Taruhaan Pindah Negara Batal, Pendukung Prabowo Hapus Akun Twitternya: Yunarto Wijaya: Payah
TRIBUNNEWSBOGOR.COM - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya sempat ditantang pendukung Prabowo Subianto untuk pindah negara jika Prabowo-Sandiaga menang di Pilpres 2019.
Tantangan pindah negara itupun disanggupi oleh Yunarto Wijaya.
Namun, baru-baru ini dikabarkan taruhan antara pendukung Prabowo Subianto dengan Yunarto Wijaya batal.
Padahal sebelumnya, pemilik akun twitter @TaufanHikmat pun telah sepak untuk pindah negara jika Capres nomor urut 02, Jokowi-Maruf Amin menang di Pilpres 2019.
Akun itu mendadak menghilang setelah beberapa jam yang lalu menantang taruhan Yunarto Wijaya di twitter.
Pemilik akun menghapus semua Tweet-nya yang menantang Yunarto Wijaya untuk pindah ke Cina atau Korea Utara jika Prabowo Subianto menang.
Berdasarkan penelusuran TribunnewsBogor.com, Selasa (2/4/2019) hingga pukul 17.30 WIB, akun @TaufanHikmat tak ditemukan lagi saat dicari di twitter.
Pemilik akun @TaufanHikmat tampak dihapus akun twitter miliknya.
Padahal sebelumnya, ia kerap membalas setiap Tweet nyinyir dari netizen lain kepadanya.
Ketika dikonfirmasi, Yunarto Wijaya hanya tertawa dengan ulah pemilik akun tersebut.
Yunarto Wijaya pun menganggap Tweet akun tersebut sekedar candaan saja.
“Haha ngapain ginian dijadiin berita,” katanya kepada TribunnewsBogor.com, Selasa (2/4/2019).
Lewat akun twitternya, Yunarto kembali mencuitkan kicauannya di akun twitter pribadinya @Yunartowijaya pada Selasa (2/4/2019).
Dalam cuitannya, Yunarto mengemukankan jika taruhan pindah negara tidak jadi.
Sebab, pemilik akun yang menantangnya menghapus akun twitternya.
"Wah payah taruhan pindah negara gak jadi, orangnya ngapus twit..." kata Yunarto Wijaya.
Diberitakan sebelumnya, pemilik akun @TaufanHikmat yang menjawab tantangan Yunarto Wijaya.
Tapi bukan taruhan uang yang ia sanggupi, melainkan pindah negara jika jagoannya kalah di Pilpres 2019.
"Yu tak sama saya? berani tarohan?
berani ga kalau jae kalah ente pindah ke negara komunis?," tulis akun tersebut.
Tantangan itu pun disanggupi oleh Yunarto Wijaya, namun dengan alasan hal itu berlaku juga bagi si penantang.
Yakni, jika Prabowo kalah di Pilpres 2019, pemilik akun @TaufanHikmat juga harus pindah dari Indonesia.
"Ok saya terima, berlaku buat anda juga ya?," tulis Yunarto Wijaya.
Alih-alih mengingatkan Yunarto Wijaya, ia menyarankan agar Direktur Charta Politika itu pindah ke China atau Korea Utara.
Namun ia tak menjawab tantangan Yunarto Wijaya sebagai syarat taruhan tersebut.
Ia tak menyanggupi, kalau dirinya juga akan pindah negara jika Prabowo yang kalah.
"Catat yg tak,pkknya jae kalah ente pindah ke negeri komunis mau china atau korut," katanya.
Yunarto Wijaya pun menegaskan Tweet yang sebelumnya.
"Berlaku buat anda juga ya? serius kita jadikan ini bukti... saya serius...," katanya menegaskan.
Tantangan itu pun disanggupi pemilik akun tersebut.
"Ok tak deal ya
China atau Korut ya," tulisnya.
sumber
Di Amerika aja bisa salah untuk pemilu yang terakhir kemarin.
Secara luas dan jumlah penduduk lebih besar dari Indonesia.
secara kan belum ada ukuran soal faktor-faktor konsistensi pemilih, resistensi pemilih pas ketika ditanya.
itu ada juga faktor-faktor yang seperti di katakan yang di polling USA waktu itu.
Jadi bukan seperti cara kita membaca kaya yang di berita tersebut.
Jika survey nya sejalan dengan hasil kampanye berarti survey nya lebih bagus dari survey polling pilpres USA kemarin.
Survey itu mendrive iya, mengarahkan secara lembut secara tidak sadar, bisa juga memperkuat preferensi pilihan politik bagi voters. itu bagi yang sejalan pasangan 1 atau survey yang menguntungkan pasangan 2.