Kekerasan sudah menjadi hal yang umum terjadi di masyarakat. Terutama kekerasan pada perempuan. Namun, sama sekali tidak ada perhatian pemerintah terkait ini. Masyarakat sudah telanjur menganggap hal tersebut wajar dan biasa. Setiap tahun, hal yang sama terus terjadi, bahkan semakin meningkat.



sumber

Berdasarkan data tersebut, sudah jelas bahwa mayoritas terjadinya kekerasan adalah berasal dari orang terdekat. Wow, miris sekali. Orang terdekat yang seharusnya menjadi tameng pelindung tapi justru menjadi pelaku kekerasan itu sendiri.

Dimulai dari masih pacaran. Pergaulan di masyarakat jaman sekarang meng-sah-kan seorang laki-laki menyakiti perempuan yang menjadi pasangannya secara fisik, parahnya tidak ada pembelaan terhadap si perempuan atau hukuman yang menjerat si lelaki. Mungkin karena paradigma mereka sudah menganggap itu adalah hal biasa dan wajar, jadi mereka mengabaikannya.

Kekerasan terhadap perempuan berlanjut dalam lingkungan rumah tangga. Seorang suami merasa memiliki hak penuh atas diri seorang istri dan memperlakukannya semena-mena. Banyak laporan KDRT yang terjadi setiap tahunnya dan belum ada tindakan pasti terkait ini. Lagi-lagi, hak ketenangan hidup sebagai perempuan terabaikan.

Bahkan di tempat umum, perempuan kerap kali mengalami pelecehan seksual. Saat kasus-kasus tersebut dilaporkan, selalu saja perempuan yang disalahkan. Tidak ada sedikit pun pembelaan terhadap mereka. Sudah menjadi korban, disalahkan pula. Sungguh ketidakadilan yang tak bisa dipercaya.

Minimnya perhatian hukum terhadap kasus kekerasan pada perempuan, sungguh memprihatinkan. Mereka seolah tidak peduli pada para korban yang tidak hanya menderita secara fisik, tapi juga mental karena trauma yang dialami.

Negara Indonesia adalah negara demokrasi, di mana siapapun berhak mengeluarkan suaranya. Dalam hal ini, marilah kita perjuangkan bersama hak-hak perempuan untuk hidup tenang dan merasa aman di mana pun berada. Baik itu di jalan, maupun di dalam rumah sendiri. Bebaskan perempuan dari rasa khawatir akan keselamatan dirinya.

Pada pemilu tahun ini, marilah kita memilih pemimpin yang peduli pada nasib para perempuan di Indonesia. Dalam kepemimpinannya nanti, seharusnya penanggulangan kekerasan terhadap perempuan sudah menjadi agenda dalam program yang dijalankan. Jadikan negara ini sebagai bangsa yang peduli dan kritis, terutama terhadap kaum perempuan.

Dan semua dimulai dari pemimpinnya.