Miris sekali membaca berita-berita bahkan menyaksikan sejumlah tayangan di televisi sekarang ini. Bukan, bukan karena sinetron yang kerap menganggu, tetapi pecah dan hancurnya logika manusia hanya karena persoalan berebutan kursi nomor satu di Ibu Pertiwi ini.

Quick count yang dilakukan sejumlah lembaga survei dianggap tidak valid oleh barisan paslon 02. Bahkan, tanpa tanggung-tanggung, capres 02 Prabowo Subianto pun langsung mendeklarasikan kemenangannya tanpa didampingi sang calon wakil presiden Sandiaga Uno.

Padahal sudah jelas jika hasil quick count menunjukkan Prabowo dan Sandi keok, oleh pasangan Jokowi dan Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 ini. lantas darimana dan apa yang membuat seorang Prabowo Subianto berani mendeklarasikan kemenangannya (fake)?

Ternyata, Prabowo punya tim sendiri yang menghitung total perolehan suaranya sendiri. Mereka membisikkan telingan sang jenderal dan berkata,”Pak kita berhasil meraih 62 persen,”! Sontak, Prabowo pun langsung mendeklarasikan kemenangannya diselingi dengan aksi sujud syukurnya sebagai bentuk keharuannya.

Bahkan aksi deklarasi yang dilakukannya lebih dari satu kali, kalau tidak salah, Prabowo Subianto melakukan deklarasi sebanyak empat kali loh guys. Tentu saja sikap ini mengundang sejumlah reaksi netizen baik dari kubu 01 dan 02.

Cibiran pun berdatangan dari para kubu 01 yang dikenal dengan sebutan cebong (eh maaf). Mereka beranggapan, Sang Jenderal sudah gila dan ambisius. Bahkan, sampai istri seorang pelawak ternama pun terseret dan terancam penjara karena dianggap sudah menghina Prabowo dengan sebutan sakit jiwa,” Kasian jadi Gila krn ambisi pingin jadi President gak kesampean!!! Di unggahan Insta Story-nya.

Sedangkan dari kubu Jokowi, justru mereka mengirimkan Luhut untuk berbicara dengan mantan danjen kopasus ini karena menurut Ngabalin, kasian seorang putra terbaik bangsa larut dalam hitungan suara versi sendiri. Oh iya, ini termasuk sikap simpati sih, respect for Jokowi!

Come on Prabowo, harusnya Anda jangan mempermalukan diri sendiri di depan ribuan orang bahkan jutaan orang Indonesia. Tapi apa yang sampai membuat Anda seperti itu? Sayangnya, tidak bisa kita pertanyakan langsung kepada Prabowo Subianto. Tapi ada beberapa hal seperti dilansir dari berbagai media.

Pihak Prabowo mengklaim jika banyak terjadi kecurangan di Pilpres 2019 ini. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi menemukan adanya 1.261 laporan tindakan kecurangan dalam pemilu 2019. Laporan itu didapat BPN dari seluruh wilayah Indonesia.

Tapi kita gak boleh anggap Komisi Pemilihan Umum atau KPU gak becus kerja menyelenggarakan Pemilu serentak ini. Walaupun pada kenyataannya, memang pelaksanaan Pemilu Serentak bisa dibilang semrawut, tapi tetap aja KPU berkilah lidah. Setidaknya menurut data, ada 60 petugas KPPS yang meninggal dunia.

Oke balik ke cerita soal kecurangan di Pilpres 2019 ini, kubu Jokowi pun mempersilahkan kubu rivalnya untuk menempuh mekanisme hukum yang berlaku. Jokowi menjelaskan, penyelenggaraan pemilu di negara sebesar Indonesia bukan hal mudah. Ada 800.000 tempat pemungutan suara yang tersebar di 17.000 pulau. Oleh karena itu, wajar jika ada permasalahan terkait logistik dan masalah teknis lainnya. Namun, Jokowi menilai, pelaksanaan pemilu 17 April 2019 berjalan baik.

Ditengah keributan dan aksi saling klaim ini, Prabowo tetap pada pendiriannya yaitu yakin menang di Pilpres 2019 ini. Banyak faktor dari sudut pandang kampret (julukan pendukungnya) kenapa harusnya mantan suami Titiek Soeharto ini diklaim menang.

Sosok Sandi jika dibandingkan dengan Hatta Rajasa tentu berbeda. Mantan Wagub DKI dipastikan jadi daya tarik Prabowo maju di Pilpres 2019. Apalagi ditambah lagi dengan keputusan Jokowi yang memilih Ma’ruf Amin ketimbang Mahfud MD. Ah sudahlah, terlepas siapa yang menang, alangkah baiknya kita tidak usah saling menghina satu sama lain. Pemenang adalah dia yang terbaik untuk Indonesia.

Sumber : Simpati dan Cibiran untuk Prabowo Subianto