priscilladeabyAvatar border
TS
priscilladeaby
10 Sekuel Animasi Terbaik dalam Sejarah


Setiap awal tahun cenderung menjadi waktu yang kurang tepat untuk merilis sebuah film box office. Tetapi bulan Februari ini menawarkan sebuah kebetulan di box office: Dua film animasi besar yang merupakan sekuel dari film yang sangat disukai banyak orang. Awal bulan ini, ada The LEGO Movie2: The Second Part, film terbaru dari franchise film LEGO. Kemudian di bulan yang sama ditutup dengan How to Train Your Dragon: The Hidden World, sebuah akhir dari trilogi karya Dreamworks. Sekuel film animasi bukan sesuatu yang jarang kita temui belakangan ini (seperti halnya film pada umumnya), tetapi tidak banyak yang mampu memuaskan penggemar setelah penantian panjang. Mari kita lihat 10 sekuel animasi terbaik yang pernah dirilis.


10. Finding Dory




Empat rilis sekuel Pixar di musim panas secara beruntun dimulai pada tahun 2016 dengan Finding Dory. Bagi sebagian orang, film ini sudah lama ditunggu-tunggu (khususnya Ellen DeGeneres, yang sering setengah bercanda meminta sekuel dalam acara talkshow-nya). Bagi sebagian orang lainnya, ada kekhawatiran bahwa kembali ke dunia Finding Nemo ibarat mencari masalah. Kenyataannya kita berada di tengah-tengah - Finding Dory adalah film yang sangat bagus, animasi dengan detail warna yang mendalam yang selalu ditawarkan Pixar, dan menyimpan twist dari film pertama. Kali ini, Dory mencari tahu tentang keluarganya yang sudah lama hilang dan menjelajahi akuarium di California Utara, sementara Marlin dan Nemo mengekor dibelakang. Film ini belum bisa disandingkan dengan Finding Nemo, tetapi Finding Dory masih bisa dikatakan sukses.


9. Incredibles 2




Sama seperti lamanya waktu yang dibutuhkan Andrew Stanton untuk kembali ke dunia Finding Nemo, Brad Bird juga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kembali ke dunia superhero yang ia ciptakan lewat The Incredibles. Dan seperti halnya dengan finding Dory, Incredibles 2 tidak sebagus pendahulunya, karena bagaimana mungkin? Kejutan dari film pertama sudah hilang, tetapi Bird (sekali lagi berperan sebagai penulis sekaligus sutradara) mampu melahirkan  inversi yang bagus dari film pertama, dimana ia lebih fokus kepada Helen Parr memaksimalkan kemampuan superhuman-nya. Dan, sesuai harapan, adegan action yang diperlihatkan sama mendebarkan dan luar biasa seperti film originalnya yang dirilis 2004 silam. Sayang, kedalaman karakter dan emosi nya masih belum sebanding.


8. How to Train Your Dragon 2




Seiring berjalannya waktu, serial How to Train Your Dragon terasa semakin langka. Ini adalah film trilogi yang cukup berani untuk tidak memaksakan konsep yang sama seperti yang biasa dilakukan kebanyakan film animasi modern lainnya. Tidak ada upaya untuk mengisi naskah dengan referensi pop-culture atau lelucon yang hanya dimengerti orang dewasa. Malahan, terbukti dari sekuel How to Train Your Dragon 2 tahun 2014, serial ini berkomitmen untuk membangun karakter utamanya Hiccup bersama naganya Toothless dan dunia yang mereka tempati. Meskipun tidak sebagus film terakhir dalam seri ini, How to Train Your Dragon 2 membangun emosi tak terduga dan mengharukan, menciptakan karakter baru dalam diri ibu Hiccup yang telah lama hilang (disuarakan oleh Cate Blanchett), dan menghadirkan desain animasi yang sangat mencolok.


7. The LEGO Movie 2: The Second Part




Lima tahun berselang, agak sulit bagi The LEGO Movie 2:The Second Part untuk bisa menyamai kesuksesan yang diraih film originalnya yang dirilis 2014. Salah satu nilai daya tarik dari film pertama terletak dalam kejutan dari mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi - terungkap dalam film itu bahwa semua peristiwa animasi didalamnya adalah buah imajinasi seorang anak, dan tetap diperluas dalam film ini, tetapi dengan beberapa pemeran live-action baru, termasuk Maya Rudolph. Mengingat kejutan dari film pertama sudah tidak ada, The LEGO Movie 2 tetapi punya nilai daya tarik sendiri. Chris Pratt kembali lagi sebagai Emmet, tetapi lebih menonjol sebagai Rex Dangervest, karakter hyper-maskulin yang membantu Emmet menyelamatkan teman-temannya dari Sistar System. Meskipun The LEGO Movie 2 tidak sebagus yang pertama, film ini tetap menyenangkan.


6. Monsters University




Prekuel seringkali menjadi ide yang buruk, baik dalam film animasi ataupun live-action. Penonton cenderung sudah tahu bagaimana nasib beberapa karakter dalam prekuel itu nantinya - tepat dimana mereka memulainya di awal film original. Tetapi Monster University justru menjadikan pengetahuan ini sebagai keunggulannya, dimana ia berfokus pada makhluk bola mata Mike Wazowki (disuarakan oleh Billy Crystal) dan usahanya untuk menjadi yang terhebat dalam sejarah monster. Mengetahui bahwa Mike pada akhirnya akan gagal adalah twist yang aneh, tetapi memiliki dampak emosional yang lebih mendalam. Meskipun Monsters, Inc. memiliki style yang luar biasa, Monster University menyempurnakan kedua karakter utama, Mike dan Sulley, dengan cara yang berbeda dari film pertama.


5. How To Train Your Dragon: The Hidden World




Dragon yang baru ini, seperti film lain yang akan kita bahas nanti dari daftar kali ini, terasa seolah memang sudah dirancang untuk menjadi yang terakhir dalam franchise How to Train Your Dragon. Menceritakan sekitar 1 tahun setelah kejadian di film sebelumnya, The Hidden World berfokus pada bagaimana pemimpin bangsa Berg, Hiccup (disuarakan oleh Jay Baruchel) mencoba menciptakan utopia dimana manusia dan naga dapat hidup berdampingan dengan damai. Dan tentu saja, ada penolakan terhadap ide tersebut, dan komplikasi naga Hiccup, Toothless bertemu dengan Light Fury (bayangkan naga Night Fury, tetapi...terang). Apa yang ditawarkan The Hidden World adalah animasi yang lebih indah dari sebelumnya, adegan aksi yang dikoreografikan dan berjalan dengan baik, dan beberapa adegan yang sebagian besar bebas dialog dimana Toothless dan Light Fury saling berinteraksi dengan manis sekaligus canggung. Ini adalah ending yang sempurna untuk sebuah trilogi yang solid.


4. The LEGO Batman Movie




Anda mungkin tidak setuju dengan saya bahwa The LEGO Batman Movie sebenarnya adalah sekuel. Mungkin disebut prekuel atau spin-off atau apapun, tetapi faktanya sederhana: tanpa The LEGO Movie di tahun 2014, kita tidak akan mendapatkan film yang luar biasa lucu, serba cepat, dan tajam ini. Film ini juga bisa dibilang sekuel dari The LEGO Movie karena mengejek semua film Batman sebelumnya. Will Arnett, kembali sebagai Batman dengan suara seraknya, jarang lebih lucu daripada interpretasinya sebagai sang Pahlawan Bersayap dan Bruce Wayne. Batman ini mati-matian berusaha untuk menahan amarahnya karena ia menginginkan keluarga baru sebagai pengganti dari mereka yang hilang beberapa tahun lalu. Film LEGO Batman, seiring berjalannya waktu, secara keseluruhan terasa seperti film LEGO yang terbaik, perpaduan pahlawan yang superhero masa kecil yang konyol sekaligus cerdas.


3. Spider-Man: Into the Spider-Verse




Sebuah film yang secara langsung merujuk kepada semua film Sam Raimi tentang pahlawan laba-laba Spider-Man adalah sekuel dalam kamusku. Desain liar dan kisah penuh twist dari Spider-Man: Into the Spider-Verse menunjukkan bahwa film ini sama ekspansifnya dengan film Spider-Man yang pernah kita lihat. Animasi unik film ini menghidupkan kisah Miles Morales, yang pertama kali bertemu Peter Parker (disuarakan oleh Chris Pine) ketika mencoba untuk mengalahkan gangster Kingpin yang menakutkan. Namun setelah Peter meninggal, Miles menemukan dirinya terjebak di tengah-tengah pertarungan interdimensial, dimana beberapa Spider-heroes (termasuk Peter Parker lainnya) bekerja sama dengannya demi mengalahkan Kingpin sekali dan untuk selamanya. Into the Spider-Verse adalah sebuah animasi yang luar biasa, ditambah dengan kisah Miles yang secara mengejutkan emosional dan sejumlah besar humor jenaka. Intinya, ini adalah sekuel yang sangat bagus.


2. Toy Story 3



20 menit terakhir dari film tahun 2010 ini bukan pertama kalinya film Pixar mencoba untuk membuat penontonnya menangis. Tetapi dua adegan klimaks - pertama, dimana Sheriff Woody, Buzz Lightyear, dan teman-teman mereka tampaknya menuju kematian yang berapi-api, dan yang kedua, dimana Andy Davis menyerahkan mainannya kepada seorang gadis kecil yang bersemangat - adalah salah satu pengalaman emosional paling intens dalam sejarah animasi. Petualangan menuju klimaks tersebut juga sangat menyenangkan, dimana mainan tersisa dari kamar Andy turut menjadi bagian dari mainan di pusat penitipan anak terdekat, diawasi oleh beruang maniak yang berbau seperti stroberi. Hampir satu dekade kemudian, film ini tidak sesedih film kedua dalam serial ini, tetapi masih menjadi cara yang hebat untuk mengakhiri serial ini. 

1. Toy Story 2




Ada perbedaan tipis antara Toy Story 2 dan Toy Story 3. Kedua film ini melakukan pekerjaan yang sangat baik dalam menyadari waktu yang berlalu, keduanya sarat dengan ide-ide kompleks, dan keduanya meninggalkan pengalaman emosional yang dalam. Apakah adegan "When She Loved Me" lebih menyedihkan daripada saat dimana Woody dan kawan-kawannya memandang maut dengan berani? Adegan pertama, dengan lagu yang dibawakan Sarah MacLachlan, mungkin lebih dahsyat karena menyuarakan kepada audiens sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Dan di sekitar adegan itu, Toy Story 2 adalah film aksi yang sangat menegangkan dengan twist lucu tentang apa yang terjadi dalam film original 1995, membiarkan Woody menikmati ketenaran yang pernah dimiliki Buzz. Fakta bahwa, yang mungkin diketahui semua penggemar fanatik Pixar, film ini sepenuhnya dibuat dan dianimasi ulang 9 bulan sebelum akhirnya dirilis pada November 1999 hanya untuk menambah kualitas tinggi dari film ini.



SUMBER:Jokermovie.Club

INSTAGRAM: @jokermovie.club
9
9K
63
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Movies
Movies
19.9KThread17.5KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.