Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ikardusAvatar border
TS
ikardus
Benarkah Ekonomi RI Tumbuh 5% Tanpa Campur Tangan Presiden?
Ekonom Universitas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, angka 5% pada pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan angka yang natural saja terjadi. Artinya, tanpa perlu campur tangan pemerintah pun angka bisa dicapai.

"Kita bicara dulu kondisi perekonomian di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi 5%. Kalau 5%, itu berarti pemerintah tidak kerja. Pertumbuhan ekonomi 5% itu adalah natural road," sebut Faisal ditemui di Jakarta, Kamis (4/4/2019).

Dengan kata lain, keberadaan pemerintah tak banyak berdampak pada perekonomian nasional. Sehingga menurutnya, pemerintah harusnya bisa bekerja lebih keras mendongkrak perekonomian RI.

"Tanpa presiden atau tanpa Kemenkeu juga itu akan 5%. Kita sebenarnya butuh the big push (usaha keras)," tandas dia.

2/2

Kepala Kajian makro LPEM UI Febrio Nathan Kacaribu tidak sependapat dengan pernyataan itu. Menurutnya tidak ada ekonomi negara di dunia yang bisa tumbuh tanpa peran dari pemerintahnya.

"Itu negara mana pun tidak bisa seperti itu. Ini mungkin salah paham tentang konsep pertumbuhan ekonomi natural. Itu konsep ekonomi teoritis," ujarnya kepada detikFinance.

Menurut Febrio konsep pertumbuhan ekonomi sendiri bisa terjadi jika suatu negara tingkat penganggurannya sangat rendah. Sementara Indonesia masih memiliki tingkat pengangguran.

Febri memberikan contoh Venezuela. Negara yang ekonominya porakporanda itu bisa dibilang sangat minim peran dari pemerintahnya untuk mendorong perekonomian.

"Contoh yang paling gampang counter skenarionya bayangkan perekonomian kita seperti Venezuela. Di mana pemerintahannya jauh dari kata efektif. Pemerintahnya malah ambil kebijakan yang blunder, terjadi inflasi luar biasa berap ribu persen. Itu adalah perekonomian tanpa pemerintah," tambahnya.

Dia menegaskan, sejatinya konsep pertumbuhan ekonomi secara natural tidak ada hubungannya dengan ada atau tidaknya peran pemerintah. Justru hal itu bisa terjadi jika sebuah negara bisa memanfaatkan secara maksimal sumber dayanya termasuk pemerintahnya.

"Tapi sebenarnya enggak ada satu negara di dunia yang ekonominya bisa tumbuh secara natural," tegasnya.

Kepala Kajian makro LPEM UI Febrio Nathan Kacaribu justru menilai capaian pertumbuhan ekonomi di level 5%, kurs rupiah yang akhirnya pulih dan inflasi yang rendah selama 4 tahun merupakan prestasi bagi pemerintah. Sebab di tengah gejolak perekonomian global pemerintah berhasil melakulan berbagai upaya mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

"Perekonomian kita ini sejak 2015 sudah on the right track untuk bisa tumbuh secara konsisten tanpa adanya komoditi boom. Kita baru keluar dari taper tantrum dari 2013-2015 yaitu aksi jual investor global di sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia, dimana saat itu The Fed melakukan tapering pada 2013.

Sejak saat itu tantangan ekonomi global tidak berhenti. Sehingga tumbuh 5-5,2%, sementara ekonomi lain yang mirip kita rata bermasalah, seperti Turki, Argentina, Afrika Selatan, Brazil. Ini merupakan prestasi," ujarnya kepada detikFinance, Jumat (5/4/2019).

Febrio menjelaskan, salah satu yang menjadi prestasi pemerintah adalah bisa secara disiplin melakukan reformasi melalui kebijakannya. Salah satu reformasi kebijakan yang dia apresiasi adalah pembangunan infrastruktur.

"Kita bisa bangun infrastruktur yang sudah lama tertinggal dan terlupakan. Dengan konsisten dana infrastruktur Rp 400 triliun setiap tahun. Ini akan jadi modal yang besar untuk ekonomi kita untuk beberapa tahun ke depan," ujarnya.

Selain itu, utang yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek produktif yang memberikan manfaat lebih besar dari biaya utangnya. Menurut McKinsey pada 2016, proyek infrastruktur memberikan return 20 persen, sementara biaya utang pemerintah sekitar 8 persen.

Infrastruktur, menurutnya sangat berkaitan dengan masuknya investasi ke RI. Dengan hadirnya infrastruktur membuat para investor mau menanamkan dananya di Indonesia.

Sementara hingga saat ini investasi merupakan salah satu mesin penggerak ekonomi dan penyedia lapangan kerja di Indonesia. Apalagi saat terjadi gejolak perekonomian global banyak dana asing yang keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia.

"Investasi tidak akan datang kalau lesu ekonomi dunia. Infrastruktur bagus menyebabkan investor berani berinvestasi. Kedua kita bersaing dengan negara mirip kita yang menyediakan infrastruktur yang up to date. Nah bottle neck itu yang harus dibereskan," tutupnya.

https://m.detik.com/finance/berita-e...rkah/4/#search
0
1.7K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.2KThread41.1KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.