Dalam melakukan apapun kita harus punya alasan, jangan cuma asal-asalan. Paling tidak itu salah satu prinsip hidup saya. Dalam hal menulis pun demikian. Meski saat ini masih dalam level senang menulis, belum menjadi penulis tapi tetap alasan kuat dalam diri harus ada.

Memang bukan pertama kali saya harus mengungkapkan mengapa saya harus menulis, atau menjadi penulis. Paling tidak ada empat alasan kuat, yang mendasarinya hingga harus meluangkan waktu untuk menulis.

Alasan pertamacukup sederhana, meski kenyataannya tak sesederhana itu. Membaca sebuah novel, best seller, difilmkan, dan banyak yang terinspirasi dari karya tersebut menumbuhkan benih mimpi dalam hati ini. Berharap ada nama saya di sebuah cover buku yang isinya memberikan inspirasi untuk pembaca buku itu.

Alasan kedua agak idealis. Hidup di dunia ini sementara saja. Adalah sebuah perjalanan menuju tempat abadi yang hanya Allah yang Maha Tahu lokasinya. Sebuah ladang amal untuk mengumpulkan bekal di tempat itu nanti. Berharap menulis bisa menjadi bekal nanti di sana.

Alasan ketiga, realistis. Betapa banyak orang yang menjadikan menulis sebagai salah satu jalan rezekinya. Jika orang lain bisa, mengapa saya tidak. Perkara menulis bukan sebuah keajaiban, tapi keterampilan yang bisa dipelajari dan dilatih. Saya yakin ini pun bukan perkara mudah, tetapi selama kita berikhtiar semoga menulis juga bisa menjadi jalan rezeki saya kelak.

Alasan terakhir, kepuasan. Betapa tidak, menulis di beranda sosial media banyak yang like, komentar dan menanggapi dengan riang adalah sebuah kebahagiaan. Jika orang lain terhibur, tersenyum, atau bahkan terinspirasi dengan tulisan kita--meski hanya status Facebook-- bukankah baik jika melanjutkan ke tingkat yang lebih serius lagi.

Selain sebagai motivasi untuk diri sendiri, tulisan ini juga semoga bisa memberikan sedikit inspirasi bagi yang membacanya. Terima kasih para mentor yang bersedia membaca dan memberikan masukan untuk tulisan saya yang masih jauh dari kata baik, apalagi sempurna.