- Beranda
- Berita dan Politik
PETANI BELAJAR KE JEPANG
...
![rickyferdi336](https://s.kaskus.id/user/avatar/2018/11/13/avatar10408423_1.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
rickyferdi336
PETANI BELAJAR KE JEPANG
![PETANI BELAJAR KE JEPANG](https://s.kaskus.id/images/2019/03/27/10408423_20190327104740.jpg)
Mungkin di antara kita ada yang familiar dengan ungkapan ‘Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri Cina’. Secara denotatif, mungkin ungkapan itu ingin agar kita belajar ke Cina yang pernah menjadi kiblat ilmu dan kebudayaan di masa lalu. Atau secara konotatif, ungkapan itu menekankan agar kita belajar sampai sejauh-jauhnya. Tidak berhenti, tidak cepat puas diri. Karena Cina bisa dianggap sebagai sebuah negeri jauh.
Hingga kini, ungkapan itu masih menemukan relevansinya. Kita memang harus belajar, menuntut ilmu sampai jauh, melampaui batas-batas. Tidak ada kata berhenti dalam belajar. Baik itu untuk golongan muda, tua, miskin, kaya, pelajar, pengusaha, hingga petani harus tidak pernah berhenti belajar.
Jangan karena merasa diri terbatas, atau rendah, lalu berpikir bahwa belajar merupakan sebuah hal yang mewah. Petani misalnya, harus terus terpacu untuk belajar berbagai ilmu. Agar mereka bisa semakin mengembangkan potensi diri dan juga meningkatkan produksi.
Sebagai contoh, kita bisa ambil Provinsi Gorontallo yang terkenal dengan produksi jagungnya. Kemampuan petani jagung di daerah itu membuat Gorontallo punya Nilai Tukar Petani (NTP) Umum yang tertinggi ke dua di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2019, NTP (NTP Umum) Provinsi Gorontalo tercatat sebesar 104.21 atau mengalami kenaikan sebesar 0.65 persen bila dibandingkan keadaan bulan Januari 2019 yang tercatat sebesar 103.54. NTP masing-masing subsektor tercatat sebesar 109.10 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 110.67 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 96.10 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 101.66 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T), dan 100.94 untuk Subsektor Perikanan (NTN).
Bila benar petani Gorontallo sedemikian sejahtera dengan ukuran Nilai Tambah Petani yang tinggi, Ironisnya, Gorontallo juga berada di peringkat ke 5 provinsi paling miskin di Indonesia.
Berangkat dari kondisi demikian, bisa disimpulkan secara sementara bahwa peningkatan kapasitas keilmuan petani akan turut mengerek kesejahteraan masyarakat secara umum.
Bila dulu Cina menjadi kiblat, kini negara mana pun bisa kita jadikan acuan untuk belajar dan menimba ilmu. Ibarat tangga, ilmu adalah sarana yang bisa membuat kita naik ke level yang lebih tinggi. Dengan ilmu, kita bisa belajar memperbaiki diri dan kondisi.
Sumber:
https://www.gatra.com/rubrik/nasiona...tih-di-Jepang-
Dalam konteks perorangan, bertambahnya ilmu dan pengetahuan membuat dirinya bisa bertindak lebih, meningkatkan kemampuan, pendapatan, dan kesejahteraan.
Dalam konteks kedaerahan atau kemasyarakatan, bertambahnya ilmu bisa menciptakan masyarakat yang lebih beradab, berbudaya, dan tentunya sejahtera. Meski peningkatan ilmu untuk sekelompok masyarakat atau daerah, tidak semudah menimba ilmu secara pribadi.
Perlu ada perbaikan secara sistemik dan infrastruktur. Penguatan dan peningkatan kapasitas guru atau tenaga pengajar, perbaikan infrastruktur pendidikan, dan penyempurnaan gizi serta nutrisi. Dan untuk menggapai cita-cita itu diperlukan suatu keputusan politik atau political will yang kuat dan berkomitmen.
0
1.2K
3
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
![Berita dan Politik](https://s.kaskus.id/r200x200/ficon/image-10.png)
Berita dan Politik![KASKUS Official KASKUS Official](https://s.kaskus.id/kaskus-next/next-assets/images/icon-official-badge.svg)
672.1KThread•41.8KAnggota
Urutkan
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya