Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

  • Beranda
  • ...
  • Games
  • Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm

esportsnesiaAvatar border
TS
esportsnesia
Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm
Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm
Di tahun 2017, The Esports Observer sempat mewawancarai Sam Braithwaite, esports franchise lead dari Heroes of the Storm. Di kesempatan itu, Sam mengutarakan harapannya di liga profesional Blizzard Heroes of the Storm Global Championship (HGC), agar semua tim yang bertanding memiliki sponsor di tahun 2018.

Heroes of the Storm Global Championship (HGC) 2018 lalu dikemas dengan ajang kejuaraan dunia di BlizzCon. Momentum BlizzCon yang mendukung perkembangan esports ini, menciptakan peluang sempurna untuk mengetahui apakah Blizzard mampu mencapai tujuan ini.

Sayangnya, dengan hanya melihat liga Amerika Utara dan Eropa, kita bisa mempelajari bahwa setiap wilayah memiliki 2 tim tanpa afiliasi organisasi. Bahkan, beberapa organisasi meninggalkan HGC selama musim 2018.


Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm
Meskipun terkesan tidak adil jika membandingkan HGC dengan liga franchise seperti League of Legends Championship Series (LCS), kurangnya minat dari organisasi yang berpartisipasi di HCG menjadi sebuah hal yang perlu dikhawatirkan, khususya ketika hal ini menimpa pengembang yang juga mempelopori sistem franchise esports di Overwatch League (OWL).

Sejak tahun 2015, lebih banyak organisasi esports papan atas yang meninggalkan Heroes of the Storm daripada yang bergabung ke dalamnya. Cloud9, Natus Vincere, Virtus.pro, dan Evil Geniuses; semuanya meninggalkan permainan sebelum peluncuran HGC. Sistem liga pun tidak berhasil menarik mereka untuk kembali.

Jika struktur HGC tidak dapat menarik organisasi esports ke HOTS, maka sudah waktunya untuk mencoba jenis skema kompetitif yang lain.

Meniru Dota

Ketika beberapa pengembang sedang memindahkan judul esports mereka ke sistem liga mingguan, Dota 2 telah berpegang teguh pada skema turnamen profesionalnya, yang berpuncak pada The International.

Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm

Di Dota Pro Circuit, Valve memilih penyelenggara pihak ketiga untuk menjalankan turnamen di seluruh dunia. Tim saling bertanding dalam turnamen ini untuk mengumpulkan poin, yang menjadi syarat untuk melanjutkan perjalanan mereka ke The International.

Pertandingan musim HGC kebanyakan dimainkan secara online, bukan di atas panggung. Hal ini menimbulkan berbagai masalah untuk pemain dan brand yang mereka wakili. Hal yang paling memprihatinkan bagi organisasi adalah, pemain mereka terlihat di siaran mingguan.

Hal ini menunjukkan bahwa sponsor jersey hampir tidak terlihat selama musim reguler HGC. Lebih lanjut lagi, para pemain hanya terlihat di layar saat wawancara yang hanya menampilkan satu anggota dari tim yang menang setelah setiap pertandingan.

Dengan para pemain yang sebagian besar tidak terlihat selama hampir di seluruh siaran HGC, sulit bagi para penggemar untuk membangun fans-relationship dengan tim favoritnya. Hal ini membebani para organisasi esports karena adanya kesulitan untuk membuat konten seputar tim atlet mereka.

Konten yang disponsori adalah salah satu cara utama untuk mengaktifkan brand dengan organisasi esports. Oleh sebab itu, kurangnya konten tentu akan semakin mengurangi nilai tim HOTS untuk pihak manajemen organisasi dan juga sponsor.

Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm

Selain itu, HGC masih menggunakan sistem penurunan pangkat dimana dua tim terbawah di setiap liga harus bersaing melawan pasukan amatir untuk mempertahankan tempat mereka di musim berikutnya.

Sebelum LCS (League of Legends Championship Series) pindah ke sistem franchise, pemilik Team SoloMid, Andy “Reginald” Dinh berbicara di Twitter tentang tantangan yang dihadapi organisasinya dalam mendapatkan sponsor, serta berinvestasi lebih banyak ke League of Legends agar tetap bertahan meskipun mengalami penurunan tingkat.

Bagi organisasi dan brand, sistem ini membuat investasi dalam permainan apa pun menjadi beresiko lebih besar, karena mereka dapat sepenuhnya dihilangkan dari liga jika mereka terus berperforma buruk selama satu musim.

Dalam sistem sirkuit turnamen seperti Dota 2, masalah di atas dapat diatasi. Setiap turnamen di sirkuit Dota akan diadakan secara live (setelah putaran awal kualifikasi online). Hal ini akan memberi pemain dan sponsor jersey lebih banyak waktu tayang di layar.

Sementara itu, di saat tim memiliki performa yang buruk, mereka hanya akan kehilangan satu turnamen. Mereka masih dapat menyusun kembali susunan roster tim mereka sebelum kompetisi berikutnya, atau bertanding dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh penyelenggara lain.


Untuk detailnya dapat dibaca melalui link ini Di Balik Tirai Blizzard dan Heroes of the Storm
1
1.6K
5
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Games
GamesKASKUS Official
39KThread16.6KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.