• Beranda
  • ...
  • The Lounge
  • Mental Miskin : Antara Kebiasaan, Penyakit Diri Dan Problema Hidup

tafakoerAvatar border
TS
tafakoer
Mental Miskin : Antara Kebiasaan, Penyakit Diri Dan Problema Hidup
Pernahkah mendengar berita tentang pengemis yang kepergok kaya karena hasil mengemis? Berita tentang hal ini seringkali kita temui di pemberitaan media massa. Keberadaan pengemis tak jarang membuat sebagian orang lain iba namun di sisi lain resah dengan keberadaan mereka terlebih saat penghasilan dari mengemis bisa beli barang-barang mahal mulai dari motor, mobil, hingga rumah. Di setiap kota atau tempat keramaian tentunya kita akan menemukan mereka ada di mana-mana, ada yang asli membutuhkan belas kasihan dan ada juga yang memainkan sandiwara demi meraih uang dari mereka yang rela membagikan sebagian kecil uang kepadanya.

Credit : ruangmuslimah.co

Bicara tentang mengemis sendiri kembali kepada mental setiap orang masing-masing, banyak yang mengemis dan mereka pantas dikasihani namun di sisi lain ada yang bersikap pantang mengemis walaupun sudah lanjut usia pun tetap bekerja atau berdagang karena itu lebih baik dari mengemis atau meminta-minta yang mungkin terlihat kurang baik untuknya.

Bicara tentang kemiskinan tentu bukan hanya sekedar bentuk harta, namun juga mental diri pun bisa saja miskin karena tak sedikit dari mereka yang berpenghasilan banyak namun penghasilan tersebut berasal dari mengemis. Masalah kemiskinan mental tentu saja merupakan problema hidup yang harus diatasi baik dari lingkup diri hingga lingkup yang lebih luas.

Kuranglah tepat bila kemiskinan hanya dinilai dari harta, karena masalah mental diri pun sudah sepatutnya diperhitungkan. Bagi setiap negara yang ingin menuntaskan masalah kemiskinan di negerinya tentu bukan hanya sekedar mengatasi kemiskinan dalam hal ekonomi semata, namun juga dari segi mental setiap warga negara harus memiliki mental pantang untuk mengemis. Mental yang miskin bisa saja disebabkan oleh banyak hal mulai dari kemalasan, kebiasaan atau masalah-masalah lainnya yang membuat seseorang mengemis.

Fenomena pengemis yang kaya tentu harus menjadi evaluasi bagi setiap orang untuk bisa memerangi segala bentuk kemiskinan termasuk kemiskinan mental dalam diri setiap orang. Memberi bantuan kepada mereka yang membutuhkan bukan hanya sekedar asal beri semata, namun juga harus disertai juga dengan membangun mental mereka agar tidak menjadi sosok peminta-minta dan memberdayakan mereka agar bisa meraih keuntungan lewat jalan usaha atau hal lainnya.

Membiasakan lebih baik memberi dari pada meminta tentunya harus dibiasakan oleh setiap orang, andai setiap orang lebih suka memberi daripada meminta tentunya akan membuat dirinya malu untuk menjadi seorang peminta-minta sehingga merasa lebih baik menjadi seseorang yang pemberi kepada orang lain.

Credit : kikasyafii.com

Mental miskin merupakan penyakit dalam diri dan sudah semestinya kita perangi dengan berbagai cara mulai dari lingkup kecil hingga lingkup luas seperti dalam ruang lingkup negara, memang ini tak mudah namun bukan sesuatu yang mustahil untuk diwujukan terlebih ada peraturan negara yang bisa memberdayakan masyarakatnya terutama yang kurang mampu tentu itu lebih bagus. Demikian paparan tulisan ane kali ini, agan dan sista ingin menambahkan atau menanggapi? Silahkan sampaikan di kolom komentar dan sampai jumpa di tulisan berikutnya. emoticon-Big Grin

Sumber :
Opini Pribadi dan Inspirasi Kehidupan
Pembelajaran semasa sekolah dan kuliah
Sumber gambar via google images
2
2.9K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.7KThread82.2KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.