Brenda Ann Spencer, 1979 - Penembakan di Sekolah Karena Benci Hari Senin
TS
foolofromance
Brenda Ann Spencer, 1979 - Penembakan di Sekolah Karena Benci Hari Senin
Terkadang sebagai manusia yang memiliki akal sehat yang baik masih saja memiliki rasa kesal sama "Hari Senin". Jujur aja, pasti kalian masih suka ngeluh ketika mau memasuki pergantian hari dari Minggu ke Senin, kan? Tapi itu masih bisa terbilang wajar untuk sebatas mengeluh. Berbeda dengan kasus yang terjadi pada 29 Januari 1979 di San Diego, California dan tepatnya di Sekolah Dasar Cleveland, dimana terjadinya kasus penembakan yang dilakukan Brenda Ann Spencer dengan beralasan dia membenci atau tidak suka dengan hari Senin!
Quote:
Tragedi Penembakan : Brenda Ann Spencer"I Hate Mondays" - 1979
Spoiler for Penembakan:
Pada Senin, 29 Januari 1979, pukul 8 pagi itu, anak-anak sedang berbaris di luar Grover Cleveland Elementary School di San Diego, California. Anak-anak itu sedang menunggu Kepala Sekolah untuk embuka gerbang sekolah, sehingga mereka bisa masuk ke dalam sekolah.
Di seberang jalan dari anak-anak itu sedang berbaris, ada seorang anak perempuan yang bernama Brenda Ann Spencersedang mengawasi mereka dari rumahnya. Brenda tidak hanya sedang mengawasi anak-anak itu dengan cuma-cuma, melainkan Brenda memegang senapan berkaliber 0,22 semi-otomatis Ruger 10 yang dia dapatkan dari Ayahnya sebagai hadiah natal tahun lalu (Bayangin bre, bocah 17 tahun dikasih senjata begituan dari Ayahnya langsung ). Tidak lama kemudian, Brenda mengarahkan senapannya ke luar jendela dan mulai menembaki ke arah anak-anak yang lagi berbaris di seberang rumahnya.
Kepola sekolah, Burton Wragg langsung dengan sigap membantu murid-muridnya melintasi gerbang sekolah agar tidak terkena peluru yang ditembaki Brenda. Selain Burton Wragg, sang penjaga sekolah, Mike Suchar juga ikut membantu anak-anak tersebut. Sampai akhirnya Kepala sekolah dan penjaganya dinyatakan tewas akibat tertembak. Alhamdulillah-nya, tidak ada satu pun murid-murid yang terbunuh, meskipun 8 dari mereka terluka. Semua itu berkat usaha Burton Wragg dan Mike Suchar yang lebih mementingkan keselamatan murid-muridnya.
Spoiler for Burton Wragg & Mike Suchar:
Setelah membunuh 2 orang dan melukai 8 murid, Brenda masih terus menembakkan 30 peluru ke anak-anak yang sedang kepanikan. Sampai akhirnya, dia menaruh senapannya, menutup dan mengunci seluruh pintu dan jendelanya.
Tidak lama kemudian, polisi tiba di tempat kejadian dan langsung mengetahui bahwa tembakan yang terjadi berasal dari rumah Brenda. Polisi tersebut langsung mengirim negosiator untuk berbicara dengan Brenda, meskipun Brenda sendiri tidak ingin diajak bekerja sama, Brenda malah berteriak memperingatkan "Aku bersenjata dan masih memiliki amunisi! Aku akan menembak kalau kalian memaksaku untuk keluar dari rumah!"
Walaupun pada akhirnya, Brenda memutuskan untuk menyerahkan diri ke polisi. Setelah itu, polisi langsung menyelidiki isi rumah tersebut. Mereka menemukan bir kosong dan botol whiskey berserakan. Tetapi, setelah diminta penjelasan, Brenda tidak bersikeras kalau dia tidak mabuk.
Spoiler for Brenda Ann Spencer:
Brenda yang saat itu berusia 17 tahun pada saat itu, diadili sebagai layaknya orang dewasa karena beratnya kejahatan yang dilakukannya. Brenda didakwa dengan 2 tuduhan, yaitu pembunuhan dan penyerangan dengan senjata berat dan dijatuhi hukuman 25 tahun.
Hal yang paling diingat dari kejadian ini, selain jatuhnya 2 korban dan peristiwa yang menyedihkan ini adalah ketika seorang jurnalis dari The San Diego Union Tribune mewancarai Brenda kenapa dia melakukan hal yang mengerikan ini.
Brenda menjawab, "Aku tidak suka hari Senin," kemudian "Penembakan ini membuat hari menjadi lebih hidup."
Setelah kejadian ini, Bob Geldof, vokalis Boomtown Rats menulis sebuah lagu yang berjudul I Don't Like Mondays yang berhasil menduduki puncak tangga lagu UK selama 4 minggu dan mendapat airtime di AS.
Brenda sempat menyebutkan bahwa ia menyesali perbuatannya selama 39 tahun, namun Bob Geldof tidak mempercayainya dengan statement tersebut.
Dalam wawancaranya pada wartawan beberapa tahun setelah penembakan, Bob Geldof mengatakan "Dia (Brenda) bilang kepada saya, bahwa dia senang sudah melakukannya (penembakan) karena dia membuat saya terkenal."