Selamat pagi, siang, sore, petang, dan malam kawan - kawan kaskuser semua yang baik hati. Bertemu kembali di thread sederhana ane.




Belum reda panasnya suhu politik akibat saling klaim kemenangan pasangan capres cawapres, kini Presiden Joko Widodo melempar isu hangat. Isu ini memang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemilu. Akan tetapi isu ini merupakan isu strategis dan cukup besar bagi bangsa Indonesia. Isu tersebut yaitu keinginan Presiden Jokowi untuk memindahkan ibukota negara ke luar Jawa, yang dilandasi oleh berbagai pertimbangan.

Salah satu pertimbangan utamanya adalah untuk mengurangi beban Jakarta dan sekitarnya yang saat ini dirasa sudah cukup berat sebagai kota bisnis dan metropolitan. Selain itu, ada pula pertimbangan lain yakni sebagai sarana pemerataan dalam hal pembangunan, yang selama ini lebih terkonsentrasi di wilayah Pulau Jawa pada umumnya, dan khususnya Kota Jakarta. Ide ini sebenarnya bukanlah ide baru, bahkan ada sejak paska kemerdekaan. Presiden Soekarno pun kala itu sudah punya keinginan memindahkan ibukota negara ke wilayah Kalimantan. Pada masa orde baru, Presiden Soeharto juga pernah berencana memindahkan ibukota ke kawasan Jonggol, Jawa Barat. Meski rencana tersebut kandas. Begitu juga dengan pemerintahan dibawah kendali Susilo Bambang Yudhoyono.


Memang tidak mudah memindahkan ibukota sebuah negara, meski bukan mustahil pula. Beberapa negara sudah membuktikan. Diantaranya, India yang berhasil memindahkan ibukotanya dari Delhi ke New Delhi, Australia yang berhasil memindahkan dari Melbourne ke Canberra, kemudian Inggris dari Winchester ke London, dan masih banyak lagi negara yang sukses memindahkan ibukota negaranya. Meski adapula negara yang gagal, seperti yang dialami oleh negara tetangga, Myanmar. Negara ini memindahkan ibukota dari Kota Yangon ke Naypidaw pada tahun 2005. Pemindahan ibukota yang dilakukan oleh junta militer ini dilakukan dengan buru - buru dan tanpa banyak pertimbangan. Hasilnya, ibukota yang terletak di bagian utara Myanmar ini hingga saat ini masih sepi, tak seperti layaknya ibukota negara.


Di Indonesia sendiri, isu pemindahan ibukota ini cukup mendapat respon beragam. Ada yang mendukung, ada pula yang menganggap ini hanyalah wacana saja. Kelompok oposisi termasuk dalam kelompok yang kurang setuju dengan isu ini, bahkan menganggap ini hanya sekedar isapan jempol belaka. Fadli Zon, salah satu politikus Gerindra bahkan mengatakan ini hanyalah pengalihan isu yang nantinya juga bakal reda dan dilupakan. Tentu bukan tanpa alasan, politisi yang juga merupakan mantan aktivis ini menyampaikan pernyataan tersebut. Terlebih dimasa kepemipinan Jokowi, kajian dan wacana pemindahan ibukota sudah dilakukan sejak tahun 2015 yang lalu, namun hingga kini belum ada realisasinya.


Selain itu, jika kita runut kebelakang, banyak sekali isu - isu besar dan strategis yang digulirkan oleh beberapa pemerintah, baik pemerintah saat ini, maupun pemerintahan yang sebelumnya yang hanya berakhir sebagai wacana saja. Misalnya isu penyatuan zona waktu yang awalnya direncanakan akan di jalankan pada bulan Oktober 2012 namun hingga kini tidak jelas realisasinya. Begitu juga dengan wacana redenominasirupiah yang sudah beberapa kali diwacanakan namun juga bernasib sama. Belum lagi rencana pemerintah menaikkan harga rokok yang bertujuan menekan perokok aktif juga tak jelas jluntrungannya. Lalu, akankah wacana pemindahan ibukota yang digulirkan Presiden Jokowi diujung kepemimpinannya ini akan terealisasi? Jika merujuk pada hasil quick count, ia akan kembali menjabat untuk periode kedua dan tidak ada alasan baginya untuk menjadikan isu ini berakhir sebagai wacana saja.

Thread Terkait:

Mau Tahu Kebijakan Pemerintah Yang Berakhir Jadi Wacana Saja?





Disclaimer : Asli tulisan TS
Referensi : Ini, Ini
Sumur Gambar : Om Google