Sebelum melangkah lebih jauh soal film “Dumbo”, ane bakal bagikan sedikit tentang asal muasal film ini. Sebenarnya Dumbo adalah buku bergambar untuk anak-anak. Tapi Disney langsung tertarik membuat animasinya pada tahun 1941. Ada kisaran 80 tahun baru dibuat versi live action-nya.
Ada sedikit perbedaan dalam versi live-action dan animasi. Di versi animasinya fokus sama karakter seekor hewan yaitu Dumbo. Tapi dalam live-action malah berbanding terbalik, justru manusia yang menjadi tokoh utamanya, mungkin karena fokusnya untuk memberikan pesan moral untuk sisi penonton anak-anak.

Tontonan yang sangat pas banget buat para anak-anak. Soalnya ada banyak kejutan adegan lucu dan gemesin si Dumbo sukses membuat gelak tawa anak-anak. Ending film ini sangat mudah ditebak, namanya juga film yang dikhususkan untuk anak. Bagian yang paling memainkan emosi sih ada di-scene sedihnya saat Dumbo dan ibunya harus dipaksa berpisah. Kayak ada rasa gak tega gitu, soalnya ekspresi kedua gajah itu sangat menyentuh.

Walaupun dikhususkan untuk film anak-anak, tapi orang dewasa juga bisa nonton kok. Soalnya ada banyak sisi positif kehidupan yang bisa dipetik, contohnya nih berbagi kebahagian dengan melakukan hal kecil.

Dari sisi bagaimana scene-scene sang gajah mungkin tidak terlalu bermasalah dalam film ini. Justru ada beberapa pemeran karakter yang tidak begitu nendang aktingnya dan terkesan tanggung. Ane gak bisa jelasin terlalu detail sih, mungkin karena naskah yang dibuat agak kurang srek atau chemistry antar pemeran tidak menyatu terutama sang ayah dan anak sebagai tokoh utamanya. Jangan-jangan otak ane yang agak sedikit korslet yaa , tapi bagi yang sudah nonton pasti beberapa dari kalian akan sependapat dengan ane gan.

Nah untuk lagu-lagu ikoniknya dalam film animasi terdahulu juga sangat kurang disini. Soalnya bukan cuma ane yang nungguin momen musiknya, anak-anak juga pasti pada karatan dikursi theater nungguin sesi nyanyiannya .