n4z1.v8Avatar border
TS
n4z1.v8
Sebut Mahfud MD Bodoh, Habib Rizieq: Belajar Lagi Sana


Sebut Mahfud MD Bodoh, Habib Rizieq: Belajar Lagi Sana

Suara.com - Pentolan FPI Rizieq Shihab menuding, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD telah menunjukkan kebodohan yang nyata.

Pasalnya, Mahfud MD mengklaim tak ada kecurangan dalam proses input perolehan suara Pilpres 2019 dalam Situng milik Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Hal itu disampaikan oleh Rizieq Shihab dalam video ayng diunggah pada channel YouTube Front TV. Video ini diputar dalam acara Ijtimak Ulama III yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/5/2019).

"Itu satu kebodohan yang nyata seorang Mahfud MD yang tidak perlu kita tanggapi lagi. Yang jelas kecurangan itu terjadi secara terstruktur, sistematis dan masif," kata Rizieq Shihab seperti dikutip Suara.com dalam video, Rabu (1/5/2019).

Rizieq Shihab menilai, selama ini Mahfud MD masih kurang mempelajari mengenai makna Pemilu yang jujur dan adil sehingga mengklaim tak ada kecurangan dalam proses input suara melalui server.

Rizieq Shihab menuding Mahfud MD selama ini tak pernah belajar makna kejujuran dan keadilan, sehingga asal dalam berbicara.

"Kalau Pak Mahfud bilang ini kecurangannya tidak terstruktur, tidak tersistem ini saya pikir Pak Mahfud harus belajar lagi soal tata cara Pemilu yang jujur bagaimana, adil bagaimana. Saya rasa Pak Mahfud nggak pernah belajar soal kejujuran dan keadilan," ungkap Rizieq Shihab.

Rizieq menjelaskan, kecurangan dalam pemilu dapat dilihat melalui kesalahan input yang dilakukan oleh KPU.

Bahkan, Rizieq Shihab juga menyebut bila ia mendapatkan rumus baru hitung-hitungan dari KPU.

"Input data sekarang kita dapat rumus baru dari KPU, kalau rumus matematika 1+2=3, kalau rumus KPU 1+2=12. ini kan terjadi sekarang di Bali 01 cuma 833 suara ditambah 1 jadi 1.833," papar Rizieq Shihab.

Untuk diketahui, pada Rabu (24/4/2019) Mahfud MD meninjau secara langsung proses input data hasil penghitungan suara atau formulir C1 Plano ke dalam Situng di Gedung KPU, Jakarta Pusat.

Dari hasil peninjauan yang dilakukan, Mahfud MD memastikan KPU telah bekerja secara profesional dan tidak melakukan tindak kecurangan apa pun.
sumber

============

emoticon-Big Grin

Gw bingung harus komen apa. Sebentar.....

Begini...
Nampaknya terminologi kejujuran dan keadilan itu hanya berlaku bagi mereka, sebut saja seluruh pendukung Prabowo. Kejujuran dan keadilan hanya bisa benar dalam kacamata kuda kubu 02. Hanya mereka yang berhak memutuskan. Bahkan kalau perlu, Allah pun tak punya hak untuk menilai sesuatu itu jujur dan adil. Artinya, Allah tak punya kemampuan untuk menilai seseorang itu jujur atau tidak.Cuma Habib Rizieq yang tahu dan maha tahu. Allah tak bisa mengklaim lagi Maha Adil. Hanya Habib Rizieq yang bisa menilai sesuatu adil atau tidak. Habib Rizieq sekarang maha adil.

Soal serangan Habib Rizieq ke Mahfud MD, biar MahfudMD aja yang menjawab. Ini perang dia. Dan Mahfud MD punya segudang senjata untuk menyerang Habib Rizieq, bahkan kalau perlu seluruh kubu 02.

Ingat soal kegagalan Mahfud MD menjadi Cawapres Jokowi? Siapa yang katanya marah dan tersinggung? Masyarakat Madura katanya. Nah sekarang, masyarakat Madura telah memutuskan mendukung penuh Prabowo-Sandi dalam Pilpres kemarin yang didukung oleh Habib Rizieq. Apakah sekarang masyarakat akan marah saat Mahfud MD dicap bodoh oleh Habib Rizieq? Padahal katanya Mahfud MD adalah harga diri masyarakat Madura.
Kita tunggu standar gandanya.

Berbicara seekor hewan peliharaan, dahulu ada seekor hewan peliharaan. Dia dipelihara agar tunduk pada kemauan tuannya, mengikuti perintah tuannya. Suatu ketika hewan peliharaan ini mengumpulkan kawanannya. Seolah bosan dengan predikat hewan peliharaan, dia mulai menyalak, menyerang kesana kesini, menggigit siapapun juga, tapi selalu jinak pada orang yang memberinya makan, juga memberi makan kawanannya. Sementara tuannya yang memelihara sejak kecil justru ikut diserang meskipun tanpa terang-terangan.

Mungkin ada kegalauan dihati tuan yang memeliharanya dahulu. Andai hewan yang menjadi liar ini dibunuh, maka kawanannya akan menggila, menyerang siapapun. Tapi kalau gak dibunuh sekarang juga, maka hewan ini akan terus membuat kekacauan, meskipun dia hanya bisa menyalak dari hamparan pasir diujung sana.

Atau mungkin saja tuannya yang memelihara hewan ini tersandera oleh jasa dan balas budi masa lalu, sehingga meskipun dia tahu hewan peliharaannya ini telah mendapat tuan yang baru, dia membiarkan saja tak peduli.

Lalu, siapa yang paling bertanggungjawab menyebabkan kekacauan ini?

Tuannya yang lama?
Sang hewan peliharaan yang menggila?
Atau tuannya yang baru?

Wajibkah hewan peliharaan ini dibunuh?
Atau dibiarkan saja mati perlahan-lahan tanpa bisa pulang kekandangnya dan berkumpul lagi dengan kawanannya?

Gw serahin jawabannya ke semua kaskuser.
ikiriki11
meooong
rizaradri
rizaradri dan 25 lainnya memberi reputasi
26
7.2K
108
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.6KThread40.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.