Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

LordFariesAvatar border
TS
LordFaries
Jawaban Prabowo soal Penculikan dan Video Cak Nun

TRIBUN-MEDAN.COM - Tragedi berdarah peristiwa 1998, penculikan aktivis HAM masih menyimpan misteri. Dalang pelaku hingga nasib aktivis yang belum ditemukan.

Salah satu ceramahnya yang kini viral di media sosial, Emha Ainun Najib alias Cak Nun menguak kasus penculikan aktivis di tahun 1998.

Secara khusus, Cak Nun mengungkapkan kesatuan-kesatuan dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), kala itu, dan kini jadi TNI, memang diperintahkan untuk menculik aktivis.

Namun, perintahnya bukan hanya menculik, tapi melenyapkan sejumlah orang yang dijadikan sebagai sasaran penculikan tersebut.

Menurut Cak Nun, selain kesatuan yang di bawah Prabowo Subianto, ada sejumlah kesatuan lainnya ABRI, yang bertugas mengambil orang-orang yang sudah dianggap sebagai orang berbahaya.

"Jadi, salahnya Prabowo Subianto itu, yang diculik tidak dipateni, kalau dipateni seperti yang lainnya, tidak ada persoalan," katanya dalam satu acara.

Prabowo Subianto itu salah satu yang diperintah untuk mengantisipasi oleh kelompok-kelompok aktivis.

"Memang diculik, tapi ora dipateni, kalau dipateni ora onok masalah," katanya.

Jadi, ada beberapa kesatuan yang diperintah untuk menculik dan memusnahkan.

"Salahnya Prabowo Subianto yang diculik tidak dimusnahkan, makanya Pius Lustrilanang, Haryanto Taslam, itu berterima kasih kepada Prabowo Subianto dan sekarang masuk Gerindra," katanya.

Peristiwa penculikan memang terus menjadi kontroversi berkepanjangan dan nyaris selalu diangkat, khususnya saat Prabowo Subianto maju untuk bertarung menjadi calon presiden (capres).

Terkait kasus penculikan itu, sejumlah fakta memang terkuak di antaranya dari sejumlah korban penculikan yang ternyata tidak dihabisi, khususnya di pasukan Prabowo Subianto tersebut.

Akhirnya, Prabowo Subianto dijadikan sebagai orang yang dianggap sebagai dalang penculikan dan penghilangan paksa orang-orang yang terjadi di tahun 1997 tersebut.

Peristiwa penculikan dan gelombang demonstrasi yang melanda tersebut juga menjadi kasus yang dikaitkan dengan peristiwa penculikan aktivis.

Sementara itu, kasus penculikan aktivis dan penghilangan paksa orang di tahun 1997 juga berimbas pada sejumlah nama jenderal.

Ada di antara sejumlah jenderal setelah kejatuhan Orde Baru (Orba) tidak bisa bertandang ke luar negeri.

Mereka yang tidak bisa keluar negeri karena terancam ditangkap di sejumlah negara tertentu itu memang masih mengisi posisi jabatan penting di negara ini.

Sedangkan Prabowo Subianto sendiri masih bebas berpergian keluar negeri dan tidak ada ancaman akan ditangkap karena tuduhan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

Isu terkait dengan penculikan tidak dimunculkan di saat Prabowo Subianto berpasangan dengan Megawati Soekarnoputri, tapi dimunculkan di tahun 2014, khususnya di saat pertarungan Pilpres 2014.

Hal tersebut dimunculkan lagi di kancah Pilpres 2019.

Terkait fenomena itu, sejumlah kalangan termasuk di antaranya Cak Nun angkat bicara untuk mengungkap peristiwa dan misteri yang terjadi di kala itu.

Tanggapan Prabowo
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto angkat bicara atas tudingan kasus penculikan 1998, yang dilontarkan Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi.

Hal tersebut tampak dari unggahan Prabowo melalui akun Twitter @prabowo, Selasa (5/2/2019).

Awalnya, Teddy Gusnaidi mengomentari sebuah artikel yang membahas soal Paradise Papers di mana terdapat nama Sandiaga Uno.

Artiket tersebut berjudul "Soal Paradise Papers, Sandiaga Uno: Materi yang Didaur Ulang".

Dalam kicauannya itu, Teddy mempertanyakan apakah aksi penculikan yang dilakukan Prabowo pada 1998 silam juga merupakan materi daur ulang.

"Loh.. penculikan yang dilakukan @prabowo tahun 98, masih terasa hingga hari ini oleh keluarga korban. Apakah itu materi daur ulang juga?" tulis Teddy.

Beberapa jam berselang, Prabowo lantas memberikan tanggapannya.

Ketua Umum Partai Gerindra ini menegaskan bahwa dirinya berdomisili di Indonesia dan juga memiliki SKCK dari kepolisian.

Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya selalu menghadiri semua pengadilan pada masa lalu.

Ia bahkan menegaskan tidak akan kemana-mana.

"Bung @TeddyGusnaidi, saya berdomisili di Indonesia. SKCK dari kepolisian saya punya. Setiap pengadilan dimasa lalu saya hadiri. Saya tidak kemana-mana. Setia berjuang untuk rakyat," balas Prabowo.

Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto angkat bicara atas tudingan kasus penculikan 1998 dari Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI).
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto angkat bicara atas tudingan kasus penculikan 1998 dari Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI). (twitter @prabowo)

Kicauan itu lantas kembali dibalas oleh Teddy.

Menurut Teddy, SKCK tidak ada hubungannya dengan kasus penculikan 1998.

Teddy juga mempertanyakan pernyataan Prabowo yang pernah mengaku melakukan penculikan dalam wawancara di sebuah media.

"Bung @prabowo

1. SKCK gak ada urusan dengan pemecatan anda karena kasus penculikan aktivis. Belajar lagi soal SKCK ya..

2. Anda akui anda melakukan penculikan saat wawancara dengam Tempo. Wiranto pun mengatakan hal itu..

3. Yang bilang anda kemana-mana siapa? Saya gak nanya," twit Teddy.

Namun, hingga berita dibuat, Prabowo tidak tampak kembali memberikan jawabannya untuk tudingan Teddy itu.

Tudingan Teddy pada Prabowo terkait kasus penculikan 1998 bukan hanya baru kali ini dilakukan.

Sebelumnya, Teddy juga pernah menuliskan soal penculikan aktivis HAM pada masa 1998 melalui kicauannya.

Kicauan itu bahkan dibantah oleh Partai Gerindra melalui akun Twitter @Gerindra yang diunggah pada Senin (1/9/2018).

Awalnya, Teddy Gusnaidi mengungkit kembali soal penculikan aktivis HAM pada masa 1998.

Politisi PKPI itu menuliskan sejumlah kicauan yang berisi tudingan kepada Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Kenapa Prabowo dan Tommy Soeharto beserta Partai pendukung Prabowo-sandiaga tidak pernah mau mengadakan acara nonton bareng Peristiwa 1998? Karena saat itu rezim soeharto tumbang dan Prabowo terlibat dalam penculikan dan penghilangan aktivis,"tulis Teddy Gusnaididi awal cuitannya.

Lebih lanjut, Teddy mengunggah 12 postingan berisi hal serupa.

"Mereka sibuk menyebarkan informasi bahwa @Prabowo di fitnah sebagai penculik. Padahal Prabowo nya sendiri mengakui bahwa dia melakukan penculikan...," kata Teddy.

Menanggapi hal tersebut, Gerindra langsung memberikan bantahan.

Menurut Gerindra, Teddy hanya inggin menggiring opini seolah-olah Prabowo adalah penculik aktivis.

Padahal, kata Gerindra, para aktivis yang sempat diamankan oleh Tim Mawar sudah pulang ke keluarga m

asing-masing dalam keadaan hidup.

"Orang-orang seperti anda itu hanya ingin menggiring opini bahwa Tim Mawar juga yg menyebabkan hilangnya 13 org aktivis yg hingga saat ini masih belum ditemukan.

Padahal penjelasan Mugiyanto sudah jelas, terjadi 'perebutan tawanan', yg artinya bukan hanya Tim Mawar yg bergerak.

Anda dan kelompok anda itu hanya ingin menggiring opini seolah pak Prabowo & Tim Mawar lah yg melakukan pengamanan kepada 13 orang aktivis tersebut.

Padahal sudah jelas 9 orang aktivis yg diamankan Tim Mawar sudah pulang kepada keluarganya masing-masing dalam keadaan hidup," jawab Gerindra.

http://medan.tribunnews.com/2019/03/07/jawaban-prabowo-soal-penculikan-dan-video-cak-nun-teddy-kenapa-tidak-nonton-bareng-peristiwa-1998?page=all

Injih mbah
Diubah oleh LordFaries 07-03-2019 02:40
1
3.7K
29
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Mari bergabung, dapatkan informasi dan teman baru!
Berita dan Politik
Berita dan PolitikKASKUS Official
671.7KThread41.4KAnggota
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Ikuti KASKUS di
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved.