mini.minionAvatar border
TS
mini.minion
Novel Baswedan: Presiden Takut Enggak Mengungkap Kasus Saya? Kalau Takut, Saya Sedih
Rabu, 27 Maret 2019



TRIBUNNEWS.COM - Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, mengaku memandang sebelah mata proses pengungkapan kasus penyerangan yang dialaminya.

Pasalnya, hampir 2 tahun berlalu, belum ada titik terang terkait kasus penyiraman air keras terhadap dirinya, tepatnya sejak 11 April 2017.

Novel pun menyampaikan kekhawatirannya kepada komika Pandji Pragiwaksono, terlihat pada tayangan vlog yang diunggah oleh Pandji, Selasa (26/3/2019), ke YouTube.

Ia khawatir jika presiden, sosok yang paling ia harapkan bisa membantu menuntaskan kasusnya, justru takut untuk mengungkapnya.

Pernyataan ini pernah Novel sampaikan pula dalam sebuah diskusi di KPK pada November 2018 lalu.

"Pertanyaannya, kira-kira Presiden takut enggak mengungkap ini? Kalau Presiden takut mengungkap ini, saya sangat sedih," ujar Novel.

Novel pun kemudian memberikan penilaiannya terkait bantuan presiden jika membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus-kasus yang mengancam penyidik KPK.

Ia menegaskan tidak akan ada risiko jika presiden benar-benar menerjunkan tim gabungan untuk mengungkap kasus penyerangannya.

"Tentunya saya punya banyak indikator untuk mengatakan soal itu,"

"Logika saya adalah kalau presiden membentuk tim gabungan pencari fakta, risikonya apa?"

"Tidak ada risiko apapun, kecuali risikonya akan bisa terungkap,"

"Apakah itu risiko yang positif atau negatif?" kata Novel kepada Pandji.

Penilaian tersebut yang menjadi kekhawatiran Novel terhadap presiden yang dimungkinkan takut untuk mengungkap kasusnya.

Selain itu, Novel juga menyayangkan pihak-pihak yang justru diam saja melihat banyaknya ancaman yang datang kepada anggota KPK.

"Orang-orangnya KPK yang sedang mengungkap, semuanya digangguin," kata Novel.

"Persekongkolan jahat itu tidak boleh dibiarkan, mau sampai kapan?"

"Siapa pun yang mengetahui korupsi-korupsi yang luar biasa di Indonesia, harusnya marah,"

"Sangat tidak nasionalisme kalau kemudian mengetahui begitu parahnya korupsi namun tidak marah," lanjutnya.



Diberitakan sebelumnya, wajah Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal seusai menjalankan salat subuh di masjid dekat kediamannya, pada 11 April 2017 lalu.

Sejak saat itu, Novel fokus menjalani serangkaian operasi guna penyembuhan matanya.

Proses penyembuhan juga dilakukan di rumah sakit yang berada di Singapura.

Dikutip TribunSolo.com dari Kompas.com, menurut hasil diagnosis dokter yang merawatnya pada waktu itu, mata kiri Novel mengalami kerusakan 100 persen.

Sementara, mata kanan Novel mengalami kerusakan 50 persen akibat air keras yang disiram ke matanya.

Sejumlah aktivisi antikorupsi sendiri telah mendesak Jokowi untuk membentuk tim independen dalam penanganan kasus tersebut.

Apalagi, kasus itu telah berlalu tanpa ada satu pun pelaku yang ditangkap polisi. (*)

http://solo.tribunnews.com/

Terbukti presiden kita tidak tebang pilih
Diubah oleh mini.minion 28-03-2019 04:31
0
3.1K
62
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
670.2KThread40.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.