Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

Ā© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ganesha09part7Avatar border
TS
ganesha09part7
Mengungkap Misteri Tarif Rendah Maskapai LCC Dunia
https://m.detik.com/travel/travel-ne...rom=wpm_nhl_14






Kamis, 02 Mei 2019 16:50 WIB
Mengungkap Misteri Tarif Rendah Maskapai LCC Dunia
Ahmad Masaul Khoiri - detikTravel

Jakarta - Apakah sepadan bila maskapai menerapkan biaya di bawah standar low cost carrier (LCC) atau sangat rendah? Bagaimana penjelasannya?

Dilansir CNN Travel, Kamis (2/5/2019), contoh pertama adalah penerbangan tujuh jam melintasi Atlantik dengan harga murah. Sebuah maskapai berbiaya rendah Norwegia terbang dari New York ke Madrid dengan harga USD 154 (Rp 2,2 juta) sekali jalan, termasuk pajak, lintas benua. Bayangkan!

Ongkos ini bukanlah anomali perjalanan, di lain sisi, maskapai seperti American Airlines dan Lufthansa berjuang menggaet penumpang. Mereka menawarkan tarif perjalanan pulang pergi antara berbagai kota di AS dan Eropa dengan harga di bawah USD 400 (Rp 5,7 juta).


Kata Gerald Cook, asisten profesor di Universitas Aeronautika Embry-Riddle, biaya opereasi dan tiket pesawat LCC hampir bisa disebut misterius. "Tiket murah sekali jalan ke Eropa itu tidak menguntungkan bagi maskapai manapun tetapi menambah total pendapatan penerbangan," jelas Cook.

Biaya penerbangan tidak didasarkan langsung pada biaya per kursi, menurut Cook. Total biaya untuk mengoperasikan penerbangan termasuk tagihan bahan bakar, gaji pilot dan awak kabin, biaya makanan dan pembersihan hingga pembayaran untuk pesawat bisa lebih dari USD 250 juta (Rp 3,5 triliun).

"Jadwal penerbangan diatur dua kali setahun. Biaya yang dihasilkan untuk penerbangan itu hampir pasti. Harga bahan bakar mungkin berubah, tapi itu bukan di bawah kendali maskapai," kata dia.

Maskapai Ryanair mengatakan bahwa tarif rata-rata tidak benar-benar menutupi biaya terbang penumpang. Meski demikian, itu sangat menguntungkan.

Mengungkap Misteri Tarif Rendah Maskapai LCC DuniaMaskapai di atas LCC, Citilink (Ardan Adhi Chandra/detikcom


Maskapai mencari untung melalui biaya pemilihan bagasi dan kursi dan penjualan di pesawat, dan semua produk dengan harga yang pasti lebih tinggi daripada harga kursi itu sendiri. Maskapai ini terbang sesering mungkin per hari sehingga dapat mengenakan biaya ekstra sesering mungkin dan operator jarak jauh tidak akan bisa melakukan itu.

"Variabilitas sebenarnya bukan biaya, ini pendapatan. Tujuan maskapai adalah memaksimalkan pendapatan di penerbangan tertentu pada hari tertentu, berdasarkan pada permintaan yang diharapkan dan aktual," ucap Cook menjelaskan.

Cook memperkirakan bahwa sekitar 10% dari semua kursi pesawat LCC yang tersedia sebagai tarif ekonomi dasar. Itu berarti bahwa pada jet berbadan lebar rute Eropa, sekitar 30 kursinya tersedia dengan harga di bawah tarif. Setelah tiket tersebut dijual, tarif umumnya akan meningkat saat mendekati tanggal perjalanan.

Baca juga: Terminal 2F Soekarno-Hatta Dikukuhkan Sebagai Terminal LCC

"Jika Anda mencoba memesan kursi ekonomi dan sangat dekat dengan tanggal keberangkatan, Anda mungkin membayar 10 kali lipat dari tarif dasar kelas ekonomi," kata Cook dan menyarankan wisatawan untuk memesan segera setelah memilih tanggal perjalanan.

"Jika maskapai tidak menawarkan tarif rendah untuk menarik penumpang, kursi tidak akan terjual dan tidak menghasilkan pendapatan. Mereka jauh lebih baik menjual beberapa kursi dengan tarif rendah," katanya.

Tapi, tarif itu tidak akan terlalu rendah dan tidak terlalu banyak pengurangan, kata Henry Harteveldt, pendiri Atmosphere Research Group dan pakar industri penerbangan. Karena, tidak ada maskapai yang akan mendiskon lebih dari yang seharusnya.

Harteveldt mengatakan, tujuan maskapai LCC yang mapan menjual cukup tarif dasar ekonomi untuk bisa bersaing dengan sesamanya dan juga untuk mendorong penumpang ke kelas tarif yang lebih tinggi, yakni ekonomi, ekonomi premium hingga bisnis.

Maskapai menggunakan perangkat lunak yang kompleks untuk melakukan penyesuaian harga yang dinamis. Itu didasarkan pada data historis, tarif pesaing, penjualan yang diharapkan untuk kelas tarif penerbangan tertentu.

"Satu penyedia perangkat lunak menganalisis lebih dari satu miliar kombinasi tarif antara London dan New York dengan mempertimbangkan berbagai kelas tarif, maskapai penerbangan dan kursi yang sesuai pada penerbangan sekali jalan di rute tersebut," kata Harteveldt.

Apa saat ini ada di zaman keemasan tarif rendah atau LCC? Kata Harteveldt, ia menyetujuinya karena harga bahan bakar sudah masuk akal. Ada permintaan yang baik untuk perjalanan udara di AS dan Eropa dan bahkan permintaan yang relatif baik pula di Amerika Latin dan Asia.

"Tarif turun di mana pasar memiliki pesaing berbasis harga dan banyak kapasitas untuk memenuhi permintaan," jelas Harteveldt.

Dia mencatat ketika Southwest memasuki pasar, harga langsung turun. Penerbangan ke Hawaii bisa turun sampai USD 49 dari Pantai Barat Amerika. "Hawaiian Airlines dan United, pesaing utamanya akan merespons secara terkendali," katanya.

(msl/fay)


Komen ts =


"My airlines is the worst in the world, but you have no choice" - rusdi kirana-


"Kalo ga mampu jangan naik pesawat" - alay bangke yg tukang salaman,flashmob,selfie,yg menganggap naik pesawat adalah sebuah pengalaman mewah meski naik LCC

Diubah oleh ganesha09part7 02-05-2019 16:31
muhamad.hanif.2
nona212
nona212 dan muhamad.hanif.2 memberi reputasi
2
2.5K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.4KThreadā€¢41.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
Ā© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.