Pemilu sebentar lagi namun ada yang menarik nih guys, pemilihan kali ini tentu saja di penuhi pemilih baru kaum millenial yang rata-rata wanita. Nah apa saja program para calon pemimpin nanti untuk mencegah kekerasan terhadap wanita ?



Setidaknya kedua capres tentu saja memiliki program untuk membenahi masalah wanita yang rentan terhadap kejahatan, baik itu kekerasan seksual, rudapaksaan, kekerasan dalam rumah tangga, mapun korban kriminal. Namun yang agak sulit dibuktikan adalah kasus kekerasan seksual.

Seperti yang kita tahu kasus kekerasan seksual seperti pelecehan yang semakin marak saat ini sangat minim dengan bukti, ada beberapa peristiwa yang terekam oleh cctv namun hanya sedikit sekali masih banyak pelecehan yang tak terekam. Terlebih lagi di sarana transportasi umum seperti KRL di jam sibuk sudah pasti pelecehan kerap saja terjadi dengan banyaknya penumpang yang berdesak desakan.



Namun dengan maraknya pelecehan terhadap perempuan saat ini negara diharapkan tidak tinggal diam, sebab komponen dan substansi hukum yang ada saat ini cenderung pihak kaum hawa ini susah mendapatkan keadilan.

Seperti korban pelecehan tentu saja sulit untuk mendapatkan bukti karena tidak ada pembekasan di visum et repertum seperti halnya kasus rudapaksaan, bahkan kasus rudapaksaan saat ini biasanya sering diakhiri dengan pembunuhan lebih mudah untuk terkena hukum pidana namun kalau pelecehan ? Sangat sulit untuk mendapatkan keadilan di negeri ini tanpa adanya bukti. Hampir semua perempuan yang dilecehkan dan menjadi korban hanya diam meratapi nasibnya. Sedangkan para pelaku terus melakukan aksinya tanpa takut untuk tertangkap.



Walau masih banyak kekerasan pada wanita tidak hanya pada kasus pelecehan saja, untuk itu para calon pemimpin bangsa lebih memikirkan hak para wanita ini dengan memberikan hukuman pada para pelaku dengan indikasi trauma, bukan bukti otentik baik itu video, visum et repertum maupun saksi namun dari bentuk pemeriksaan visum psikiatrikum. Yaitu indikator untuk memeriksa tingkat traumatik si korban.



Menurut komnas HAM 40% kasus kekerasan terhadap perempuan terhenti di tingkat laporan di kepolisian itu diakibatkan susahnya mencari bukti.

Bahkan kekerasan pada wanita dari kasus pertahunnya cenderung meningkat.

Apakah pemimpin Indonesia di tahun 2019 ini bisa memberikan rasa aman untuk para wanita, yang tentu saja mereka pun para pemilih yang aktif dalam pemilu nanti. Kita tunggu saja aksi dari calon pemimpin nanti siapapun pemimpinnya yuk kita suarakan dari hati "Stop tindakan kekerasan pada wanita"



Nah bagaimana nih pendapat agan semua, silahkan komentar, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 



c4punk@2019

Gambar google

Referensi tulisan Disinidan Disini