Sumber Gambar: liputan6.com
Ramadhan kali ini merupakan bulan Ramadhan yang berat untuk saudara-saudara kita yang hidup di sekitar jalur Gaza. Bagaimana tidak sebagaimana diberitakan di stasiun swasta Metro TV, hampir seluruh rakyat jalur Gaza terpaksa harus mengencangkan ikat pinggang mereka demi bertahan hidup.
Warga jalur Gaza terpaksa memperketat anggaran belanja untuk membeli kebutuhan pokok m, bahkan salah satu warga berkata bahwa tahun ini ia tak bisa membeli lampu seharga Rp. 20.000,-. Warga Gaza pun tak bisa membeli mainnya untuk anak-anak mereka. Saat ini warga Gaza benar-benar dalam keterpurukan ekonomi pasca serangan bom Israel.
Astagfirullah
Sumber Gambar:
www.matamatapolitik.com
Quote:
Saudaraku sesama muslim di seluruh Indonesia. Apakah kita tidak malu jika kita di Indonesia ini mampu berbuka dengan begitu banyak jenis lauk sementara saudara kita di Gaza tengah kelaparan dan makan dibawah reruntuhan rumah mereka.
Tidakkah kita bersyukur bisa membeli baju baru dan mainan untuk anak-anak kita.
Wahai saudaraku seiman dan se Islam. Tidak malukah kita berdebat begitu panjang hanya karena pilihan kita tak jadi presiden? Meski merasa dicurangi, sudah benarkah langkah yang kita tempuh? Saya rasa tidak sepatutnya kita lakukan semua itu sementara saudara kit di Gaza lebih butuh uluran tangan kita. Tidak hanya warga Gaza, di indonesia pun banyak warga yang hidup di garis kemiskinan.
Saudaraku, kalah menang itu sudah biasa. Jika merasa dicurangi pun sudah ada pihak berwenang yang akan menampung aspirasi kita semua. Janganlah bertindak diluar nafas dan nilai-nilai Islami. Sudahilah perdebatan ini. Jika kalah mengakulan kalah. Ini demi indonesia yang lebih baik.
Para capres dan caleg yang gagal tak sepenuhnya kalah. Mereka bisa nyaleg dan nyapres lagi kug di pemilihan ke depan. Buat apa kita melakukan semua ini? Tak ada yang diuntungkan dalam sebuah perang kecuali mereka yang berkepentingan. Lalu kita rakyat biasa? Buat apa mati-matian membela pilihan kita yang gak mungkin menyalami kita satu persatu ketika ia akhirnya menang.
Alih-alih memperjuangkan kepentingan satu orang yang tidak terima kalah kenapa kita tidak berperang membela saudara kita di Gaza? Mereka juga saudara umat Islam yang didzolimi. Bahkan sudah bertahun-tahun lamanya di dzolimi penguasa lalim. Mereka lebih butuh kita saudara.
Ingat bagaimana reformasi 1998 terjadi? Ketika masa Orde Baru dihancurkan dengan demo mahasiswa secara besar-besaraan. Berapa banyak korban dari mahasiswa yang meninggal?
Lalu sekarang? Dua puluh tahun setelah lengsernya alm. Soeharto, sudah berhasilkah korupsi yang digadang-gadang marak di zaman orde baru diberantas dari bumi Indonesia?
Belum Gan Sis. Korupsi masih banyak, masih merajalela sampai sekarang. Seolah sia-sia saja pengorbanan para mahasiswa kala itu. Takut saya, mereka hanya korban dari segelintir pihak berkepentingan dan penyebar hoak belaka.
Quote:
Marilah kita berpikir kedepan. Apa gunanya kita saling jelek-jelekin saudara sebangsa dan setanah air kita jika pada akhirnya banyak dari kita yang terluka. Demo besar-besaran dan kerusuhan yang terjadi juga untuk siapa?...
Janganlah memulai perang terlebih kepada bangsa sendiri, kepada saudara sendiri. Sudah cukup korban dari anggota KPPS yang meninggal. Jangan korbankan hati rakyat kecil lagi. Jangan ada jiwa yang mati konyol untuk kepentingan golongan tertentu. Jangan ada lagi.
Cukup sampai disini. Kita sudahi perdebatan tanpa manfaat ini. Marilah kita fokus dengan ibadah di bukan suci ini. Jangan sampai bukan Ramadhan ini pergi begitu saja tanpa kita mengejar ribuan pahala. Jangan modal Ramadhan kali ini dengan saling curiga dan tuduh menuduh tanpa fakta.
Biarkan yang merasa dicurangi berjuang dengan golongna mereka sendiri. Toh ada Mahkamah Konstitusi. Tak usah kita memperukit masalah ini.
Bagi para suami, bekerja keraslah untuk keluarga. Bagi istri, lakukan tugasmu sebagai istri. Luangkan waktu untuk anak dan bercengkerama dengan mereka. Didik anak-anak sebaik mungkin. Itulah jihad sebenarnya.
Kita orang Islam bukan hewan yang tak bisa berpikir dengan otak yang dianugerahkan Allah ini. Allah sudah memberi kita hati untuk menilai suatu kebenaran. Allah juga memberi kita hati sanubari sebagai pertimbangan akhir jika hati ini terkotori.
Janganlah bertindak anarkis, kita bukan agama teroris. Islam adalah agama keselamatan. Agama yang rahmatan lil alaminbukan agama yang berisi orang-orang bodoh. Islam itu cinta damai bukan agama penebar kebencian.
Islam itu cinta damai. Wallahu alam
Semoga thread kali ini menyadarkan kita semua tak perlu menggunakan otot jika otak dan hati kita masih waras