Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

hantupuskomAvatar border
TS
hantupuskom
Bhs soal Kasus Novel Baswedan, Cak Nun Tuding Pihak Ini sbg Terduga Dlang Penyerangan
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Emha Ainun Najib (Cak Nun), angkat bicara soal  kasus penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.

Dilansir oleh TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan dalam acara Catatan Najwa yang diunggah kanal YouTube Najwa Shihab, Sabtu (4/5/2019).

Cak Nun juga menyoroti soal pihak yang ia anggap sebagai dalang di balik penyerangan Novel Baswedan.

Awalnya, presenter Najwa Shihabmemaparkan bahwa berdasarkan catatan ICW, sejak 1996, sudah ada 115 pegiat anti-korupsi yang menerima teror.

"Jadi sekali lagi, apa yang terjadi pada bang Novel Baswedan, tidak bisa dilihat dalam urusan individu semata," ungkap Najwa dalam acara peringatan kasus Novel Baswedan, Kamis (11/4/4/2019) lalu.

Najwa juga menyebut, bahwa serangan terhadap Novel Baswedan merupakan serangan pada KPK sebagai institusi.

Cak Nun yang mendapat kesempatan berbicara kemudian mengungkapkan pendapatnya.

Awalnya, Cak Nun menyinggung soal dirinya yang mulai menjaga jarak dari Indonesia, supaya mendapat pemahaman baru mengenai Indonesia, sejak 22 Mei 1998 setelah pelengseran Soeharto.

Cak Nun mengaku, setelah bertemu dengan Novel Baswedan, menurutnya Indonesia saat ini harus ditolong.

Cak Nun menyebut, saat ini Indonesia masalahnya ada pada sang sopir, jika diibaratkan dengan bus.

"Jika diibaratkan bus, Indonesia ini masalahnya ada pada sopirnya, atau pada kondekturnya yang ngentit (mengutil) uang, atau pada kernetnya yang kalau memberi kode pada sopirnya itu dikeliru-kelirukan, supaya nabrak-nabrak belakangnya, atau mesinnya yang rusak, atau seluruh sistem bus ini yang harus direvolusi?," ujar Cak Nun.

"Atau ganti bus saja," imbuhnya.

Cak Nun kemudian mengibaratkan KPK dengan kesebelasan anti-korupsi, melawan kebelasan korupsi.

Dalam penjelasannya, Cak Nun menuding terduga dalang di balik penyerangan terhadap Novel Baswedanadalah pihak-pihak yang mengklaim dirinya peduli terhadap isu anti-korupsi.

"Ini ada kejadian aneh, lo ini sesama pemain kesebelasan anti-korupsi kok ada yang memasukkan bola ke gawangnya sendiri, mestinya kan di sana gawangnya, jadi KPK kegolan, hukum kegolan, moralitas kegolan,ini ada apa ini?," ungkap Cak Nun.

"Kok malah kemudian disiram air keras oleh pemain anti-korupsi sendiri gitu lo, itu gimana ceritanya?"

"Jadi ini yang salah kesebelasannya enggak benar memilih kesebelasan, artinya, kita lihat perundang-undangan ini kita lihat sebagai fungsi apa di dalam konstitusi?"

"Apakah dia ini institusi negara atau pemerintah?," sambung Cak Nun.

Menurutnya, diperukan simbolisme yang tepat mengenai posisi KPK.

Karena jika ia badan independen, tentunya tidak akan dilantik oleh pemerintah, karena mereka yang bakal bertugas mengawasi pemerintah.

Cak Nun juga menyoroti bahwa ternyata bukan hanya Novel Baswedan yang menjadi korban teror.

"Kata mbak Najwa sudah ada 115 orang, yang mengalami hal yang sama dengan jenis penderitaan yang berbeda, tapi dizalimi seperti beliau ini (Novel)," kata Cak Nun.

"Ini kalau begitu game plan-nya yang tidak benar, aturan sepak bolanya yang tidak benar, harus sidang PSSI, ya tapi PSSInya terlibat semua ini ketuanya kan begitu, kan susah juga," ujar Cak Nun menyindir PSSI dan disambut tawa riuh hadirin.

"Kalau begitu, ini lapangan milik siapa? Jangan-jangan pemilik lapangan pesan skor, kan begitu."

"Jangan-jangan skor yang terjadi antara kesebelasan anti-korupsi dengan kesebalasan korupsi diatur oleh sponsor-sponsor di belakang kesebelasan itu, maupun oleh pemilik lapangan," imbuh Cak Nun.

Dalam acara ini, Cak Nun juga mendoakan agar KPK diberikan 3 perlindungan.

Yakni perlindungan intelejen, perlindungan kultural, dan perlindungan spiritual.

Novel Baswedan memberikan komentar atas kasusnya yang dibawa ke lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) atau Amnesti Internasional.

Dilansir melalui Kompas TV,  Jumat (3/5/2019), Novel membenarkan bahwa kasus penyiraman air keras padanya telah dibawa ke perwakilan HAM PBB.

Hal ini dilakukan Novel karena menganggap tidak ada respons dari pihak terkait yang menangani kasusnya.

"Kami merasa bahwa tidak ada respons yang sungguh-sungguh dari pemerintah baik dari Polri maupun dari presiden tentunya," ujar Novel.

Ia menegaskan bahwa kasusnya itu bukan hanya soal hak pribadi melainkan untuk pemberantasan korupsi.

"Tentunya ini bukan sekedar urusan saya yang ingin memperjuangkan hak pribadi, tapi ini adalah untuk urusan pemberantasan korupsi yang tidak didukung ketika diserang dibiarkan," tambahnya.

Untuk kelanjutan kasus tersebut, saat ini Novel mengaku laporannya telah sampai pada perwakilan dari Amnesty International.

"Upaya yang dilakukan pertama, Amnesty International sudah berhubungan dengan perwakilan dari Amnesty International," tutur Novel Baswedan.

Sebelumnya, soal kasus Novel yang dibawa ke HAM PBB, pihak Istana Kepresidenan melalui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mempertanyakan upaya Amnesti Internasional yang akan membawa kasus Novel hingga ke ranah internasional.

Ia menyebut, langkah yang akan dilakukan Amnesty International tidak memiliki urgensi atau kebutuhan yang mendesak.

"Menurut saya sih ngapain jauh-jauh,” kata Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/4/2019) pada Kompas.com. (TribunWow.com/Lailatun Niqmah/Tiffany Marantika)

Sumur:
https://wow.tribunnews.com/amp/2019/...ng-penyerangan

kasus yg g jelas sampe skrg
sketsa udah disebar tp g ketangkep2 jg pelakunya
emoticon-Traveller
54m5u4d183
54m5u4d183 memberi reputasi
1
2.5K
22
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
672.1KThread41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.