• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Krisis di Boeing, Sudah Order Malah diCancel Garuda Lion Sriwijaya

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Krisis di Boeing, Sudah Order Malah diCancel Garuda Lion Sriwijaya
Maskapai Garuda Indonesia berencana membatalkan pesanan 49 pesawat Boeing 737 MAX—8. Rencana pembatalan tersebut menjadi puncak dari persoalan yang mendera pesawat Boeing tipe ini menyusul kecelakaan yang dialami oleh maskapai lion Air dan Ethiopia Airlines dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Kita sama—sama tahu dunia penerbangan internasional sempat terguncang ketika pesawat Ethiopia jenis Boeing 737 MAX-8 jatuh beberapa menit setelah lepas landas dalam penerbangan ke Nairobi dan menewaskan 157 orang di dalamnya bulan ini. Kejadian tersebut mengulang tragedi pilu sebelumnya saat pesawat Lion Air dengan model yang sama jatuh di Karawang, Jawa Barat, pada akhir Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang.



Sejauhini penyelidikan terhadap kedua musibah tersebut belum tuntas, tapi tak bisa dimungkiri persoalan yang dihadapi pilot di dua maskapai tersebut tak jauh berbeda sebelum akhirnya pesawat jatuh. Banyak pihak yang menyebut ada masalah pada pesawat Boeing 737 MAX—8 sehingga dua kecelakaan terjadi dalam waktu yang berdekatan.

Respons terhadap kejadian jatuhnya Boeing 737 MAX—8 sangat mungkin tidak pernah dibayangkan oleh Boeing. Saat kejadian pertama yang menimpa Lion Air, hanya otoritas Pemerintah Indonesia yang melarang maskapai mengoperasikan Boeing 737 MAX—8. Garuda yang mengoperasikan satu unit jenis pesawat ini dan Lion Air yang memiliki 10 unit mengandangkan sementara sebelum akhirnya otoritas penerbangan Indonesia mengizinkan Boeing 737 MAX—8 kembali terbang.

Namun, saat kecelakaan selanjutnya menimpa Ethiopia Airlines, tak hanya negara tersebut yang melarang menerbangkan Boeing 737 MAX—8, Cina dan Indonesia langsung menerapkan kebijakan yang sama. Yang kemudian membuat kepercayaan terhadap jenis Boeing 737 MAX—8 berada dalam posisi terburuknya ketika sejumlah negara melarang pesawat tipe ini terbang di wilayah negaranya. Singapura menjadi negara pertama yang melarang Boeing 737 MAX—8 terbang melintasi wilayah udara mereka. Beberapa negara lain kemudian mengambil langkah serupa.



'Hukuman' yang diberikan oleh sejumlah otoritas negara terhadap penerbangan Boeing 737 MAX—8, membuat konsumen transportasi udara sangat meragukan keselamatan penerbangan tipe pesawat ini. Apalagi dua kejadian kecelakaan yang menewaskan ratusan orang tak pelak membuat konsumen bila boleh memilih menolak terbang dengan jenis Boeing 737 MAX—8.

Alasan ini pula yang mendasari maskapai Garuda Indonesia membatalkan pemesanan Boeing 737 MAX—8. Garuda telah menerima salah satu pesawat yang merupakan bagian dari pesanan 50 pesawat senilai 4,9 miliar dolar AS dengan harga jual ketika diumumkan pada 2014. Maskapai itu juga berbicara dengan Boeing tentang apakah dapat mengembalikan pesawat yang telah diterima Garuda.

Garuda telah mengirim surat kepada Boeing yang meminta agar pesanan dibatalkan. Juru bicara Garuda Ikhsan Rosan memaparkan alasannya bahwa penumpang Garuda di Indonesia telah kehilangan kepercayaan pada pesawat tipe MAX.

Walaupun sejauh ini belum membatalkan pesanannya, lion Air telah menunda kedatangan pesawat tipe MAX, tak lama setelah jatuhnya Lion Air JT-610 di Perairan Karawang, yang harusnya empat unit telah datang pada Maret dan April 2019.



langkah Garuda membatalkan pesanan Boeing 737 MAX—8 dan menukarnya dengan tipe lain dipekirakan, akan diikuti oleh maskapai lain dari berbagai negara. Bila dalam beberapa hari ini, maskapai negara lain juga mengambil langkah serupa dengan Garuda, pukulan berat akan diterima perusahaan industri pesawat Amerika Serikat tersebut. Keadaan ini juga akan memudahkan Garuda dalam bernegosiasi dengan perwakilan Boeing yang rencananya berkunjung ke Indonesia pekan depan.

Apalagi, alasan konsumen sesungguhnya sangat masuk akal. Sebab, percuma bagi maskapai Garuda mengoperasikan jenis pesawat yang tak ingin dinaiki oleh konsumen. Kalau kita coba membandingkan dengan industri otomotif, sering kali produk mobil yang gagal ditinggalkan oleh konsumen sehingga akhirnya produk tersebut tak laku. Boeing 737 MAX—8 sangat mungkin akan mengalami nasib seperti itu.


Spoiler for Referensi:


13
28.2K
143
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.8KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.