Food Plating Untuk Sashimi

Apa yang kalian pikirkan ketika pertama kali mendengar kata “Jepang”? Filmnya yang menantang? Atau wajah rupawan para bintang? Tapi bagi pecinta kulineran, pastinya barisan makananlah yang lebih dulu muncul di ingatan.

Sebut saja sashimi. Salah satu makanan khas negeri sakura yang masih cukup digemari hingga saat ini. Diolah dari potongan daging mentah yang masih segar dengan wasabi(parutan rimpang Eutrema Japonicum, tanaman khas Jepang dari suku kubis-kubisan), shoyu (kecap asin) dan parutan jahe. Tidak semua sashimi menggunakan bahan makanan laut, seperti ikan, gurita, cumi, ataupun udang. Di negara asalnya ada sashimi yang dibuat dari daging yang lain, kuda misalnya.

Mungkin beberapa orang masih belum terbiasa menikmati sashimi. Apalagi mengkonsumsi makanan mentah di Indonesia bukanlah hal yang lumrah, ditambah maraknya berita tentang dampak buruk mengkonsumsi sashimi. Sebenarnya tergantung bagaimana pengolahannya. Jika diolah dengan benar sashimi aman dikonsumsi. Jadi pilihlah restoran yang benar-benar memperhatikan kesegaran bahan makanan, kebersihan, dan pengolahan sesuai aturan keamanan pangan. Dan jangan lupa mencampur wasabi ketika menyantap sashimi karena wasabi mengandung isotiosiant yang bersifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri.

Meskipun mentah, jangan salah. Tidak ada aroma amis sama sekali. Tekstur sashimi yang kenyal seperti jelly membuatnya terasa lembut di mulut. Soal rasa jangan ditanya. Sudah kelihatan dari penampilannya yang menggoda.

Seperti sashimi-sashimi ini, semakin cantik dan menarik di tangan Mikyou, pria asal Jepang yang menuangkan kreativitasnya lewat penyajian sashimi.

Untuk membuat sashimi dibutuhkan keahlian dan teknik khusus dalam memotong daging. Tentu saja tak semudah yang terlihat. Perlu waktu bertahun-tahun bagi seorang chef agar menguasai berbagai teknik. Apalagi jenis daging yang digunakan mempunyai karakter dan tekstur yang berbeda-beda.

Entah berapa lama proses belajar yang dihabiskan Mikyou sampai menghasilkan detail sebagus ini. Cukup sempurna untuk ukuran pemula yang konon hanya belajar otodidak tanpa pelatihan chef profesional. Bayangkan jika terjadi kesalahan memotong sedikit saja akan berpengaruh besar pada desain akhir.

Kebanyakan karya Mikyou bernuansa a la negeri dongeng. Kabarnya seni yang Mikyou tuangkan pada penyajian sashimi adalah cara Mikyou untuk menarik putranya di dunia memasak.

Kalau penampilannya cantik-cantik begini, masa iya masih takut makan sashimi?