- Beranda
- Berita dan Politik
Wiranto: Saya Bolak-balik Kalah Nggak Apa-apa, Terima Kalah Itu Kehormatan
...
TS
lordandras
Wiranto: Saya Bolak-balik Kalah Nggak Apa-apa, Terima Kalah Itu Kehormatan
Jakarta - Menko Polhukam Wiranto bicara soal pengalamannya kalah dalam kontestasi Pilpres. Dia mengatakan, kekalahan adalah hal yang lumrah dalam kompetisi.
"Wong kalah itu biasa kok. Dalam pertandingan kalah menang kan biasa. Saya katakan kalah itu menyakitkan, tapi menerima kekalahan itu kehormatan, bangkit dari kekalahan itu kekuatan," kata Wiranto di acara Rapat Koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik, yang diadakan Kemendagri di Hotel Paragon, Kamis (16/5/2019).
Wiranto dalam karir politiknya, dia pernah maju di Pilpres 2004 bersama Salahuddin Wahid dengan didukung Partai Golkar. Pada saat itu, Wiranto kalah di periode pertama dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK). Di tahun 2019, Wiranto maju lagi, tapi kala itu sebagai cawapres. Wiranto berpasangan dengan JK pada 10 tahun lalu
Lagi-lagi, nasib Wiranto tidak moncer di Pilpres 2009. Berpasangan dengan JK, Wiranto duduk di posisi paling buncit, dibanding pasangan SBY-Boediono dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
Kembali ke pernyataan Wiranto, pengalaman dua kali kalah di Pilpres itu dijadikannya sebagai pemantik untuk bangkit. Dia legowo. Sebab menurutnya, tenaganya masih bisa digunakan untuk negara sebagai menteri yang saat ini dijabatnya.
"Saya punya pengalaman kalah bolak balik ya ndak papa, sehat-sehat aja. Saya konvensi partai Golkar 2004 menang, ikut capres kalah, ikut cawapres dengan Pak Jusuf Kalla kalah lagi, ya ndak papa. Tapi bangkit. Alhamdulillah masih jadi Menko Polhukam, masih bisa dipakai tenaganya oleh negara, masih laku," paparnya
Dia bersyukur masih bisa mengabdi untuk negara meski bukan menjadi Presiden.
"Itu bersyukur kan. Nggak mesti jadi presiden. Kalau semua jadi presiden, yang diperintah siapa? Ya presiden direktur boleh, tapi presiden Republik Indonesia cuma satu," tuturnya.
Wiranto mengingatkan, dalam Pilpres 2019 ini jika ada yang tidak sesuai dengan hasil final Pemilu bisa menempuh jalur hukum. Dia mengatakan, jangan sampai ada pihak yang ingin menang dengan mengingkari hukum.
"Setiap ada masalah dalam pemilihan ini harus selesaikan jalur hukum. Sudah Ada lembaga yang selesaikan masalah yang terjadi saat pemilu. Kalau kemudian finalisasi suara selisihnya nggak sesuai dengan hati nuraninya ada MK. Sudah bagus itu. Tapi tatkala ada yang nggak mau kalah maunya menang saja, dan ingkari hukum, ini masalah," katanya.
https://m.detik.com/news/berita/d-45...itu-kehormatan
Org yg emg dr kecil diajar melalui segala sesuatu dgn cara tdk instant, emg akan tahan menghadapi kegagalan apalagi jd TNI
Tp kl katrolan beda kualitasnya, eh pas dpt kedudukan malah kena pecat, yah jelaslah
"Wong kalah itu biasa kok. Dalam pertandingan kalah menang kan biasa. Saya katakan kalah itu menyakitkan, tapi menerima kekalahan itu kehormatan, bangkit dari kekalahan itu kekuatan," kata Wiranto di acara Rapat Koordinasi Tim Terpadu Penanganan Konflik, yang diadakan Kemendagri di Hotel Paragon, Kamis (16/5/2019).
Wiranto dalam karir politiknya, dia pernah maju di Pilpres 2004 bersama Salahuddin Wahid dengan didukung Partai Golkar. Pada saat itu, Wiranto kalah di periode pertama dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK). Di tahun 2019, Wiranto maju lagi, tapi kala itu sebagai cawapres. Wiranto berpasangan dengan JK pada 10 tahun lalu
Lagi-lagi, nasib Wiranto tidak moncer di Pilpres 2009. Berpasangan dengan JK, Wiranto duduk di posisi paling buncit, dibanding pasangan SBY-Boediono dan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto.
Kembali ke pernyataan Wiranto, pengalaman dua kali kalah di Pilpres itu dijadikannya sebagai pemantik untuk bangkit. Dia legowo. Sebab menurutnya, tenaganya masih bisa digunakan untuk negara sebagai menteri yang saat ini dijabatnya.
"Saya punya pengalaman kalah bolak balik ya ndak papa, sehat-sehat aja. Saya konvensi partai Golkar 2004 menang, ikut capres kalah, ikut cawapres dengan Pak Jusuf Kalla kalah lagi, ya ndak papa. Tapi bangkit. Alhamdulillah masih jadi Menko Polhukam, masih bisa dipakai tenaganya oleh negara, masih laku," paparnya
Dia bersyukur masih bisa mengabdi untuk negara meski bukan menjadi Presiden.
"Itu bersyukur kan. Nggak mesti jadi presiden. Kalau semua jadi presiden, yang diperintah siapa? Ya presiden direktur boleh, tapi presiden Republik Indonesia cuma satu," tuturnya.
Wiranto mengingatkan, dalam Pilpres 2019 ini jika ada yang tidak sesuai dengan hasil final Pemilu bisa menempuh jalur hukum. Dia mengatakan, jangan sampai ada pihak yang ingin menang dengan mengingkari hukum.
"Setiap ada masalah dalam pemilihan ini harus selesaikan jalur hukum. Sudah Ada lembaga yang selesaikan masalah yang terjadi saat pemilu. Kalau kemudian finalisasi suara selisihnya nggak sesuai dengan hati nuraninya ada MK. Sudah bagus itu. Tapi tatkala ada yang nggak mau kalah maunya menang saja, dan ingkari hukum, ini masalah," katanya.
https://m.detik.com/news/berita/d-45...itu-kehormatan
Org yg emg dr kecil diajar melalui segala sesuatu dgn cara tdk instant, emg akan tahan menghadapi kegagalan apalagi jd TNI
Tp kl katrolan beda kualitasnya, eh pas dpt kedudukan malah kena pecat, yah jelaslah
nasigoreng77 dan 22 lainnya memberi reputasi
23
5.3K
95
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
678.1KThread•47.4KAnggota
Urutkan
Terlama
Komentar yang asik ya