lpdpAvatar border
TS
lpdp
Sulitnya Umat Yahudi Mendapatkan Makanan Halal di Indonesia
Kaum Yudaisme tidak mengonsumsi daging babi dan anjing. Sama halnya Islam, dalam kepercayaan Yudaisme, daging babi dan anjing haram untuk dimakan.

Jakarta - Menjadi Yahudi saja di Indonesia sudah berat, karena harus merahasiakan identitasnya. Apalagi harus menganut agama Yudaisme ortodoks, karena untuk makan penganan halal atau kosher pun susah didapat. Namun, iman mereka menuntun pada “jalan sempit” tapi tak mustahil untuk dilewati.

Awan hitam menyelimuti langit di Barat Jakarta petang itu. Jalanan macet setelah diguyur hujan sejak sore.

Seorang perempuan menunggu di sebuah apartemen, ia menjemput tamu di lobi dan membawa ke ruangan yang berada di lantai 26.

Perempuan berambut hitam panjang bernama Elisheva Dinar Prasasti Wiriaatmadja itu ramah menyambut Erick Tanjung—jurnalis Suara.com. Eli memberitahu ruangan itu adalah basecamp komunitas Yahudi Ortodoks di Jakarta.

Dalam pantri terpajang berbagai macam bahan masakan kosher atau halal versi penganut Yudaisme. Ada bumbu-bumbu, minyak goreng, minyak zaitun, keju, coklat, roti, saos, kecap dan sebagainya.

Kemudian dalam peti es menumpuk sejumlah daging sapi, ikan dan ayam kosher. Bahan makanan kosher itu sengaja distok banyak untuk kebutuhannya dan komunitas.

Rata-rata makanan kosher itu ia datangkan dari luar. Ada yang dari Singapura, Thailand, Australia dan Amerika Serikat. Sebab, makanan kosher sulit mereka dapatkan di Indonesia.

Namun, ada beberapa produk Indonesia yang kosher ia peroleh di beberapa supermarket Jakarta. da minyak goreng, coklat, dan keju.

Seperti produk halal Islam, setiap produk makanan kosher juga ada label yaitu OU atau huruf U dalam lingkaran.

Eli lantas menjamu Erick untuk makan roti dibalut keju kosher. Sebelum makan, Eli mencuci tangan di wastafel menggunakan cawan dari logam.

Bagi seorang Yahudi Ortodoks, mencuci tangan sebagai simbol penyucian memunyai aturan khusus.

Tidak boleh dua telapak tangan bersentuhan, sehingga Eli membasuh telapak tangannya satu per satu secara bergantian memakai air dari cawan.

Saat mencuci tangan ia melafalkan doa. Kemudian sebelum makan roti, ia juga mengucapkan doa dalam bahasa Ibrani.

“Baruch atah Adonai, Eloheinu melech ha-olam, hamotzi lechem min ha-aretz (Kami memuji Engkau, Allah yang Kekal, yang berdaulat atas alam semesta, yang menghasilkan roti dari bumi),” rapal Eli.

Ruang utama berisi rak-rak berwarna putih yang menempel di dinding. Rak-rak itu tempat sejumlah peralatan yang biasa digunakan untuk ibadah Sabat dijejerkan.

Menorah—kandil lilin bercabang dari logam—yang digunakan saat makan-makan dan berdoa, Cawan Eliyahu buat memulai Sabat, Kipah—kopiah khas orang Yahudi—dan beberapa ornamen lain rapi dipajang pada rak tersebut.

Eli menuturkan, satu unit pada apartemen itu sudah bisa disebut sinagog, karena juga digunakan untuk berkumpul dan beribadah.

Unit apartemen ini sangat privat, tapi terbuka bagi penganut Yudaisme yang sedang berada di Jakarta kalau ingin sembahyang atau sekadar makan.

Tempat makan sangat penting bagi Yahudi ortodoks. Sebab, cukup sulit bagi mereka untuk mencari makanan kosher bila sedang berada di Jakarta.

“Kami bikin basecamp ini supaya nanti kalau ada Yahudi traveler datang ke Jakarta, dia kan susah mencari makanan kosher. Nah kami terbuka untuk mereka makan di sini,” kata Eli.

Tantangan Selain Anti-Yahudi

Tinggal di Indonesia pada zaman kiwari, cukup sulit bagi penganut Yudaisme yang taat. Salah satu kendala selain sentimen anti-Yahudi dari kelompok mayoritas adalah, langkanya makanan kosher.

Mereka sulit menemukan makanan kosher di swalayan atau pasar-pasar tradisional, sehingga harus impor.

“Kalau mau jadi Yahudi ortodoks yang taat hidup di Indonesia, susah. Soalnya makanan kami kan harus kosher, sementara di sini susah untuk mendapatkan makanan kosher. Jadi harus mengambil dari Singapura, ambil dari Bangkok Thailand,” terangnya.

Elisheva menjelaskan, makanan sangat penting bagi Yudaisme. Setiap perayaan hari raya Yahudi identik dengan makan-makan.

Agama yang paling banyak peringatan hari rayanya adalah Yahudi. Setiap bulan selalu ada peringatan hari raya.

Rabbi Singapura 3 Bulan Sekali Datang Potong Ayam

Penganut Yudaisme makan daging juga harus kosher. Untuk mendapatkan daging kosher, seperti ayam harus dipotong oleh rabi atau tokoh agamanya.

Sekitar tiga bulan sekali, mereka mendatangkan enam rabi dari Singapura ke Indonesia khusus untuk memotong ayam. Jumlahnya tidak sedikit, biasanya sampai sebanyak 2.000 ekor ayam yangg dipotong.

Setelah ayam-ayam itu dipotong, baru dikirim ke orang-orang pemeluk Yudaisme yang tersebar di beberapa daerah, seperti Medan, Jepara, Surabaya, Bali dan lainnya.

“Kami ada beberapa rabi dari Singapura yang diundang untuk memotong ayam. Ada kepala rabi dan rabi yang masih junior. Karena memotong ayam itu untuk menjadi kosher ada doa-doa dan tata caranya,” ujar Eli.

Ia menuturkan, kaum Yudaisme di Indonesia terpaksa harus mendatangkan rabi dari Singapura hanya untuk memotong ayam, karena belum ada pemuka agama dari Indonesia.

Seseorang untuk menjadi rabi harus lebih dulu bersekolah di Yeshiva sejak usia 6 tahun. Yeshiva, atau sekolah untuk menjdi rabi, hanya ada di Israel atau di New York, Amerika Serikat.

“Belum orang Yahudi Indonesia penganut Yudaisme lulusan Yeshiva yang dididik menjadi rabi sejak kanak-kanak,” tuturnya.

Selain itu, untuk memotong ayam, tata cara Yahudi harus menggunakan pisau khusus. Jadi sekali gesekan leher ayam langsung putus. Dalam kepercayaan Yudaisme, binatang yang disembelih jangan sampai merasakan sakit.

Hampir sama seperti hukum Islam, dalam menyembelih binatang tidak boleh sampai kesakitan, maka penyembelihan memakai pisau paling tajam.

“Jadi pisaunya juga khusus, harus yang paling tajam. Memotongnya harus memakai pisau yang sekali gesekan leher ayam putus, sehingga ayam yang dipotong tidak merasa kesakitan,” tutur dia.

Selain itu, untuk daging sapi kosher, mereka mendatangkan dari Singapura. Daging-daging sapi kosher itu juga bukan dipotong di Singapura, namun di Australia.

“Untuk daging sapi kami mengambil dari Singapura. Tapi Singapura tidak memotong sendiri, mereka mengimpor dari Australia,” ucapnya.

Bahkan untuk ikan pun tidak semuanya kosher. Khusus untuk ikan, yang bisa menilai kosher atau tidak hanya rabi mereka.

Elisheva Dinar Prasasti Wiriaatmadja, menunjukkan salah satu bahan makanan khoser atau halal bagi kaum Yudaisme. [Suara.com/Erick Tanjung]
Salah satu bahan makanan khoser atau halal bagi kaum Yudaisme. [Suara.com/Erick Tanjung]
Kaum Yudaisme tidak mengonsumsi daging babi dan anjing. Sama halnya Islam, dalam kepercayaan Yudaisme, daging babi dan anjing haram untuk dimakan.

Namun, makanan yang berasal langsung dari tanah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan dianggap kosher.

Karenanya, kalau tidak bisa mendapatkan makanan kosher di Indonesia, yang paling aman bagi mereka adalah mengonsumsi makanan lokal, seperti gado-gado, pecal, rujak atau makanan vegetarian.

“Bahan makanan dari tanah seperti sayur-sayuran itu pasti kosher,” kata dia.

https://m.suara.com/news/2019/04/29/...-makanan-halal

Yahudi itu unik, karena mereka menganut paham mata ganti mata gigi ganti gigi

misalkan kamu membunuh bocah yahudi, maka dipastikan keluarganya juga akan membalas membunuh. Yahudi ini unik, walaupun jumlahnya sedikit, tapi mereka ada dimana mana, dan sangat taat dgn ajaran agamanya.
Diubah oleh lpdp 29-04-2019 22:40
rizaradri
kakekane.cell
tien212700
tien212700 dan 11 lainnya memberi reputasi
12
9.5K
134
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.