matthysse67Avatar border
TS
matthysse67
Mahasiswi Cantik Ini Membuat Pembalut yang Bisa Digunakan 5 Tahun
Keren! Biasanya Cuma Sekali Pakai, Mahasiswi Cantik Ini Membuat Pembalut yang Bisa Digunakan 5 Tahun



Seorang mahasiswi asal Bali, Kadek Windy Astuti, berinovasi membuat pembalut yang bisa digunakan secara terus menerus selama lima tahun.

Padahal biasanya pembalut wanita hanya bisa digunakan sekali lalu dibuang. Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bali ini mengatakan bahwa pembalut ini bukan barang baru.

Sebelumnya, kata Windy, sudah ada pemanfaatan kain untuk pembalut yang disebut reusable pads yang bisa digunakan lebih dari sekali.

Kebetulan ia ditunjuk untuk mewakili STIKES Bali sebagai mahasiswa berprestasi dan diwajibkan untuk membuat karya tulis ilmiah, Windy pun mengembangkan reusable pads sehingga bisa digunakan maksimal lima tahun.

“Sebenarnya ini bukan ide original saya. Idenya sudah ada yakni reusable pads atau membuat pembalut dengan kain, tapi penggunanya sangat jarang. Sehingga ide itu saya kembangkan lagi,” kata Windy saat ditemui di Kampus STIKES Bali, Selasa (7/5/2019) lalu seperti dilansir Tribun Bali.

Ia mengatakan, waktu penggunaan pembalut ini tergantung pada jenis kain yang digunakan.
Setelah membaca berbagai literatur ia menemukan ide untuk menggunakan kain yang dibuat dengan serat bambu sebagai bahan pembuatan pembalut ini dan bisa dicuci.

“Yang lima tahun ini bahan dasarnya kain yang bisa dicuci kembali. Bedanya dengan yang di pasaran, kalau yang sekali pakai penyerapnya kertas yang didaur ulang di-bleaching dengan klorin baru dipakai penyerap dan agar tak tembus ditambahi plastik sehingga sulit terurai. Kalau pembalut kain, bahannya kain murni dan agar tidak tembus dilapisi kain waterproof di bagian bawahnya,” kata mahasiswi semester VI Jurusan Ilmu Keperawatan ini.

Selesai digunakan, pembalut kain ini bisa dicuci lalu dijemur dan bisa dipakai kembali setelah kering. Ia pun menjamin bahwa pembalut yang dicuci kembali ini higienis.
“Kalau kain dari serat bambu ini, berdasarkan penelitian di Jepang, bakterinya minimal. Sehingga setelah dicuci, dijemur di bawah sinar matahari dan bakterinya akan mati dengan sendirinya akibat sinar matahari,” katanya.

Pembalut ini bahkan, menurutnya, sama dengan pakaian dalam pada umumnya dan bahkan bisa disetrika.

Windy mengatakan, lahirnya pembalut kain ini juga tak terlepas dari penggunaan kain sebagai pembalut yang dilakukan oleh masyarakat yang ekonominya rendah.

“Tapi kita sekarang masih berpikir jorok. Masak pembalut dicuci lagi, jijik, padahal ini tidak buruk,” katanya.

Dengan karya ilmiahnya tentang pembalut kain yang dipakai selama lima tahun ini, Windy berhasil meraih juara dua Mawapres Kopertis Wilayah VIII yang meliputi Bali, NTB, dan NTT tahun 2019.

Selain itu, kini ia sedang mempersiapkan pembalut ini untuk diproduksi secara massal.

Di awal ia membuat 100 pembalut yang akan dipasarkan terlebih dahulu di lingkungan kampus sebelum nantinya ke masyarakat luas.

“Saya masih proses buat dan mudah-mudahan bulan depan sudah bisa dipasarkan,” kata gadis kelahiran Singaraja, 3 September 1999 ini.

Untuk pembuatannya pun dilakukannya bersama keluarganya baik dari proses menjahit maupun mendesain.

“Produksinya dilakukan di rumah, dibantu keluarga karena ada yang jadi tukang jahit dan membuat desain,” katanya.

Bahan pembuatannya pun tak sulit, karena bisa ditemukan di toko kain. Tak hanya bisa digunakan selama lima tahun, pembalut ini juga ramah lingkungan.

“Ini ramah lingkungan banget. Kalau misal pembalut di pasaran yang sekali pakai kan pakai plastik polimer, susah terurai bahkan bisa puluhan hingga ribuan tahun. Kalau pembalut kain serat bambu ini mudah terurai,” kata anak dari pasangan I Putu Artana dengan Ni Wayan Wenten ini sambil tersenyum.

Dengan hadirnya pembalut ini, ia berharap kekhawatirannya terhadap limbah pembalut yang selama ini mencemari lingkungan perlahan bisa terkikis.

Dan ia memberikan gambaran bagaimana pencemaran itu terjadi akibat penggunaan pembalut sekali pakai yang menggunakan plastik polimer ini.

“Misalkan saja satu perempuan pakai 10-15 buah pembalut dalam sebulan, kalau ditotal dengan jumlah perempuan di Bali, khususnya, bagaimana jadinya? Belum lagi limbah pembalut ini dibuang sembarangan seperti ke sungai dan sampai ke laut,” katanya.

“Makanya sekarang saya gunakan pembalut ini dan mulai meninggalkan pembalut sekali pakai yang dulu saya pakai. Intinya seperti menggunakan pakaian dalamlah,” kata Windy.

https://riausky.com/mobile/detailber...n-5-tahun.html

ngirit pengeluaran selama 5 tahun...

biasanya sebulan beli 2 kali, sekarang ganti oli 5 tahun sekali...

emoticon-Wakaka

lumayan duitnya digunakan untuk keperluan dapur...

emoticon-Wkwkwk
Diubah oleh matthysse67 13-05-2019 09:02
soljin7
matthysse76
christomathew
christomathew dan 4 lainnya memberi reputasi
5
3.4K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.