Dengan ditemani puluhan warga, seorang wanita yang diketahui berinisial R (38 th), warga desa Botolambat mendatangi kantor kecamatan Kandeman, Jum'at pagi 3/5/19.

R ingin mengadukan nasibnya kepada Camat setempat, karena dirinya dihamili seorang pamong desanya, yang berinisial S (45 tahun).

Bukan tanpa sebab, awalnya R yang masih dalam proses perceraian dengan suaminya itu, termakan bujuk rayu sang perangkat desa. Hingga akhirnya, hubungan terlarang itu berjalan selama setahun terakhir.

Masalah muncul, karena R akhirnya berbadan 2, hasil hubungan gelapnya dengan S hingga berusia 7 bulan kandungan. Naas, janji manis yang pernah diucapkan sang pamong, tak kunjung dipenuhi. Bahkan, istri S sering melakukan teror kepada R.

Camat Kandeman beserta staff yang menemui, berjanji akan menyelesaikan permasalahan ini. Dalam pertemuan tersebut, sempat terjadi pembahasan terkait proses perjanjian yang sudah dilakukan para pihak. Bahkan S pernah menuangkan janji pada mediasi bulan Maret dan April, yang akan menanggung biaya kelahiran dan hidup anak, serta bersedia menanggung biaya perceraian R dengan suaminya.

(Naskah dan foto : Trie Kucir)