Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

awanbiru308Avatar border
TS
awanbiru308
Naik KRL, Efek Kejut Branding Andalan Jokowi

Kamis, 07/03/2019 11:16 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden petahana Joko Widodo mendadak naik kereta rel listrik (KRL) dari Jakarta menuju Bogor pada Rabu (6/3). Dia turut berdesak-desakan bersama penumpang. Upaya ini dinilai tak efektif dibandingkan kebijakan yang merakyat jelang Pilpres 2019.

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menganggap Jokowi berupaya mempertahankan kesan bahwa dirinya adalah sosok yang merakyat. Menurutnya, wajar jika ada pihak yang berasumsi demikian. Terlebih, Jokowi pun kerap bersikap seperti itu selama ini.
"Merakyat, branding andalan Jokowi," kata Adi

Namun, Adi menilai langkah itu terbilang tidak mujarab. Masyarakat tidak akan begitu saja menganggap Jokowi merakyat.

Menurutnya, pilpres saat ini berbeda dengan 2014 silam. Kini, Jokowi adalah seorang capres petahana. Oleh karena itu, kesan merakyat Jokowi seharusnya ditampilkan melalui kebijakan yang berpihak kepada masyarakat kecil.

Adi mengatakan Jokowi akan lebih disorot atas kinerjanya, bukan dari sikapnya yang sekadar berdesak-desakan bersama penumpang di KRL.

"Kebijakan merakyat yang dirasakan langsung jauh efektif dari sekadar naik KRL. Kalau 2014 mungkin laku," katanya.

Adi mengatakan sikap Jokowi naik KRL tidak akan berpengaruh signifikan terhadap popularitasnya. Begitu pula jika hal serupa dilakukan terus menerus oleh Jokowi selama masa kampanye berjalan.

Pada 2014 lalu, kata Adi, upaya seperti itu laku dan mampu menimba simpati masyarakat secara optimal. Alasannya, karena sikap demikian berlawanan dengan presiden sebelumnya, yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Adi mengatakan SBY adalah tokoh pemimpin yang formal dan jarang berjumpa langsung dengan masyarakat. Karena itu, publik tercengang dan mengapresiasi ketika Jokowi melakukan hal yang tidak dilakukan SBY.

"Saat ini beda cuaca politiknya, lebih variatif, yang disorot mulai kebijakan yang merakyat hingga isu relasi dengan ulama dan umat Islam," kata Adi.

Adi menilai sikap merakyat yang ditunjukkan Jokowi dengan berdesakan di KRL seakan tak berpengaruh di tengah isu disharmonisasi dengan sejumlah elite ormas Islam maupun isu perbaikan ekonomi.

Sementara Direktur Eksekutif Charta Politica Yunarto Wijaya menyebut Jokowi tengah berupaya membangun kembali ingatan publik, terutama terkait citra dirinya dekat dengan masyarakat.

Saat menjadi Gubenur DKI Jakarta, Jokowi memang kerap blusukkan ke masyarakat. Dia juga sering mengecek langsung program-program yang dilaksanakan dengan turun ke lapangan.

"Ingin bikin efek kejut dan momen seperti yang bisa dia lakukan sebelum jadi presiden," ucap Yunarto saat dihubungi pada Rabu (6/3).

Presiden Joko Widodo menumpang KRL commuter line saat hendak pulang ke kediamannya, Wisma Bayurini, Istana Kepresidenan Bogor, Kota Bogor. Jokowi naik dari Stasiun Tanjung Barat, Jakarta Selatan, sekitar pukul 17.30 WIB.

"Benar (Presiden Jokowi naik KRL dari Stasiun Tanjung Barat)," kata Kepala Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com

https://www.cnnindonesia.com/nasiona...andalan-jokowi

Pencitraan yg hendak di framing : presiden berdiri dan berdesak2an dgn penumpang padahal paspampres bisa minta previleges demi keamanan kepala negara,, biar si mukidi di bilang merakyat.
Ternyata jurus masuk got sudah gak mempan untuk dibilang merakyat
emoticon-Big Grin

1
2.5K
21
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671KThread40.9KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.