Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

kripikirAvatar border
TS
kripikir
Nyaman itu bukan Aku
Nyaman itu bukan Aku

Perkenalkan aku Abi, seorang cowok berusia remaja, yang masih duduk di bangku SMA kelas tiga. Aku hanyalah anak SMA biasa, yang berusaha mencoba mencari banyak teman, juga mencari kebahagiaan di usia remaja. Kehidupan sekolahku juga biasa saja, tidak begitu spesial, hanya berangkat naik kendaraan umum, turun di perempatan, kemudian lanjut jalan kaki untuk menuju ke sekolah, sesampainya di sekolah juga biasa, masuk kelas, meletakkan tas, keluar kelas sambil duduk di depannya, kemudian bercengkrama dengan teman-teman lain sembari menunggu bel masuk tiba, namun beda cerita jika ada pekerjaan rumah yang belum di kerjakan, masuk kelas tidak langsung keluar untuk ngobrol, tapi cari pinjaman dulu pekerjaan rumah teman buat di contek. Kisah cinta masa SMA ku semua berawal dari teman-teman dekat ku, terdiri dari enam laki-laki termasuk aku, yang tak jelas jalan hidup di sekolah, ada yang berotak pintar, tapi masuk sekolah hanya tiga sampai empat hari dalam seminggu, ada juga anak basket, tapi paling pendek di antara kita, ada juga anak motor, yang sekaligus menjadi playboy di kalangan anak-anak SMK, menjadi playboy di SMA dia tidak laku. Kebiasaan kita berenam jika waktu istirahat atau setelah pulang sekolah, selalu nongkrong di kantin luar sekolah, kadang juga nongkrong di rumah teman ku yang pemain basket, karena rumahnya dekat dari sekolah, dari kegiatan nongkrong inilah sering bertemu dengan lawan jenis yang menarik untuk di bahas bersama teman-teman, kalau tidak adik kelas, pasti anak sekolah lain yang lewat di dekat sekolah. Dari sering membicarakan cewek yang lewat di sekolah inilah kadang membuat kita penasaran dengan siapa sosok cantik itu, mencoba mencari tahu nama, kelas apa jika di adik kelas, atau sekolah mana jika beda sekolah, dan akhirnya mencari-cari informasi nomor hp, dapat nomor hp barulah mulai mencoba ngobrol via pesan.

Suatu waktu ada sebuah keajaiban di sekolah, tanpa ada gosip berhembus, tiba-tiba saja ada bel panjang menandakan waktu pulang sekolah, jam di dinding belum menunjukaan waktu untuk pulang sekolah, tapi pagi setelah istirahat pertama sudah pulang, senangnya kita, kita berenam mengobrol mau apa kita di jam segini, pulang kok rasanya males, akhirnya di putuskan nongkrong di rumah teman yang pebasket itu. Sesampainya di rumah teman, hal pertama yang di obrolkan adalah, kenapa hari itu ada keajaiban pulang pagi, ada apa gerangan? semua teman-teman pun tak tahu pasti apa alasannya, tapi apapun alasan hari itu pulang pagi, kami pun tak mau tahu, yang penting pulang pagi. Di sela-sela kami berenam mengobrol, terdengar suara perempuan, jika di rasa dari suaranya, sepertinya tidak seorang diri, ada beberapa orang, kita pun mencoba memelankan suara, untuk mendengar dimana arah suara perempuan-perempuan itu, tetiba mereka datang dan berkumpul di rumah samping rumah teman ku. Namanya juga cowok, yang awalnya ngobrol apapun itu, langsung di saat itu juga berubah jadi mengobrol tentang si segerombolan perempuan di samping sana, mereka terlihat dari tempat kita nongkrong, rambut-rambut mereka yang melambai terkena tiupan angin pun tampak, tersirat sebuah ide dari salah satu teman ku untuk mencoba mencari perhatian mereka, yang sebenarnya iseng dengan hanya menyapa "Hai...", namun di awal sapaan mereka acuh, kemudian keluar celetukan dari teman ku yang lain "Kok sombong sih", dan tetap tidak ada respon. Dari pada malu, mencari perhatian mereka terus, kita lanjut saja ngobrolnya, sambil curi pandang, biar tahu paras cantiknya, lama-kelamaan ngobrol, salah satu perempuan dari gerombolan di samping rumah itu, seperti sedang membicarakan kita dan melihat ke arah kita, lagi-lagi keluar celetukan dari teman ku "Lagi ngomongin kita ya?", dan akhirnya ada respon "Ngapain ngomongin situ", di balas lagi sama teman ku "Mau ajak kenalan ya?", dan obrolan kita semua langsung terdiam, karena penasaran ingin mendengar apa balasannya, balasan yang datang nadanya ketus "Pede banget, siapa juga yang mau ngajak kenalan", entah teman ku ini manusia apa, tiba-tiba saja dia beranjak dari tempatnya dan berjalan ke arah mereka sambil berbicara "Ya sudah, kalau gitu aku saja yang ngajak kenalan", setelah mendengar itu, aku dan teman-teman ku yang lain bergegas berdiri, mengikuti dia. Sesampainya di rumah samping rumah teman ku, teman ku ini menyapa dengan lembut "Hallo..., boleh kenalan tidak?", karena perempuan-perempuan ini diam seribu bahasa, akhirnya malah teman ku yang memperkenalkan diri, sembari menyebut salah satu nama perempuan di sana, yang namanya dia perolah dari melihat badge nama di seragam sekolahnya, setelah tahu satu, akhirnya kami yang lainnya pun menyusul tanya nama perempuan-perempuan yang lainnya, dan bersambut kita tahu nama semua perempuan di sana. Namun ada seorang perempuan yang dari tadi hanya diam, tidak begitu banyak bicara seperti teman-temannya yang lain, dia seperti malu, dan hanya tersenyum kecil sembari mendengarkan celotehan teman-teman ku. Tidak berselang lama, karena tidak mau mengganggu mereka, akhirnya kita pun balik ke tempat tongkrongan kita, dan jelas obrolannya ke mengarah ke perempuan-perempuan yang baru saja kita ajak kenalan.

Keesokan harinya, waktu berada di sekolah, obrolan mengenai segerombolan perempuan kemarin pun juga masih berlanjut, walau beberapa saat harus terdistorsi dengan pembicaraan mengenai pelajaran saat itu, apalagi hari itu ada pelajaran matematika. Baru di waktu pulang sekolah, teman ku yang pemberani mengajak kenala kemarin, mengingatkan kita mengenai perempuan-perempuan kemarin, lanjutlah kita mengobrol sambil berjalan ke parkiran, dan benar saja, teman ku sang playboy anak SMK, sudah tahu kontak dari masing-masing perempuan kemarin, mereka kemarin para perempuan itu merupakan pelajar SMK, tahu informasi itu, semuanya langsung heboh meminta kontak. Malam harinya, entah kenapa terpikirkan sosok perempuan pendiam di atntara segerombolan perempuan-perempuan yang penuh tawa dan bicara, seperti penasaran akan siapa sebenarnya dirinya, tak lama kemudian langsung coba aku tanyakan nomor hp si perempuan pendiam itu kepada teman ku, sewaktu berjalan ke arah parkiran waktu pulang sekolah tadi, aku belum sempat meminta, karena teman ku sudah repot mengurusi teman-temanku yang lain. Setelah mendapat nomor hpnya, aku pun ragu untuk menghubungi dia, rasanya malu dan tak tahu harus mengawali obrolan dengan apa, salah-salah malah dia tidak mau lanjut ngobrol. Nekat saja, aku coba untuk mengawali obrolan melalui pesan dengan "Hai, ini benar dengan Bunga?", hanya tinggal menekan kirim pun rasanya susah sekali, ragu mau menghubungi dia, bergerumun dengan keraguan, aku putuskan memberanikan diri untuk mengirim pesan dengan nada canggung itu.

Semalam setelah aku kirimkan pesan ke nomor hpnya, tidak ada balasan langsung darinya, hingga aku berangkat ke sekolah, bertemu kembali dengan enam temanku, mereka bercerita kembali mengenai perempuan kemarin, mereka mencoba mengirim pesan, dan mereka mendapat balasan, dan aku hanya bisa diam di antara teman-teman ku yang bahagia karena pesannya di balas, aku sampai saat itu pun belum ada balasan pesan dari dia, ya sudah aku mencoba untuk melupakan, dan lebih memilih untuk berbincang seru dengan teman ku. Bel pertanda istirahat pertama berbunyi, aku teringat kembali tentang pesan ku yang belum terbalas, aku lihat kembali hp ku, benar saja tidak ada notifikasi pesan yang masuk, segera aku masukkan kembali hp ku ke kantong celanaku dan keluar kelas untuk menemui teman-teman ku yang sepertinya mau mengajak pergi ke kantin. Bel istirihat usai, bersambut dengan bel pergantian jam pelajaran, kemudian bel pulang sekolah terdengar, lupa rasanya aku menantikan pesan dari sosok perempuan yang membuatku penasaran, aku memutuskan untuk melanjutkan pulang kerumah, sembari melepas lelah, aku mencoba mencoba memejamkan mata ku sejenak, namun aku terkejut dan terbangun dari tidurku, setelah mendengar suara hp ku, yang mendapat telepon dari teman ku, ternyata dari tadi dia mencoba mengirim pesan kepadaku tapi tidak segera aku balas, teman ku hanya mau mengajak nanti malam untuk bermain futsal, jawaban dariku pasti akan aku iyakan jika ajakannya bermain futsal, setelah ku hentikan percakapan dengan teman ku, ku lanjutkan mengecek pesan yang teman ku kirim beberapa kali tadi, namun tidak aku jawab, siapa tahu ada informasi penting mengenai janjian futsal ku nanti malam, tanpa kusadarai, terselip sebuah pesan balasan, dari yang sudah aku nantinkan dari kemarin malam, sebuah pesan yang berisi balasan dengan nada lembut dengan kata "Maaf, baru sempat aku balas, dari semalam aku banyak kegiatan. Ini siapa kalau boleh tahu?", sesaat membaca pesan itu, yang sebelumnya masih mengantuk saat menjawab telepon dari teman ku, di waktu itu juga langsung terperenjat, kesadaran ku kembali dengan seketika, senang akhirnya dia membalas, tapi aku bingung harus membalas pesan itu dengan kalimat apa, mau ku bisa lanjut mengobrol dengannya. Aku putuskan untuk memperkenalkan diri "Aku Abi, aku yang waktu itu kenalan dengan kamu dan teman-teman mu saat kumpul di samping rumah teman ku. Masih ingat kan?", dari pesan bernada canggung ini, akhirnya aku mulai mendapat balasan berkelanjutan yang ramah, setiap berkirim pesan selalu di balas, walau memang seperti waktu di awal, mengirim pesan malam hari, balasnya baru siang hari, tapi tak apa, untuk perempuan yang membuatku penasaran ini, aku rela menanti.

Keesokan harinya seperti hari-hari ku sebelumnya, kegiatanku di mulai dengan mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah, setelah semalam sempat berbalas pesan dengn dia, menjalani sekolah pagi ini senang sekali rasanya. Sesampainya di sekolah, pagi itu aku langsung meletakkan tas ku di bangku ku, kemudian mengecek hp, siapa tahu ada pesan dari dia, ternyata tidak ada, kulanjutkan pagi itu dengan keluar kelas untuk mengobrol bersama teman-teman ku, tapi untuk saat ini, aku belum mau membicarakan perihal perempuan ini kepada teman-teman ku, antara aku malu dan masih terlalu dini saja menceritakan ini kepada mereka. Hari demi hari, setiap pulang sekolah hingga malam hari, aku mencoba berkirim pesan dengan perempuan bernama Bunga yang telah membuat ku merasa penasaraan dari pertama bertemu, hal yang kita bicarakan di pesan, tak jauh dari hal-hal basa-basi, seperti menceritakan teman ku, atau bercerita mengenai temannya, kadang juga membicarakan masalah pribadi dia. Dari beberapa lama selalu komunikasi via pesan, rasanya kita semakin dekat, setiap apa yang kita bicarakan nyambung juga, rasanya ingin mencoba mengajak ketemu, tapi aku belum berani.

Suatu waktu pada hari Minggu, karena suntuk berdiam diri di rumah, dan teman-teman ku tidak ada yang punya waktu untuk bertemu, akhirnya aku putuskan untuk sekedar jalan-jalan di tempat ramai yang ada di daerahku, sembari cuci mata melihat apa yang ada. Saat melewati lorong antara toko-toko yang berjajar, tepatnya di depan toko acesories perlengkapan wanita, aku melihat sesosok yang rasanya familiar di mataku, dia berjalan keluar dengan temannya, aku seperti merasa kenal, tapi kenapa aku lupa siapa dia, tiba-tiba saja tatapan kami bertemu, dan aku merasa canggung, karena aku lupa dia siapa, kemudian dia menyapa "Ini Abi kan?", aku jawab dengan nada malu "Iya ini aku Abi", dia membalas "Akhirnya bisa ketemu juga ya", dalam hati aku bertanya, siapa perempuan ini, dan aku hanya menjawab "Iya", sebuah kalimat mengejutkan ku akhirnya terucap "Kita setiap hari hanya ngobrol lewat pesan, tapi belum pernah ngobrol secara langsung. Senang bisa bertemu dengan kamu Bi", mendengar kalimat itu, hatiku berdegub kencang, tanpa ku sadari aku bertemu dengan dia, penampilannya berbeda ketika dia tidak mengenakan seragam sekolah, gaya pakaiannya tidak selayaknya anak perempuan yang mencoba mengikuti trend masa kini, terlihat santun, dan wajahnya yang malu-malu waktu itu, saat bertemu pertama kali, dia terlihat berhias senyum lebar menyapaku, sayangnya momen pertemuan pertama ku tak berjalan lama, setelah itu dia berpamitan, karena ada teman bersamanya yang sudah menunggu di belakang dari tadi. Hari Minggu macam apa ini? kenapa aku bisa bertemu dengan dia di waktu dan tempat yang tak ku duga, aku juga kenapa bodoh sekali, lupa wajahnya.

Pertemuan kita pertama ini, mebuat kita semakin intens dalam berkirim pesan, rasanya kita juga semakin dekat, aku mencoba meyakinkan diri untuk mengajaknya bertemu, dan mengutarakan perasaanku, tapi lagi-lagi aku ragu, takut jika segalanya tak berjalan semestinya. Kali ini ku coba bercerita dengan teman-teman ku, mereka mendukung akan apa yang ingin aku lakukan, mereka semua rela membantu, bagaimana caranya agar kita bisa bertemu. Sama seperti hari sebelumnya, aku berkirim pesan dengannya, hingga suatu ketika saat berkirim pesan, entah apa yang terjadi padaku, aku menuliskan sebuah pesan "Apa tidak ada yang marah jika kita setiap hari seperti ini?", balasan pesannya langsung cepat, dan aku takut untuk membacanya, "Siapa yang akan marah, tidak akan ada yang marah jika kita setiap hari seperti ini. Aku malah senang ada teman untuk di ajak ngobrol", dan aku pun menjawab "Jadi tidak akan ada yang marah dengan kita berkirim pesan setiap hari. Kamu senang mengobrol dengan ku, tapi kamu apa suka aku?", tak kusadari pesan itu aku kirim kepadanya, betapa bodohnya aku, menyatakan rasa suka lewat pesan, sebuah pesan pun masuk, mau membuka pesannya, jari ini rasanya sulit sekali untuk bergerak, terbacalah pesan itu "Iya tidak ada, kamu ngomong apa sih? aku suka ngobrol sama kamu, karena kamu orangnya selalu mendengarkan keluh kesah ku, dan membuat ku selalu tertawa", sebuah jawaban menggantung, yang sebenarnya aku merasa lega, karena pesan ku tak berbalas pahit. Kejadian berkirim pesan itu, menyelimuti benak ku, apa yang harus aku lakukan, aku terlanjur memberikan sebuah pernyataan yang tak seharusnya aku katakan melalui sebuah pesan, panik melanda ku, ku coba untuk bercerita dengan teman ku apa yang terjadi, keesokannya saat kita bertemu, mereka mengerubungi ku, bukan mau mengolok-olok ku, tapi malah mendukung ku untuk mengajak bertemu, aku tak tahu harus mengajak dia bertemu dengan cara apa, teman ku sang playboy anak SMK ini memiliki ide, bagaimana jika mengajak teman-temannya untuk bertemu di suatu tempat, dan akhirnya aku mengiyakan saja, jujur aku bingung tidak punya ide lain.

Tiba hari dimana janjian bertemu dengan dia dan teman-temannya, pertemuan ini di persiapkan teman ku untuk bertemu di taman kecil, dekat dengan lapangan, tempatnya sejuk, dan memang banyak bangkunya, aku datang dengan teman-teman ku, dia pun datang dengan teman-temannya juga, saat berjumpa selalu teman ku yang membuka percakapan dengan kawan-kawannya, aku hanya diam dan mendengarkan saja, aku melihat dia seperti bersembunyi di antara teman-temannya, melihat ku rasanya malu, pandangannya selalu tertunduk, hingga akhirnya saat duduk bersama, dia memilih untuk duduk paling jauh, sehingga tak begitu mendengar dan memperhatikan kita. Aku beranikan diri, karena ini waktu tepat untukku, mulailah aku beranjak dari tempat duduk ku, dan mencoba mendekati dia, temanku hanya melihat saja, rasanya mereka seperti meneriaki semangat untuk ku, dengan mereka tetap terus mengobrol seru, aku menyapanya "Hai Bunga", dia kaget, kemudian membalas "Eh.. Abi", ku tanyakan "Apa aku boleh duduk di sampingnya?" yang sebenarnya berjarak satu bangku kosong dari dia, belum berani untuk sedekat itu, jawabnya "Boleh", mulailah aku berucap mengenai apa yang aku utarakan saat berkirim pesan dengannya beberapa waktu yang lalu, dan tiba di kalimat yang sedikit bergetar "Apa kamu suka dengan ku?", tak ada kata berbalas, hanya sebuah gerakan kepala yang mengangguk, di saat itu rasanya hati ku seperti runtuh, betapa senangnya aku, perasaan ku yang ku pendam beberapa minggu berkenalan, akhirnya tersampaikan juga.

Sebulan sejak kita berpacaran, di minggu-minggu awal setiap hari selalu berkirim pesan, menanyakan kabar, jika di pagi hari saat sudah sampai sekolah aku beri dia kabar, hingga akhirnya bertemu untuk pertama kali setelah di taman itu, ku ajak bertemu di sebuah pujasera yang terkenal untuk nongkrong di daerah ku, maklum aku tidak tinggal di kota besar, pujasera yang tak terlalu besar saja, sudah menjadi tempat mewah bagi orang daerahku, dari bertemu, pesan makanan, yang aku bayar dari mengumpulkan sisa uang saku, akhirnya mengobrol panjang kesana kemari, dari semenjak itu hingga sebulan ini, aku mulai mengenal siapa Bunga ini, dia adalah perempuan pemalu, yang tidak terlalu aneh-aneh seperti teman-temannya, tapi dia tipe orang yang ingin di perhatikan, walau secara tersirat dia tidak begitu menunjukkannya, tapi aku tahu kadang dia seperti ngambek saat tidak begitu aku perhatikan pesannya, aku suka dengan Bunga, pemikirannya dewasa, tak terlalu kekanak-kanakan, apa masalah dia, di terima apa adanya.

Sudah sekitar hampir berjalan enam bulan kita berpacaran, dan bulan-bulan itu menjadi bulan sibuk bagi aku dan dia, namanya juga anak kelas tiga, persiapan ujian sudah menanti, dia yang memperispkan diri dengan segala sesuatu ujian prakteknya, aku mepersiapkan diri dengan berbagai macam ujian uji coba, rasanya sudah hampir satu bulan kita berkirim pesan tak terlalu intens, bertemu saja tidak pernah ada waktu, parahnya dua minggu belakangan tak ada yang namanya berkirim pesan. Seminggu setelah segala macam ujian uji coba aku lalui, aku masih belum menanyakan kabar dia, sibuk pikiran ku dengan ini itu, mumpung waktu itu sedang santai setelah menghadapi berbagai macam ujian, aku putuskan untuk jalan-jalan sebentar, keliling tempat nongkrong para anak muda di daerahku, sembari melihat pemandangan karena tempatnya memang masih hidup, ku lewati sebuah jembatan, tak kusangka aku bertemu dengan dia, setelah beberapa bulan tidak sempat bertemu, namun dia ada di sana dengan cowok lain, aku terkejut saat melihatnya, dan entah kenapa saat itu dia juga menengok ke arah ku, seperti terjadi begitu saja, apa yang aku lakukan hanya melempar senyum kepadanya, dan dia terkejut saat melihat ku.

Apakah aku sedih? iya, enam bulan kita pacaran banyak hal yang sudah kita bagi bersama, saat ingin bertemu aku rela meminjam sepeda motor teman, karena di rumah sepeda motor hanya ada satu, itupun harus bergantian dengan kakak ku, saat janjian mau jalan, uang saku sudah aku persiapkan untuk di sisakan, entah bagaimana caranya harus seirit mungkin, dari tak tahu malu minta di jemput dan antar pulang oleh teman, sampai jajan paling hanya minta, semua itu ku lakukan demi dia. Tapi aku sebenarnya merasa belakangan ada yang aneh dengan tingkahnya saat berkirim pesan, biasanya membalas dengan pesan panjang serta banyak cerita, tiba-tiba saja dia hanya membalas singkat, seperti tergesa-gesa, waktu itu aku berpikir, mungkin dia sedang serius mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian. Apakah ada kata putus dari aku ataupun dia? tidak ada sama sekali terucap kata itu, aku tahu alasan dia kenapa memilih cowok itu dari pada aku, waktu kita mengobrol sebelumnya, pernah aku tanyakan, apa yang akan dia lakukan setelah lulus SMK nanti, jawaban dia tak tahu, mungkin akan langsung bekerja, memang keadaan keluarga dia tidak begitu mampu untuk melanjutkan sampai jenjang bangku kuliah, makanya dia sosok yang dewasa dan terlihat mandiri. Alasan ku menerima keputusan dia dengan lapang dada, walau tetap saja sakit, karena setelah ku coba untuk mencari informasi, ternyata cowok itu adalah cowok yang lebih mapan, bukan kaya, tapi dia sudah bekerja, aku sadar aku hidup di daerah, bukan kota besar, perempuan lebih mencari lelaki yang di pandangnya lebih bisa bertanggung jawab, dari pada hanya sekedar cinta saja, apalagi di usia menjelang dewasa. Dari sini aku sadar, nyaman itu bukan aku.

Spoiler for Sumber Cerita:
2
1.4K
8
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Stories from the Heart
Stories from the HeartKASKUS Official
31.6KThread42.8KAnggota
Urutkan
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.