Yeayy ada update

kerusuhan oca mulai menganggu alam yang telah kuciptakan sendiri dengan imajinasiku, aku mulai jengah dengan apa yang oca lakukan, oca terus menggerutu baju apa yang pantas ia kenakan untuk kencan malam ini, rumit sekali memang.

"kenapa sih ca, udah pakek itu aja, jangan kayak bocah ABG labil deh." aku mulai menggerutu.

" gini nih, kalau orang nggak pernah jatuh cinta, nggak pernah ngerasain  indahnya ciptaan tuhan, tuhan itu nyiptain hati buat dirasakan bukan buat dianggurin." tuturnya layaknya penasihat handal.

" hati gue nggak nganggur kok ca, gue hidup didunia ini udah merasakan kebahagiaan seutuhnya, dan kebahagiaan itu hadir di hati lo ketika ada rasa syukur didalamnya, kita tak selayaknya menuntut orang lain membahagiakan kita, kebahagiaan itu tanggung jawab diri sendiri, inget itu." oca hanya membalasnya dengan anggukan.

" kok gue baru sadar ya ca" ujarku tiba-tiba

" sadar apa? kalau gue cantik? itu mah dari dulu kali ras? udah jadi rahasia umum." ucapnya seraya masih memilih-milih baju yang akan ia kenakan nanti.

" dih najis, gue itu baru sadar ternyata bukan gue yang memutuskan jomblo ini ngerusuhin hidup lo, tapi lo yang punya pacar yang ngerusuhin hidup gue, sepertinya pernyataan lo tadi pagi harus diralat deh ca, jangan pacaran ya ca nanti hidup gue lo rusuhin mulu."

" banyak omong deh lo ras, udah pilihin baju yang membuat gue tampil cantik malam ini." dia masih saja sibuk dengan dunianya sendiri.

" yang ini gimana ras?"

" kalau yang ini?"

" yang ini?"

" atau yang ini?"

entah sudah beberapa baju yang oca tunjukkan kepadaku, tapi aku hanya membalasnya dengan gelengan kepala yang menunjukkan ketidaksetujuanku.

" lo niat bantuin gue nggak sih ras, dari tadi geleng kepala mulu, leher lo sakit?"

" pakek yang itu aja." telunjukku sudah mengarah ke tunic bewarna maroon

" yakin ini?" oca mengernyitkan dahi

" iya, udara malam hari nggak baik jadi jangan pakek baju terbuka, ngundang nafsu laki-laki juga nanti."

" oh ya, pakek jaket ini juga, biar nggak kedinginan." imbuhku

oca menyetujui pilihanku, dia sangat mempercayaiku dalam segala hal.

" gue pulang ya ca, udah sore juga, oh ya jangan lupa jaga diri."

" idihh, dikira gue anak kecil? gue udah besar ras, gue pasti jaga diri nggak usah diingetin."

" oh ya nenek asih ada yang jaga kalau lo tinggal?" ucapku seraya menyimpul tali sepatu.

" ada bang erga kok." bang erga adalah saudara tiri oca, aku tak tau seperti apa orang nya, yang aku tau oca sangat membencinya.

" syukurlah." ujarku

" gue pulang dulu ya ca, jangan kangen sama gue, dan ingat lo harus jaga diri." ucapku memberi petuah, aku tak sempat pamit kepada nenek asih karena dia sedang tertidur pulas di ranjang depan tv.

" siap bu boss." hormat oca kepadaku