Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

lupa.bapakAvatar border
TS
lupa.bapak
Ada yang Tidak Masuk Akal Terkait Surat Suara Tercoblos di Malaysia
jpnn.com, JAKARTA - Kasus dicoblosnya surat suara pemilu di Malaysia pada Paslon 01 (Jokowi-Ma’ruf), Partai Nasdem serta Demokrat yang video dan beritanya viral di masyarakat jadi menarik.

Analis Intelijen, Marsda TNI Purn. Prayitno Ramelan, menjelaskan jumlah pemilih di Indonesia sesuai rekapitulasi daftar hasil perbaikan ketiga (DPT HP3) Pemilu 2019, berjumlah 192.866.254 pemilih, terdiri dari 190.779.969 pemilih di dalam negeri dan 2.086.285 pemilih di luar negeri.

Kasus surat suara tercoblos di Malaysia jumlahnya diberitakan sekitar 40.000 lembar lebih di dua tempat.

Dalam teori conditioning, kata Prayitno, jumlah yang ditarget untuk pengkondisian tidak perlu banyak, tetapi harus mampu menarik perhatian media, efek psikologisnya harus besar.

Menurutnya, hal ini mirip dalam menilai dan menganalisis serangan teror dari persepsi intelijen, korban tidak perlu banyak, dengan bom yang kecil saja berita jadi besar. Dalam kasus surat suara tersebut, yang diharapkan menjadi efek merusak adalah berita kecurangan, inilah bagian pokoknya.

"Secara bodoh saja kalau kita mau berpikir, untuk apa ada upaya Paslon 01 dan caleg NasDem (Davin Kirana) harus main kotor di Malaysia?" katanya.

ADVERTISEMENT


Dari data KPU RI, DPT Malaysia jumlahnya 985 ribu lebih, terbanyak di luar negeri, disusul Tiongkok 465 ribu. Total DPT luar negeri 2.086.285 pemilih.

Apakah KPU atau paslon-01, atau NasDem mau mengambil risiko hancur nama untuk sesuatu yang tidak seimbang? "Jumlah maksimal 50.000 surat suara yang dimainkan itu dibandingkan dengan total DPT dalam negeri sebanyak 190 juta lebih, itu sangatlah kecil dan tidak berarti, tidak mempengaruhi kemenangan," katanya.

Komisioner KPU Viryan Aziz mengatakan Kedutaan Besar Republik Indonesia menjadi lokasi penyimpanan resmi seluruh logistik Pemilu.

“Sedangkan tempat ditemukannya surat suara yang tercoblos di Selangor itu bukanlah tempat penyimpanan resmi. Dengan demikian masalah menjadi jelas dan nampak ada yang ingin membuat keruh suasana,” ucapnya.

Prayitno tidak ingin menuduh siapa yang salah atau siapa pelakunya. Kasus terjadi di luar negeri, dalam waktu singkat sulit untuk disidik. Tugas ini adalah bagian KPU dan Bawaslu untuk menyelesaikannya.

Prayitno pun setuju dengan apa yang ditanyakan beberapa jurnalis asing, bahwa kasus ini diduga bagian dari upaya delegitimasi pemilu dan juga KPU. Bahkan, tokoh politik senior Amien Rais juga sudah menyatakan tidak percaya kepada Mahkamah Konstitusi.

ADVERTISEMENT


“Tuduhan kecurangan sebagai strategi yang diimplementasikan menjadi langkah taktis, adalah jurus pamungkas bila kalah. Nah, narasi dicurangi, pengerahan people power itu berpotensi penciptaan chaos," tuturnya. (dil/jpnn)

https://m.jpnn.com/news/ada-yang-tid...os-di-malaysia

Kerjaan hoax koalisi kampret, jokowi unggul 56% masa ngurusin suara 40 ribu surat pos gak jelas di malaysia

Bowok curang 2014, bukti

Peneliti Indonesia Temukan Hasil Pilpres Ganjil di Malaysia
Sabtu, 12 Juli 2014 01:34




WARTA KOTA, MATRAMAN— Seorang peneliti Indonesia Dr. Betty Chandra, yang sedang melakukan penelitian tentang human trafficking (perdagangan manusia) di Malysia menemukan keanehan pada hasil Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) di PPLN Malaysia. Temuan aneh itu terlihat di laman PPLN Malaysia yang sebagian besar suaranya masuk melalui kiriman Pos.

Di laman itu terdapat hasil rekapitulasi perhitungan suara seperti berikut ini. Jumlah total suara sebanyak 53.013. dari jumlah tersebut Prabowo-Hatta meraih 43.770 suara (83 persen) sedangkan Joko Widodo- Jusuf Kalla meriah 8.525 (16 persen). Jumlah suara yang tidak
sah sebanyak 718 (1 persen)

Atas temuan yang dinilai mencurigakan itu Betty Chandra lalu membandingkannya dengan hasil penghitungan suara di TPS-TPS yang di KBRI Malaysia. Sebagai contoh, hasil penghitungan suara du TPS KBRI-01 Prabowo- Hatta meraih 45 persen suara sedang Jokowi-Hatta meraih 54 persen. Kemudian di TPS KBRI-02 Prabowo-Hatta meriah 49 persen suara dan Jokowi-JK meraih 51 persen.

"Tapi dari hasil yang dikirimkan melalui Pos ini Prahara (Prabowo-Hatta) meriah suara sebanyak 90 persen dan JKWJK (jokowi-Hatta) 8 persen," kata Betty.


Temuan Betty Chandra ini kemudian ditanggapi oleh peneliti dan pengamat asal Indonesia yang kini bermukim di Amerika Serikat, Made Tony Supriatma. Made Tony yang juga sahabat Betty Chandra ini mengemukakan ada hal yang janggal pada hasil pergitungan ini.

"Yang menarik adalah dari jumlah total suara yang memilih Prabowo-Hatta (43.770) sebagian besar (39.671) didapat lewat Pos. Dalam perhitungan suara masuk lewat Pos, Prabowo-Hatta mendapat 90 persen, sementara Joko Widodo-Kalla mendapat hanya 8 persen, dan 1 persen suara tidak sah," kata Made dalam akun facebooknya, Jumat malam.

Pola tersebut, menurut Made Tony, yang banyak melakukan penilitian masalah politik, sosial dan militer, itu sangat berbeda dengan pemilihan lewat TPS-TPS yang bertebaran di seluruh Malaysia. Menurutnya dalam pemilihan langsung lewat TPS, Joko Widodo-Kalla memenangkan perolehan suara sekitar 51-54 persennya.


"Mengapa ini terjadi? Apakah ada perbedaan karakteristik pemilih antara mereka yang memilih langsung dan memilih lewat Pos? Siapa yang memilih lewat Pos? Apakah mereka yang memilih lewat Pos juga dihubungi langsung ke alamat tempat tinggalnya sebagaimana yang saya alami sebagai pemilih luar negeri?," ujarnya mempertanyakan temuan ini.

Dikemukakan lebih jauh, pada banyak TPS di luar negeri, seperti Tokyo sebagaimana dicontohkan Betty, penghitungan hasil pemilihan lewat Pos diumumkan kepada masyarakat. Mereka yang ingin menyaksikan boleh datang. "Tapi (ini) tidak (terjadi) di Malaysia. Dengan tiba-tiba PPLN Malaysia sudah memampang hasilnya di website mereka," ujarnya.

Made mengingatkan, banyak orang tahu bahwa sebagian besar WNI di Malaysia itu adalah pekerja migran. Pastilah butuh usaha ekstra untuk melacak alamat-alamat mereka. "Nah, apakah para pekerja migran ini juga dihubungi lewat alamat mereka?" tutur Made

DAngka 90 persen itu, tambah Made, mengingatkan kita pada pemilu Orde Baru. Saat itu, katanya, Golkar selalu memperoleh suara di atas 90 persen. "Kita wajib curiga dengan hasil ini," tutur Made Tony.

Hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari PPLN Malaysia atas kejadian ini. Laman resmi PPLN Malaysia hanya mengumumkan bahwa Prabowo_hatta meriah suara sebanyak 43.7770 sedangkan Jokowi-Kalla meraih 8525 suara dari jumlah total suara sebanyak 53013 dan suara tidak sah sebanyak 718. Alamat laman resmi Malaysia adalah http://ppln.kbrikl.org.

https://www.google.com/amp/wartakota.tribunnews.com/amp/2014/07/12/peneliti-indonesia-temukan-hasil-pilpres-ganjil-di-malaysia
Diubah oleh lupa.bapak 13-04-2019 13:17
2
2.5K
37
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.6KThread41.3KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.