• Beranda
  • ...
  • Health
  • Pasang Ring atau Bedah Pintas, Ini yang perlu anda ketahui

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Pasang Ring atau Bedah Pintas, Ini yang perlu anda ketahui
Penyakit jantung masih menjadi momok menakutkan. Penyakit jantung koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke, yakni sebesar 12,9%. Dengan tingginya angka kematian, dunia kedokteran selalu mencari terobosan untuk menemukan teknologi penanganan penyakit jantung. Beragam metode yang canggih dan mutakhir diperkenalkan untuk meminimalkan risiko serangan jantung. Termasuk penanganan melalui teknologi stent hingga operasi bedah pintas jantung.

Di Indonesia, stroke nomor satu karena penanganan stroke di Indonesia masih dipertanyakan, tetapi kalau melihat statistik di negara-negara maju, jantunglah pembunuh nomor satu. Perkembangan teknologi jantung bermula dari PCI (Percutaneous Coronary Intervention), yang pertama kali diterapkan di Indonesia pada 16 Januari 1987.



PCI pertama diperkenalkan oleh dr. Muchtar Hanafi. Dalam setahun, hanya 6-7 pasien yang ditangani. Kalau sekarang, kondisinya beda, bisa menangani 6-7 orang dalam satu hari. Waktu dulu satu orang harus stand by. Pada 1987, Indonesia memasuki era baru mengenai intervensi meskipun terbilang lamban. Ring, di dunia baru ada tahun 1986, di Indonesia masuk sekitar 1993 atau 1994. 

Perkembangannya sangat pesat. Jadi, kalau waktu dulu pasang ring, sekitar 5%-10% bukannya terbuka tetapi malah buntu. Karena dulu belum ada yang paham bagaimana mekanisme, bagaimana terjadinya buntu. Setelah diketahui, baru mulai menggunakan obat.

Waktu dulu, penggumpalan darah itu faktornya koagulasi, maka obatnya pakai obat antikoagulan yang dipakai dua kali. Tapi, ternyata obat itu tidak mampu menutup penggumpalan darah. Kemudian menggunakan ticlopidin. Gabungan antara tidopidin dengan obat antikoagulan membantu setelah dibuka dia tetap terbuka, yang dulunya 5%-10% menjadi kurang dari 1%.

Teknologi pemasangan ring juga mengalami perkembangan, sekarang ini ring juga makin bagus, sehingga ringnya itu semakin tipis ukurannya. Kalau dulu, waktu awal, 1 milimiter, 1.000 mikron. Sekarang bisa 60 mikron.]adi semakin tipis. Dari 150 mikron jadi 60 mikron. Jadi teknologi pembuatan stent sudah semakin berkembang.

Sekarang stent juga tidak harus diganti tiap lima tahun, sudah ada stent yang bisa diserap. Tapi ternyata dalam hasil penelitian stent, hal itu tidak begitu bagus. Tidak sebagus yang bahannya dari logam, sehingga untuk sementara mereka berhenti berproduksi. Tapi, untuk stent, bukan hanya soal bahan, melainkan juga teknik memasangnya. Misalnya, apakah sudah pas dipasangnya dengan pembuluh darah.



Karena sekarang teknologi imaging sudah sangat luar biasa. Teknologi tersebut ada yang menggunakan ultrasound sehingga bisa melihat ring atau stent itu menempel atau tidak dengan pembuluh darahnya, sehingga hasilnya menjadi sangat bagus.

Perbedaan mendasar bedah pintas (bypass) dengan stem jantung, kalau dulu di awal pasang stent kurang aman, sekitar 5%-10% itu bisa terjadi blok atau nutup
lagi. Stem yang pada awal itu susah dan obatnya juga belum seperti sekarang. Tentu saja, risikonya besar tapi sekarang teknologi riem sudah luar biasa. Jadi, bukan hanya koagulen yang buntu total. Sekarang ini, ring menjadi 95 persen lebih aman dibandingkan dengan bypass.

Yang kedua, durasi di rumah sakit lebih sebentar. Pasang ring itu kadang datang pagi, sore bisa pulang. Paling satu hari. Kalau bypass risikonya lebih besar di RS lebih lama. Minimal seminggu itu sudah hebat, paling tidak dua minggu. Recovery-nya juga bisa satu bulan.

Selain itu perbedaannya ada di biaya. Biayanya kadang-kadang lebih mahal kalau pakai ring karena alatnya lebih banyak. Imaging satu alatnya saja bisa Rp 20 juta dan ngebor Rp 30Juta. Untuk ngebor dan imaging juga tidak ditanggung BPJS.



Dan kalau pasang enam sampai tujuh ring, bisa lebih lama. Ini akan berdampak pada harga, kalau bedanya Rp l-2 juta tidak masalah. Tapi kalau bedanya sampai Rp150 juta? Pertimbangannya adalah apa harus menggunakan bypass atau pasang ring yang akan ditentukan oleh dokter bedah.

Komplikasi akibat bypass membutuhkan dokter bedah kalau sampai terjadi, karenanya semuanya harus dibicarakan secara terbuka ke pasien. Bagi orang orang yang sibuk, yang tidak punya waktu istirahat lama, disarankan menggunakan ring.

Rentang usia penderita penyakit jantung koroner di Indonesia mengalami pergeseran dalam artian, siapa yang dimaksud muda? Kalau di Indonesia average penderitanya berusia 50-55 tahun. Usia tersebut lebih muda dibandingkan average penderita di negara lain, seperti di Australia yang usia 70-75 tahun.


Spoiler for Referensi:


Diubah oleh babygani86 23-04-2019 05:32
11
7.8K
52
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Health
HealthKASKUS Official
24.6KThread9.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.