Quote:
Tangerang, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kekecewaannya soal dana pendidikan yang begitu besar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), namun hasilnya belum sesuai harapan.
Bendahara Negara menuturkan, kendati pemerintah telah mengalokasikan 20 persen anggaran pendidikan, atau di APBN 2019 ditetapkan sebesar Rp492,5 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 435 triliun.
"Anggaran pendidikan 20% dari APBN masih belum memadai. Kami kecewa karena beberapa lulusan bahkan tidak sampai ke tingkat yang kami harapkan," ujar Menteri Sri Mulyani saat menyampaikan paparan di acara kelulusan Apple Developer Academy di Green Office Park, Tangerang, Selasa (12/3/2019).
Kekecewaan Sri Mulyani bukan tanpa dasar, sebab, merujuk pada hasil skor penilaian siswa internasional (PISA), skor Indonesia masih tertinggal dengan sejumlah negara-negara lainnya di Asean seperti Thailand dan Vietnam.
Sebagai gambaran, skor PISA digunakan untuk mengukur indikator kualitas pendidikan di suatu negara meliputi: matematika, ilmu sains dan membaca.
"Kita di belakang negara Asia selama 10 tahun terakhir. Anggarannya ada, tapi masih ada masalah penggunaannya secara efektif," tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu.
Sejalan dengan hal itu, Menteri Sri Mulyani menekankan, kebijakan pemerintah menganggarkan alokasi 20 persen APBN untuk bukan kebijakan yang populis, karena pemerintah ingin, generasi muda Indonesia punya hak untuk belajar dengan baik dan memiliki harapan besar bisa bersaing dengan bangsa lainnya di dunia.
Karena itu, pemangku kepentingan di bidang tersebut harus merancang pembangunan manusia secara inklusif dan berkelanjutan. "Ini bukan sesuatu yang populis, tapi bagaimana kami mempersiapkan generasi muda agar mendapat pendidikan baik dan bisa bersaing secara global," ujar Sri Mulyani.
Hal yang sama yang disoroti Sri Mulyani adalah selain mengalokasikan anggaran pendidikan, "penyakit" serupa juga dialami pemerintah yang telah mengalokasikan belanja kesehatan 5% dari APBN atau sebesar Rp 100 triliun. Namun, belanja kesehatan belum maksimal.
saya mo mengutip tulisan seorang guru honorer di bima (NTB) yang memberikan info juga ke forum luar yang member-member nya dari seluruh umat dunia, yang concern di sebuah bidang permasalahan tertentu, yang forumnya ngebahas kurang lebih bahasan dunia techie.
Quote:
On occasion there's a reason why someone cannot get a job on real life.
The maximum ordinary ones is the dearth of degree.
Humans degree your talent using a chunk of paper. I actually have made a few apps, i constructed my very own house via promoting the apps that i made.
Yet i'm having trouble locating actual life process, due to the fact i don't have a degree on programming. My current actual lifestyles job is as a center faculty english trainer with $30 / month earnings.
I take into account several years ago doing psd to html on fiverr for $ due to the fact well, fiverr doesn't require a diploma as a way to do a job.
Balasan dari member negara lain lumayan kaget juga
Quote:
where do you stay that english instructors are most effective paid 30$/mo? are not instructors normally paid fairly nicely in evaluation to different jobs in most international locations? I suggest if 30$ is a lot in your us of a it is different however if no longer this is odd. reality be spoken, I don't know all of the wages world wide, simply thought that teachers could normally earn quite a honest salary.
Trus dia jawab lagi buat nambal sulam yaa usaha online
Quote:
I make my living by using selling web hosting, vps, apps, programming, and stuff like that. However i don't want to stay 24/7 on my home, gotta perform a little actual life stuff and socialize. Therefore the english instructor with $30 / mo revenue.
I live in indonesia, to be precise it is on Bima. But i'm pretty sure quite a lot everywhere on indonesia, honorary instructor were given paid underneath $100 / month, i have heard a few news a number of the trainer even at the far flung vicinity got $10 / month.
Dan yah intinya, sayang aja sih kalo ada juga kemampuan seorang teknis pengajar yang ngga cuma punya kualifikasi inggris tapi juga memiliki kualitas kemampuan keterampilan lain, masih dihargai dengan upah honorer.