.

Departemen kehakiman kota Gorgan menyatakan, ada sekitar 30 orang pria dan perempuan yang ditahan ketika berlatih yoga di sebuah rumah pribadi, seperti dilansir Tasnim.

Dikutip The Independent Jumat (24/5/2019), Wakil Ketua Pengadilan Revolusi Islam Massoud Soleimani berkata, mereka ditangkap karena "berpakaian tak senonoh".

"Selain itu, mereka juga meampilkan perilaku yang tak pantas," ujar Soleimani yang menambahkan, instruktur yoga itu diketahui tak punya lisensi mengajar.

Soleimani menjelaskan penegak hukum sudah melakukan pengawasan terhadap rumah yang dijadikan tempat latihan selama beberapa lama sebelum melakukan penangkapan.

Olahraga yang berbasis multigender dilaporkan ditahan di Iran oleh otoritas konservatif. Meski, latihan yoga tidak dilarang jika pelatihnya sudah profesional.

Namun, kalangan garis keras sering mengkritik dampak buruk yang ditimbulkan oleh yoga. Meski begitu, sejumlah sekolah yoga di Iran mulai bermunculan.

Mereka sering mengiklankan kegiatan mereka di media sosial dengan penikmat hobi sekaligus olahraga itu meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data dari Asosiasi Yoga Iran sebagaimana diberitakan The Economist, negara di Timur Tengah itu mempunyai sekitar 200 sekolah yoga pada 2014.

Soleimani mengatakan, instruktur yoga itu dikabarkan mempublikasikan iklan kelasnya di Instagram dan mengkritik "kurangnya aktivitas pengawasan" di media sosial.

Penggerebekan dan penahanan kelas yoga itu terjadi setelah akun media sosial milik tiga seniman jalanan dibekukan penegak hukum setempat karena mempublikasikan "konten kriminal".

Sebelum dibekukan, ketiga seniman yang mempunyai sekitar 174.000 pengikut per seniman itu dilaporkan mengunggah penampilan mereka di Instagram.

sumber

komentar TS: kasihan membernya kalau udah bayar sekian ikut kelas baru berapa kali, udah bubar aja