Quote:
Jakarta – Pemerintah terus mengkaji kemungkinan diterapkannya pemungutan suara secara elektronik (e-voting) pada Pemilu 2019.
Wacana penerapan e-voting telah dibahas dalam rapat tingkat Kementerian Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Kemkopolhukam).
“Harapannya begitu (penerapan e-voting pada Pemilu 2019). Nanti tergantung dari kesiapan teman-teman yang mengupayakan itu. Tapi saya pikir bisa itu. Tinggal nanti keputusan dari pemerintah,” kata Direktur Jenderal (Dirjen) Politik dan Pemerintahan Umum (Polpum) Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri), Soedarmo, Senin (29/8).
Dia menuturkan, negara Filipina berani menerapkan penghitungan suara melalui sistem elektronik (e-counting).
“Filipina yang kondisinya di bawah Indonesia sudah berani terapkan, meski baru e-counting. Masak Indonesia nggak berani. Makanya kita perlu memulai, tapi belum ada keputusan resmi, baru wacvana,” tuturnya.
Dengan e-voting, menurutnya, potensi kecurangan-kecurangan dalam proses pemungutan dapat diminimalisir. “Lebih efisien, efektif, lebih cepat hasilnya dan lebih akurat,” ucapnya.
Sebelumnya Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie berharap agar pemerintah, tidak takut menggunakan e-voting. Meski begitu, dia mengingatkan bahwa e-voting harus diatur dalam undang-undang (UU).
“Agar tidak ada yang melanggar. Kalau sudah diputus, otomatis harus dijabarkan teknisnya. Teknologi itu jangan ditakuti,” kata Jimly, Sabtu (27/8).
Dia mengakui bahwa e-voting tetap memiliki kekurangan. Namun, dia menyatakan, e-voting sangat efisien ketimbang pemungutan suara dengan cara pencoblosan atau pencontrengan.
“Kekurangan yang timbul oleh teknologi itu ada sistem koreksinya, dibanding masalah yang kita warisi jikalau tidak mau menggunakan teknologi,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro menyambut baik wacana e-voting.
Meski begitu, menurutnya, butuh persiapan panjang dan matang sebelum e-voting diterapkan. “Implementasinya tidak mudah karena hasil kajian kami itu butuh waktu persiapan yang panjang mengingat Indonesia kan punya pemilih terbesar di dunia dalam satu hari pemilu,” kata Juri.
Sumur
Ayo yg belum bkin e-katepeh ama yg blm punya e-lainnya
hemat kertas and save earth