skydaveeAvatar border
TS
skydavee
New Zealand, Sebuah Oase Ditengah Gersangnya Humanisme

Negara New Zealand (Selandia Baru), terletak di sebelah barat daya Samudera Pasifik. Berjarak kira-kira 1.500 kilometer di tenggara Australia, di seberang Laut Tasman, dan kira-kira 1.000 kilometer di selatan negara-negara kepulauan Pasifik, yakni Kaledonia Baru, Fiji, dan Tonga.

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2013, negara kepulauan ini didiami oleh 4,242,048 jiwa, dan diprediksi akan meningkat sekitar 17% pada tahun 2019 ini.

Menganut sistem pemerintahan secara kesatuan parlementer dan monarki konstitusional, negara yang di nakhodai oleh Perdana Menteri Jacinda Ardern ini baru saja berduka. Sebuah aksi teror menimpa warga negara New Zealand. Teror ini bahkan menelan korban nyawa tak berdosa hingga berjumlah 50 orang. Tak pelak aksi biadab tersebut segera menuai berbagai kecaman dari belahan dunia. Ramai pemimpin negara menyampaikan duka yang mendalam terhadap tragedi kemanusiaan di negara yang memiliki keanekaragaman hayati unik ini.

Tidak hanya negara lain yang ikut berduka, penduduk asli New Zealand pun turut murka atas kejadian yang merenggut nyawa saudara-saudari mereka. Jacinda, bahkan enggan menyebut nama pelaku, dan lebih memilih menyematkan kata teroris kepadanya. Sebuah diksi kata yang terdengar menyejukkan. Ia, Jacinda, tidak ingin menyeret satu komunitas atau agama apapun yang ditengarahi menjadi triggerkejadian kelam ini. Baginya, tindakan teroris bukanlah mewakili sebuah komunitas ataupun ideologi. Tidak pula mewakili dari negara mana pelaku berasal. Disini, peran pemilihan kata terbukti mendinginkan suasana yang bisa saja melahirkan sikap sentimen dan anti terhadap ras tertentu.

Paska teror yang berlangsung sekitar sepekan silam, berbagai fenomena menarik terjadi di sana. Ada pelajaran berharga yang bisa dipetik dari peristiwa pilu tersebut. Jacinda, Perdana Menteri perempuan yang dikenal cerdas, menunjukkan sikap hormat dan menipiskan batas antara rakyat dengan pemimpin. Meski sederhana, pelukan hangat darinya saat mengunjungi kerabat korban, dianggap obat penawar duka bagi keluarga korban yang baru saja ditinggalkan oleh mereka yang dicintainya. Derai air mata tersapu dengan sikap bersahaja seorang pemimpin di negara yang didominasi oleh keturunan bangsa-bangsa dari Eropa.


Tidak hanya dari pemimpinnya, rasa solidaritas atas dasar kemanusiaan juga ditunjukkan oleh Mongrel Mob. Sebuah geng motor yang konon ditasbihkan sebagai geng motor paling berbahaya di New Zealand.

Seperti di kutip dari portal Detik, Tanielu Fatu, salah satu anggota geng tersebut, mengutuk keras aksi yang menyebabkan 50 orang meninggal dunia itu. Pimpinan Mongrel Mob, Sonny Fatu, menyatakan kelompoknya akan mengamankan Masjid Jamia di Hamilton, North Island.

"Kami akan mendukung dan membantu saudara-saudara muslim kami seberapa lama pun mereka membutuhkan kami," ucap Fatu seperti dikutip media lokal New Zealand, Stuff.co.nz.

Bentuk solidaritas juga ditunjukkan dengan digelarnya Tarian Haka, tarian perang tradisional suku Maori. Suku yang menjadi mayoritas kedua setelah keturunan dari bangsa eropa. Tarian tersebut, merupakan sebuah dukungan moral dan bentuk penghormatan terhadap korban penembakan di dua masjid di Christchurch.


Seolah tak ingin ketinggalan dengan Mongrel Mob, dan suku Maori, hari ini, tepat pada Jum'at tanggal 22 Maret, ribuan penduduk New Zealand berdiri berjajar sembari membentuk rantai manusia atau human chain. Mereka datang dengan berpakaian sopan dan membentengi umat muslim yang hendak menunaikan ibadah sholat Jum'at. Sebuah bentuk solidaritas yang menimbulkan rasa decak kagum setelah aksi keji yang terjadi di Christchurch. Saya yakin, ada banyak air mata tertumpah di sana. Air mata bahagia ditengah tragedi yang baru saja menimpa keluarga korban.



***
Dari ulasan berbagai media yang saya baca, baik pemimpin New Zealand maupun penduduk di sana, kata "kami dan kita" adalah kata yang kerap dilontarkan. Secara sederhana, kata-kata tersebut adalah sebuah cerminan ikatan yang kuat antar komunitas di New Zealand. Mereka berusaha mengabaikan perbedaan dalam hal apapun. Sikap humanis ini merupakan bentuk sikap yang dewasa dalam menyikapi perbedaan. Perbedaan adalah keniscayaan untuk ditiadakan. Saya yakin, perbedaan akan senantiasa ada sepanjang bumi masih kokoh berputar pada sumbunya. Bukankah perbedaan hadir untuk melengkapi warna-warni di kehidupan ini?

Semoga kita bisa belajar bersikap lebih humanis, seperti yang disuguhkan dengan begitu indah oleh penduduk New Zealand. Sikap yang belakangan kehilangan ruhnya akibat perbedaan preferensi politik yang menjemukan.


©Skydavee 2019
Sumber gambar: google
Referensi:
1. Wikipedia/Selandia Baru
2. Kala Geng Motor Janji Cegah Masjid Kembali Kena Teror
Diubah oleh skydavee 28-03-2019 03:03
20
7.1K
155
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
The Lounge
The LoungeKASKUS Official
922.9KThread82.7KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.