Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BuahZakarW0w0Avatar border
TS
BuahZakarW0w0
Lantang Serukan People Power, Setelah Diciduk Solatun Minta Maaf Karena Ingat Cucu


Saat posting berasa diri pemuda garang tetiba diciduk langsung ingat dan baru sadar dirinya sudah kakek-kakek dan ingat cucu. Begitulah si Solatun Dulah Sayuti dosen sebuah perguruan tinggi di Bandung. Gegara unggahannya yang sangat provokatif dia menuai hasil dari perbuatannya dengan diciduk polisi.

Memang kesadaran serta penyesalan itu tak selalu dating di aawal. Bagi Solatun, ini pembelajaran berharga termasuk kepada para pendidik atau dosen dan guru yang masih aktif dan agresif menyebar fitnah dan hoaks yang tiada henti.

Unggahannya sangat keji dan biadab karena bermuatan konten ujaran kebencian 'people power dan bunuh polisi' di Facebook. Lelaki yang akhirnya mengaku khilaf dan minta adikasihani demi cucu ini sangat terlambat . Saat posting begitu garang. Nah Sekarang langsung keok dan meminta maaf ataas unggahannya tersebut.

Unggahan yang termasuk memanfaatkan isu kekinian yang lagi ngetren-nya. Ternyata unggahannya itu mebuat si Solatun ketiban sial. Dia malah menaruh api dan bara di tengah isu panaas yang tengah bergulir terutama dating dari kubu oposisi. Solatun yang panas hati dengan semangat memompakan kebencian ke medsos tapi ujungnya dirinya yang gosong.

"Saya hanya mengatakan kalimat itu memang mungkin salah. Memang salah. Tapi maksud saya jangan sampai ini terjadi," ucap Solatun di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Jumat (10/5/2019).

Ketika di kepolisian dia memelas, mengklaim dirinya sebagai anak bangsa, guru, ayah dan semua status mulianya disebutkan. Kalau benar guru atau dosen ya harusnya memakai akal sehat, jangan dikuasai oleh nafsu kebencian untuk membakar emosi netizen.

Apalagi dirinya sebagai pendidik akan dengan gampang memengaruhi para murid atau mahasiswanya bahkan termasuk mantan muridnya. Memang kalau dikuasai kebencian sampai ke ubub-ubun kagak ingat uban nih si Solatun, Tun Tun.

"Demi Allah, kenapa, karena saya juga anak bangsa Indonesia dan saya guru, saya ayah, saya uwak dari keponakan saya, saya kakek dari cucu saya. Enggak mungkin saya membiarkan situasi dimana membenturkan nama polisi dengan rakyat dalam tanda kutip people power," tuturnya menambahkan seperti dilansir Detikcom.

Faktanya dia punya riwayat yang sangat hitam dalam membuat ujaran kebencian. Postingannya hilir mudik dan menjadi gorengan kebencian para pembenci Pemerintah dan pembenci Jokowi. Jadi kalau dibilang khilaf jelas ngeles saja.

Tak berdaya ketika diciduk, keluar semua pembelaan dirinya agar diingat status dan posisinyan yang mulia. Termasuk mengklaim bahawa dia kakek dari cucunya. Apa nggak malu anak cucu punya ayah dan kakek yang eksis di Kepolisian? Makanya jangan jadi kompor Pak Solatun.

Penulis kaget dengan kalimat yang dia unggah pada 9 Mei 2019 di Facebook yang tak mencerminkan dirinya sebagai seorang pendidik dan anak bangsa. Ujaran kebenciannya ini benar-benaar kelewatan. Begini postingannya:

'HARGA NYAWA RAKYAT Jika People Power tidak dapat dielak: 1 orang rakyat ditembak oleh polisi harus dibayar dengan 10 orang polisi dibunuh mati menggunakan pisau dapur, golok, linggis, kapak, kunci roda mobil, siraman tiner cat berapi dan keluarga mereka.'

"Kemudian ada rasionalisasi ketika ada benturan polisi dengan rakyat maka satu banding 10," ujar Solatun.

Ngeri banget membaca deskripsi dari si Pak Solatun ini, sampai menyebut detil atau jenis senjata yang bisa dipakai melawan polisi. Ada hasutan kebencian dan ancaman serta penggunaan alat atau senjata atajaam dalam bentuk apapaun. Tendensinya menyiratkan bagaimana kesadisan yang bakal dilakukan kepada aparat Kepolisian sebagtai pembaalasan untu people power yang diangapnya bakal disikat polisi. Tentu sajaa itu dalam fantasi kebencian yang ada di pikiran si Solatun.

Solatun mengakui mendapatkan informasi terkait kesiapan polisi dengan sekian pucuk senjata untuk pengamanan pascapemilu dari WA. Dari situlah dia memframing dengan keji lalu mengunggah kalimat ke akun Facebook-nya dengan informasi yang sangat sadis.

Soaltun lalu bertingkah bak anak kecil yang tidka melakukan cek and ricek. Konyol sekelas dosen tapi literasi rendah banget. Jadi mau mengajar apa ke anak didik dengan kualitas seperti ini?

"Saya mempunyai kesalahan tidak cek dan ricek. Maafkan saya kalau ini menjadi kegaduhan kepada rakyat Indonesia semuanya, Demi Allah saya tidak ingin mencubit," tutur Solatun lagi di Detikcom.

Sudah tahu fitnah dan hoaks lagi musim-musimnya dia bak anak baru yang merasa bahwa fitnahnya itu berdampak kegaduhan yang besar. Media sosial pengaruhnya besar Kek. Udha kebiasan maka kebablasan, TUMAN. Moga makin banyak merenung di penjara makin sadar dan kapok ya.

Sumber

https://news.detik.com/berita-jawa-b...aaf-jadi-gaduh

MEWEK


emoticon-Leh Uga

Komen TS

TIPIKAL ORANG KAYA GINI NIH TIPE TIPE ORANG YANG KALO JAUH DIA BERANI, TAPI KALO DEKET DIA CIUT TAKUT TERUS KABUR, EH TAPI SIAPA YA YANG KAYA BEGITU?

emoticon-Bingung

INTINYA SUKSES SELALU PAK POLISI,TANGKAP DAN BERI PELAJARAN ORANG YANG SENANG MEMPROVOKASI YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PERPECAHAN

emoticon-Jempol
hattori hanzo
coldblacksnow
ogahruwet
ogahruwet dan 30 lainnya memberi reputasi
29
9.7K
148
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.1KThread41KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.