Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

sriarvaniaAvatar border
TS
sriarvania
Malah Urusi Kartel Bawang Putih, Bulog Sebaiknya Urusi Beras

Spoiler for sibuk ngurus yg lain:



Ada-ada saja ulah Budi Waseso alias Buwas. Bukannya fokus mengurusi tumpukan beras yang ada di gudangnya, malah ikut mengail di air keruh "kolam" bawang putih.


Direktur Utama Perum Bulog itu beberapa waktu lalu kekeuh ingin berpartisipasi dalam impor komoditas holtikultura yang satu ini. Ia bersikeras perusahaan pelat merah yang dipimpinnya harus menjadi importir sebanyak 100 ribu ton bawang putih asal China, atas nama kestabilan harga.


Memang, keputusan penunjukan Bulog sebagai pelaksana impor dimaksud turun langsung dari Menko Perekonomian Darmin Nasution. Tapi sayang, akhirnya Buwas harus mengubur dalam-dalam ambisinya. Kementerian Pertanian selaku pemberi rekomendasi impor dan Kementerian Perdagangan selaku penyedia izin, kompak menolak.


Mungkin masih kesal dengan kegagalan tersebut, Buwas tetap ikut campur soal polemik bawang putih. Kali ini eks Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu ikut berkomentar soal tingginya harga bawang putih. Sesuatu yang sejatinya bukan wewenang Bulog.


Ia bilang, ada kartel bawang putih yang mengatur harga sehingga harga komoditas itu belum kunjung turun meski impor sudah jalan. Hal itu diungkapkan oleh Buwas ketika rapat dengar pendapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).


"Yakin ada kartel terkait bawang putih, barang sudah ada ini dimanfaatkan untuk mencari lebih," ujar Buwas, hari ini.


Rujukan


Buwas telah menyampaikan hal tersebut untuk ditindak oleh kepolisian. Ia bilang, penindakan dapat dilakukan dengan mengecek langsung gudang milik importir.


Dirinya yakin kartel bawang putih kompak bekerjasama sampai ke pelosok tanah air. Kenaikan harga secara langsung ditentukan oleh kelompok pengusaha dalam kartel tersebut. "Bawang putih itu kalau diputuskan naik Rp10 ribu per kilo kompak di seluruh daerah naik," terangnya.


Tidak hanya bawang putih, ia mengklaim kartel juga terjadi di bahan pangan lainnya. Hal itu diungkapkan Buwas melihat pangsa pasar Bulog yang hanya sekitar 6%."Selebihnya pasar bebas," katanya.


Niat Buwas mungkin baik, ingin mengingatkan kita bahwa pemerintah telah bekerja keras demi menurunkan harga bawang putih, terlebih di saat berlangsungnya bulan Ramadan. Kita patut mengapresiasi niat tersebut.


Tetapi alangkah lebih eloknya jika Buwas berkonsentrasi mengatasi permasalahan penyaluran stok beras yang menumpuk di gudang-gudang penyimpanan Bulog. Ingat, ada sekitar 2 juta ton beras yang belum tahun harus dikemanakan!


Bulog tidak boleh hanya berharap pada pengasihan pemerintah. Jangan seperti anak kecil yang merengek ketika mainan kesayangannya diambil.


Tidak hanya ingin menguasai penyaluran Bantuan Pangan Nontunai (BPNT), Bulog bahkan ingin menjadi penyalur beras pengganti bantuan pangan tunai yang selama ini diterima TNI, Polri dan ASN. Semua demi mengosongkan gudang-gudang penyimpanan yang penuh sesak.



Spoiler for ekspresi lo ketika:


0
1.6K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.