Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

berbagi274Avatar border
TS
berbagi274
Antara Horor dan Lucu, Ini Kisah Saat Ular Masuk ke Rumah
Antara Horor dan Lucu, Ini Kisah Saat Ular Masuk ke RumahAda dunia lain di sekitar kita yang tak tampak atau gaib, saya yakini itu. Sayangnya, yang terbesit dalam pikiran kebanyakan orang ketika mendengar kata "gaib" yaitu setan, kuntilanak, tuyul, genderewo, dan sejenisnya. Yah begitulah kenyataan yang ada di masyarakat kita.
 
Sebagai orang yang tumbuh dan besar di daerah kampung, saya cukup akrab dengan hal-hal berbau gaib. Waktu kecil saya harus berlari jika ingin segera sampai ke rumah. Gang kecil yang diapit kebun dan kolam, ditambah hanya ada lampu bolham sebagai penerang, menambah suasana semakin mencekam. Jarak 100 meter terasa 1 kilometer.
 
Namun, lama-lama suasana seperti itu menjadi hal yang biasa. Akhirnya tak ada rasa takut jika harus berada pada kondisi yang sama meskipun di tempat yang berbeda.
 
Setelah dewasa ternyata bukan hal gaib macam itu yang membuat jantung berdebar, adrenalin meningkat, dan keringat dingin mengucur, tapi hal yang justru terlihat jelas oleh mata. Ular, hewan dari keluarga reptil ini membuat bulu kuduk saya berdiri. Ampun dah!
 
Saking takutnya meski hanya melihat di TV, saya masih tak berani. Rasanya ular yang ada dalam tayangan sebuah acara itu mau keluar dan loncat dari kaca TV. Berlebihan memang, tapi seperti itu kira-kira rasa takut saya pada binatang berbisa itu.
 
Saya pernah dengar perkataan salah satu teman senior saya tentang rasa takut. Katanya jika kita takut akan sesuatu, maka akan dengan mudah dan sering kita bertemu dengan sesuatu itu. Dengan kata lain, jika perkataannya benar, dengan mudah saya akan menemukan binatang bersisik itu.
 
As you know, Gan and Sista. Apa yang teman saya bilang tadi benar-benar terjadi. Saya tidak habis pikir mengapa bisa terjadi apa yang saya takutkan. Kejadiannya di runah, yah di dalam rumah bukan di kebun, sawah, atau tempat umum lainnya.
 
Beberapa kali tiba-tiba ada ular di dalam rumah, entah masuk dari mana. Di teralis jendela kamar depan, seekor ular berwarna hitam melingkar santai. Meski kecil, kurang lebih 30 cm, tapi cukup membuat saya jantungan.
 
Pernah juga saat saya sekeluarga sedang berada di ruang TV. Saat itu hampir larut, jam sembilan malam seingat saya, istri dan kedua anak saya sudah tidur. Tiba-tiba ada ular jatuh dari plafon.
 
Refleks, setengah teriak saya membangunkan anak dan istri. Saya ketakutan sama ular yang datang tiba-tiba. Sedangkan anak istri saya takut karena kaget dengar teriakan saya.
 
 
Spoiler for Ilustrasi Ular dari Pixabay.com:


Saya sempat browsing mencari tahu ular apa yang masuk ke rumah saya. Lalu kenapa juga mereka bisa masuk. Dari panjang, corak dan warna ular tersebut bisa jadi itu ular pohon atau ular kayu. Kebetulan di belakang rumah saya ada kebun yang ditanami pohon Arbise. Ular jenis ini termasuk berbisa sedang dan tubuhnya tidak lebih dari 100 cm.
 
Quote:


 
Satu lagi yang menurut saya cukup menegangkan. Persisnya beberapa hari setelah kompleks perumahan saya kebanjiran, sore hari menjelang magrib jenis ular lainnya menyambangi rumah saya. Saat itu saya hendak menutup jendela dapur,  sesuatu yang janggal berada di belakang kompor gas. Bentuknya melingkar mirip gulungan tali, tapi lebih besar lagi. Warna hitam corak batik.
 
Saya mencoba melihat lebih dekat, memastikan sesuatu aneh apa yang saya lihat itu. Semakin dekat gulungan itu terjata ada ujungnya, berbentuk segitiga sebesar kepalan tangan saya. Dua buah lingkaran kecil nampak dari kedua sisi segitiga itu. Seketika saya terperanjat, loncat mundur sambil melempar benda yang paling dekat dengan tangan saya, kaget bukan kepalang. Yang saya lihat itu seekor ular sanca yang melingkar menyerupai kain batik. Awalnya saya pikir itu kain daster istri yang tak terpakai dan dijadikan kain lap dapur.
 
Meski takut, saya berusaha tetap sadar. “Jangan panik, jangan panik, astaghfirullahal adzim”, kalimat itu saya ucapkan dalam hati sambil mengelus dada. Setengah berteriak saya bilang ke istri agar tidak ke ruangan dapur dulu, suaminya yang paling “berani” sedang berusaha mengusir makhluk tak diundangan yang sedang bersantai ria di ruangan yang paling difavoritkan istri.
 
Beberapa cara sudah saya coba untuk mengusirnya. Memukul-mukul sesuatu, berharap bunyi yang dikeluarkan membuat sang ular tidak nyaman. Namun, ternyata tak berhasil. Melempar tutup panci agar tak hanya bunyi, tapi ada getaran juga yang ditimbulkan. Masih tidak berhasil. Berlutut, memohon dengan sangat, “Ular sanca yang baik hati dan tidak sombong, please! Keluarlah dari rumah saya, jangan biarkan saya kencing di celana karena ketakutan.” Yang ini baru rencana saja.
 
Jangankan pergi, bergerak sedikit saja pun tidak. Oh ya, saya lupa jika saat itu adalah malam Jumat. Saya berusaha menepis pikiran jika sang ular yang ada di depan saya ini jelmaan jin atau sejenisnya. Karena tak kunjung pergi, saya berpikir untuk minta tolong tetangga yang mungkin berani untuk menangkap atau sekadar mengusirnya.
 
Pak Yono, laki-laki setengah baya berbadan tinggi, agak kekar, bapak-bapak paling maskulin yang ada di jajaran rumah saya. saya sering melihat beliau berolah raga, angkat beban segala di depan rumahnya. dengan seperti itu saya mengira dengan mudah ia akan mengusir ular sanca yang sejak tadi tak bergeming.
 
Beberapa saat kemudian Pak Yono datang tanpa membawa alat apapun, hanya sebuah karung beras berwana putih saja yang ada di tangannya. “Mana ularnya, pak?” tanya Pak Yono sesampainya di rumah saya.
 
Tak menunggu lama saya ajak beliau ke dapur dan menunjukan ular yang saya maksud. Setelah melihat ular sanca itu Pak Yono pun terperanjat. Kaget pula rupanya. “Waah ini sih gede ya, ularnya. Kalau kecil sih bisa langsung saya tangkap,” kata Pak Yono yang ternyata tak seberani yang saya kira.
 
Karena sama-sama tidak berani, kita berdiskusi bagaimana cara mengusirnya. Sepakat, menggunakan sebilah bambu yang ada di pojokan rumah. Bambu yang panjang adalah alat yang pas untuk kami yang takut berdekatan dengan ular sanca itu. Berhasil, sang ular berhasil kami usir dengan mengarahkannya ke luar.
 
Yang masih membuat saya merasa aneh, sang ular keluar dari rumah saya dengan santainya. Tidak buru-buru seperti layaknya hewan yang takut sama manusia. Apa mungkin ia tahu kalau dua manusia yang mengusirnya lebih takut dari padanya? Ah, peduli amat. Yang penting Ular sanca yang membuat saya bercucuran keringat ini bisa pergi.
 
Quote:


Spoiler for Kisah Lucu nan Absurd lainnya nih, GanSis. Masih berlatar di dapur:


alizazet
anasabila
tien212700
tien212700 dan 13 lainnya memberi reputasi
14
3.5K
55
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread43KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.