Tim Pegasus Unit Pidum Polrestabes Medan akhirnya berhasil membekuk seorang pelaku perampokan yang menyebabkan korbannya Loei Wie Loen (66) tewas, di Jalan MT Haryono, Kecamatan Medan Timur, pada Rabu (18/7/2018).

Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Putu Yudha menyampaikan, perampok sadis tersebut bernama Ramadan Manalu (44) warga Jalan Pasar III No 5 Medan dari sebuah rumah di Jalan Karya Wisata, Medan Johor.

"Tersangka dibekuk setelah 8 bulan melarikan diri usai merampok pengendara sepeda motor. Dalam kasus ini, sebelumnya kita juga telah mengamankan tersangka lainnya bernama Arief tak lama setelah kejadian," ungkapnya kepada wartawan, Rabu (27/4/2019).

Putu menjelaskan, saat penangkapan yang dilakukan terhadap Ramadan, tersangka berupaya melakukan perlawanan, sehingga petuga terpaksa memberikan tindakan tegas terukur untuk melumpuhkannya.

Setelah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mengobati lukanya, lanjut Putu, tersangka selanjutnya dibawa ke Polrestabes Medan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Dari hasil pemeriksaan, diketahui kalau tersangka ternyata sebelumnya telah dua kali tertangkap atas kasus pemerasan di Polsek Medan Timur dan Polsek Medan Barat," pungkasnya.

Seperti diketahui, korban Loei Wie Loen adalah warga Jalan Sei Deli, Kelurahan Silalas, Kecamatan Medan Barat yang tewas karena menjadi korban keganasan begal di Jalan MT Haryono Kecamatan Medan Timur, Rabu (18/7/2018) sekitar pukul 05.30 WIB.

Dalam aksinya, pelaku yang berjumlah lebih dari satu orang ini memepet dan memukuli kepala korban dengan benda keras ketika melintas mengendarai sepeda motor Honda Supra X BK 2902 KM persis di depan gedung Uniland. Korban sendiri saat itu baru pergi dari rumahnya untuk berjualan mie pangsit di Jalan Madong Lubis Kota Medan.

http://www.medanbisnisdaily.com/m/ne...loei_wie_loen/
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Gerombolan nya Rahmat Sinaga neh, putera fefek kampung bantaran sei taik deli, medan maimun, sudah lagu lama nan basi

Ingat , semua duit yang anda kasih ke para preman, menjadi makanan untuk anak2 preman, yang mana sesudah tumbuh dewasa, akan menjadi preman dan begal yang membunuh anda atau anak cucu anda sendiri di masa depan

Jadi anda yang membayar pungli preman adalah anda yang menabung untuk kematian anda sendiri dan kehancuran negara, dimana SAYANGNYA, anda tidak bisa menolak pungli preman karena preman DIBEKING OLEH APARAT YANG JUGA DIBAYAR DENGAN UANG PAJAK ANDA! (sooooorrr kan?, kearifan lokal lobang fefek sipetak sumut)

Dulu ane pernah tanya ke preman kampung bantaran sei taik deli di warung kopi di medan maimun/kota, kalian kalau "spuring" (bahasa medan utk di buron polisi), lari kemana ? makan apa selama buron ?

Dia jawab, gampang bang, kerja saja jadi buruh potong/tebang pohon di PTPN selama 8 bulanan, tinggal di hutan, dapat gaji lagi, orang PTPN juga engga bakal ngecek identitas kita, amanlah kita, sesudah 8 bulanan, balik lagi ke medan, sudah engga bakal dicari lagi kita tu

dalam hati ane, pantas saja kebun sawit PTPN adalah tempat buang mayat favorite kedua setelah sungai parit taik deli

Pulang dia,langsung dipandang hebat dan keren oleh laskar fefek sei taik deli dan dikasih jabatan jukir/pengutip uang jaga di medan kota pulak

Sayang untuk kasus ini, walau di wilkum polsek medan kota, yang tanganin pihak polrestabes, jadi ketangkap juga, walau sudah liburan 8 bulan outbond


Parit Taik Sei Deli, sarang kimpoi demit