Ada yang tidak sepakat? Berarti munafik. "Tidak menggunakan hak pilih adalah pilihan itu sendiri." Saya sering mendengar pernyataan macam ini dari pengecut-pengecut yang tidak biasa membuat keputusan besar. Iya, atas nama tidak ada pilihan yang bagus, mereka memilih untuk tidak memilih. Bayangkan hidup mereka seperti apa? Memangnya hidup mereka selalu diwarnai dengan pilihan baik dan buruk?

Apakah hidup itu selalu soal hitam-putih? Bukankah hidup itu kadang membuat kita harus memilih untuk mencegah sesuatu yang buruk terjadi, meskipun opsi yang kita ambil hanya 50% baiknya. Nah, sudah ada gambaran belum soal hidupnya orang golput? Kalau dihadapkan pada pilihan yang sulit, kemungkinan besar akan menyingkir, mengingkari dan tidak akan mau memilih. Main aman, tapi nanti saat badai mulai mereda, mereka paling kencang bersuara.



Tidak punya malu kan? Waktu disuruh milih, tidak mau milih. Giliran ada yang kepilih, kemudian menghasilkan sebuah kebijakan, dia bersuara paling keras. Lha kemarin waktu suruh milih kemana aja ndul? Orang golput itu jangan banyak ngomong! jangan banyak nuntut! ikuti saja apa yang dihasilkan oleh penyelenggara negara. Lha saat dia punya kesempatan untuk bersuara saja diam kok, kenapa koar nya setelah kejadian?

Pecinta golput, jelas bukan orang yang berani mengambil resiko. Mau enaknya sendiri, dan tidak siap diajak bertanggung jawab. "Pilihannya jelek semua, masak saya harus milih yang jelek." Begitu dalil mereka. Memangnya semua orang itu tidak punya sisi baik ya? Meski porsinya kecil dan sangat beresiko menghasilkan hal yang kurang baik, paling tidak ada sisi baik yang bisa menghasilkan sesuatu yang baik.



Dia tidak berani berspekulasi terhadap peluang kecil terjadinya hal baik yang dimiliki oleh sang calon. Dia juga tidak berani bertanggung jawab atas resiko yang muncul. Namanya pengecut kan gitu, jauhi masalah, jauhi hal buruk, jangan main-main sama resiko, yang penting adem. Ngga ada urusan dengan orang lain. Mau susah kek, bodo amat.. Hehe. Maka gw heran, jika ada pemuja golput kok dijadikan pasangan hidup. Lha wong milih hal sepele saja tidak mampu, apalagi menghadapi ruwetnya problematika hidup setelah menikah.

Well, sekali lagi gw tanya, ada yang tersinggung? Bagus! Berarti jiwa manusia anda yang tersinggung masih terguncang. Yang bahaya, kalau tulisan ini dibaca pemuja golput tapi tetap biasa saja. Ayo lah, pemilu bukan soal memilih yang terbaik, tapi memilih yang paling buruk berkuasa. Salam Damai!



Merdeka!

Sumber Gambar : sini, sini,